Nonton Konser Anniversary 30 Tahun Dewa di Grand City Surabaya

Nonton Dewa 30 Tahun Anniversary Surabaya

Sebagai baladewa yang lumayan sejati, daku gak boleh melewatkan acara ini. Walaupun toket, eh, tiketnya gak murah ya, maratus rebu untuk festival, tapi gas lah ya! Walaupun sebelumnya udah nonton Dewa di Jazz Traffic, tapi gatau kenapa aku harus nonton lagi! Karena yang ini kek spesyel itu. Ada Ello, ada Ari Lasso, dan Virzha.

Konsernya 27 Mei 2022. Harinya Jumat njir. Aku berangkat dari Nganjuk habis jumatan sekitar jam 2 sore. Sampe Mbungurasih udah magrib. Maklum macet ya jam-jam sore tuh.

Dari Mbungur ke Grand City Convention Hall itu 11 km. Aku naik grebkar habis 70 ribuan ya ampun tolong mahal. Haha. Tapi daripada aku naik len atau angkutan umum lainnya, pasti akan telat karena yuno lah pasti angkutan umum gitu nunggu penuh baru berangkat. Trus agak ribet karena harus nanya dulu naik angkutan yang mana xixixi

Hujan gerimis membuatku milih grebkar. Ternyata ada untungnya juga. Mukaku yang udah minyakan, kumus-kumus, kayak orang susah ini pun jadi bisa dilap pake tisu minta draiwer greb. Haha

Naik Grab Car ke Konser Dewa Surabaya

Kira-kira hampir sejam otewe ke grensiti. Nyampe lokesyen jam 7 kurang.

Banyak penonton yang pada kompakan pakai kaos offisyel Dewa kayak aku. Kaos seharga hampir duaratus ribu itu worth to buy juga untuk acara nonton konser begini. Pridenya dapet gitu. Padahal secara bahan, agak panas btw. Maklum bukan katun bambu kesayanganku. Xixixi

Agus Mulyadi datang beberapa menit kemudian. Dia pakai kaos Mojok. Memudahkanku dalam mencari dia yang saat itu pakai masker putih.

Agus Mulyadi dan Mas Ndop

Sayangnya, aku sejak nyampe grensiti, lha kok kebelet pipis. Iseng masuk toilet cowok dan masuk bilik buang air besar dan aku gatau caranya! Haha

Yaudah aku langsung cur saja. Habis itu gimana-gimananya dipikir belakangan. Setelah cur selesai, aku tengok kiri kanan gak nemu keran atau selang air. Njir ini gimana cawiknya sodara-sodara???

Stress adem panas kringetan di dalam bilik jahanam itu, akhirnya kupencet-pencet, kutarik-tarik besi yang ada di belakang wese. Mengalirlah air untuk menyiram pipisku dan air di dalam wese pun terhisap. Hmm.. ini manukku disiram pakai apa btw???

Akhirnya terpaksa banget nget nget, aku tarik tisu di samping dan kulap manukku sampe kering. Karena masih ragu, aku ambil tisu lagi dan kubasahi dengan air yg mengalir ke wese dan kulap ke manukku lagi. Mbuh wis suci apa nggak gak tau! Hahah

Keluar dari toilet, aku diganggu sama bisikan syetan yang bilang kalau celana pendekku gak suci. Njir di saat pingin seneng-seneng nonton konser, kenapa syetan sempet-sempetnya ngasih perasaan cemas was-was akan najis begini sih anjeng?! Hahahah

Aku ngantri scan barkod tiket bareng Agus Mulyadi. Konser Dewa kali ini bener-bener paperless. Bahkan gelangless. Jadi kru cuma sken barkod pakai alat khusus and that’s it! Kita bisa masuk! Cuman kalau mau keluar trus masuk lagi, gabisa deh bestie. Makanya pipis dulu is a must! Soalnya konsernya nanti dua jam! Eh lebih!

Konser yang jadwalnya jam 7 malam, molor sejam. Jam 8 malam tiba-tiba di layar ditampilkan bendera merah putih plus musik Indonesia Raya. Yak! Kita nyanyi lagu Kebangsaan dulu ya gaes! Dan serpraisingli, semua penonton masih hafal lagu Indonesia Raya! Hahaaha udah di luar kepala sih ya!

Konser dibuka dengan intro Mukadimah. Saya rasa di Indonesia hanya Ahmad Dhani yang bisa bikin intro yang kualitasnya sekelas Mozart. Lagu pertama Selamat Pagi dinyanyikan Ello dengan apik. Vokalnya prima banget. Cuman memang jangkauan nada tingginya masih kalah sama Virzha.

Panggung Dewa 19 Surabaya

Tapi kemoon dud, menyanyi gak cuma tentang nada tinggi kan? Menyanyi itu soal rasa. Gimana sang penyanyi bisa menyampaikan pesan dari liriknya ke pendengar dengan baik. And that’s it! Soal nada tinggi kan bisa diakali dengan falseto.

Kalian bisa tonton sendiri video rekaman cuplikan konser di bawah ini ya. Gak aku rekam semua. Rugi dong akunya nanti. Udah bayar maratus ribu, eh klen bisa nonton gratisan haha. Gak sih, bukan itu alasannya. Nonton konser sambil ngrekam itu rasanya TIDAK NIKMAT!

Etapi biar postingannya rodok berbobot, aku review pendek setiap lagu yang dibawakan Dewa di konser 3 tahun Anniversary aja ya.

Lagu Selamat pagi dinyanyikan Ello dan Virzha dengan tanggapan bengong penonton karena banyak yg gatau lagunya. Huahaha. Akusih tau melodinya. Tapi liriknya blas gak apal! Haha

Agus Mulyadi apal dong! Haha. Karena aku gamau kalah, aku brosing lirik dong! Hahaha

Lagu kedua, Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi. Juga dibawakan oleh mereka berdua secara gantian. Maklum lagunya Dewa itu capek kalo dibawakan sendirian. Apalagi ini konser ada 25 lagu loh! Jadi gamungkin dinyanyikan sendirian.

Banyak nada tinggi yang gak diambil okeh wokelis dan I think it’s fine soalnya penonton semua ikut menyanyi. Xixixi dan bodo amat sama ketidaksempurnaan wokelis di depan sana. Haha

Lagu ketiga, Still I’m Sure We’ll Love Again. Lagu yang sangat langka, bahkan belum pernah dibawakan secara live kalau menurut Ahmad Dhani. Jadi daku merasa beruntung sekaligus merinding banget ketika Ello membuka liriknya dengan “There was a piano..” njiiiir, banyak baladewa senior yang bersorak gembira. Tapi tidak untuk baladewa muda yang ov kors mereka plonga plongo ini lagu apaan kok bahasa enggres? Hahaha

Lagi-lagi nada tinggi di lagu ini dibawakan dengan kurang sempurna tapi penonton mah bodo amat! Hahaha emang ini lagu susah. Ari Lasso emang setinggi itu ngebawain lagu ini versi rikordingnya. Jadi semua ketidaksempurnaan sangat wajar terjadi dan sangat dimaafkan.

Lagu keempat, Cinta Gila. Dibawakan kak Dhani dengan suara beratnya yg khas. Kalau lagu ini sih semua Baladewa tahu ya. Jadi semua ikut nyanyi bareng.

Lagu kelima, Larut. Yang sempet wairel karena masuk di list lagu “kua kui”. Haha. Lagu ini dibawakan oleh Virzha. Aku gak begitu suka sama lagu ini. Tapi tetep enjoy umak-umik walaupun gak begitu hafal liriknya. Xixixi

Di lagu Risalah Hati, dibawakan sama Virzha lagi. Suara Virzha emang pas banget ngebawain lagu-lagu Dewa yang dinyanyikan Once. Kalau Ello pasnya Dewa Ari Lasso. Di lagu Risalah Hati, aku suka sama desain visualnya yang gedung-gedung perkotaan biru gemerlap bling-bling. Risalah Hati menurutku adalah lagu Dewa yang capek banget dinyanyikan karena gak ada istirahatnya haha.

Lagu ketujuh, Lelaki Pencemburu. Dibawain sama kak Dhani dan Virzha. Kurang begitu suka juga sama lagu ini. Tapi duet mereka sangat apik! Dhani nada rendah, Virzha nada tinggi.

Berikutnya, lagu Dewa era Ari Lasso, Aspirasi Putih. Sayakin gak banyak yg tahu lagu ini. Kecuali Baladewa senior. Akusih tahu ya. Cuman gak hafal liriknya. Haha. Aku hidup di masa ini. Tapi masih esempe klas 1. Gak paham lirik politik. Xixixi.

Lagu Aspirasi Putih dibawakan oleh Ello dengan beking wokal Kak Dhani. Lumayan bagus! Gujab!

Lagu kesembilan, Cukup Siti Nurbaya. Dibawakan oleh Ello. Woh kalau lagu ini semua generasi baladewa bakalan tau. Semua nyanyi!!

Lagu berikutnya, Restoe Boemi. Dibawakan Ello. Lagu ini mudah. Karena Ello ngambil nada rendah. Nada tinggi dinyanyikan oleh beking wokel mbak siapa lupa namanya haha.

Lagu ke sebelas, Pangeran Cinta. Dibawakan oleh kak Dhani dan bagian reff oleh Virzha dengan suaranya yang serak basah, tinggi, dan laki banget. Suka dengan visual backgroundnya. Keemasan kayak Asgard di film Thor.

Lagu Angin juga cocok banget dinyanyikan oleh Virzha. Semua lompat-lompat mengikuti dentuman drum dari kak Agung.

Lagu Cinta sebagai lagu ke tigabelas, berhasil membius penonton karena suara Virzha di sini sangat amat masyuuuk ke dalam hati sanubari. Suka dengan wizuel backgroundnya yang kayak pintu yang ngezoom in unlimited times. Keren ih! Jadi kepo sama visual designernya.

Dewi di bawakan oleh Virzha. Kurang suka sama lagu ini. Jadi skip ya haha.

Lagu ke 15 adalah Juliette. Lagu baru yang diciptakan oleh Ahmad Dhani untuk Ello. Kurang suka sama lagunya juga huahaha.

Lagu ke 16, Tak Kan Ada Cinta yang Lain. Tentu saja dibawakan oleh Ello. Walaupun lagu ini menurutku kurang pantes dibawakan ala vokal rocknya Ello. Magisnya jadi berkurang. Okay next..

Ada kejadian membagongkan ketika nonton. Tiba-tiba mbak-mbak di belakangku njawil aku. Ketika aku nengoknke belakang, mbaknya bilang dia gak kelihatan.

LHA TRUS? Aku kudu piye? Mengendekkan badan? GAK ISO MBAAAK. Aku yo tuku tikeeeet!! Mangatus ewu (disebut terus haha)!!! Dadi aku berhak ndelok mbaaak! Nek ancen aku duwur dan iso ndelok negleh, yo kui jenenge PRIWILIJ! Alias kemudahan yg diberikan secara gratis sama Gusti Alloh!

Setelah mbaknya sambat gak kelihatan, aku jadi gak begitu nyaman mengikuti konser. Ada perasaan bersalah karena tubuhku tinggi. Sehingga mbaknya ketutupan gegerku.

Lagu Arjuna yang dibawakan oleh Virzha lumayan bikin aku terkesan karena dia sanggup menjangkau nada tinggi melengking pas reffnya.

Lagu sejuta umat, Pupus, sanggup bikin penonton nyanyi bareng. Lagu patah hati paling bagus se-Indonesia ya Pupus ini sih. Apalagi aku yang habis patah hati ini, lagu Pupus bener-bener jadi sontrek hidupku sampe sakit hati ini sembuh. Halah pret we ki ndop. Pacaran ae ratau kok dadak patah hati barang ik. Hahaha

Kak Dhani lalu membawakan Sedang Ingin Bercinta yang merupakan lagu ke 19 sepertinya. Vokal kak Dhani ol aut banget pas di bagian belakang. Ful pawer! “Waku sedang.. Waku ingeeen.. Waku sedang.. ” diakhireli dengan, “Waku ingeeeeeeeeeeeen… he he heeen… ”

Lalu tiba-tiba panggung pura-pura udah selesai aja. Pura-pura serprais. Padahal semua baladewa udah tau lah kalau Ari Lasso mau tampil. Dan bener sih. Di layar menampilkan tulisan putih “Ari Lasso” dengan background merah gradasi hitam.

Dan lagu Cinta Kan Membawamu Kembali dibawakan Ari Lasso dengan sangat menyentuh. Aku mau nangis sampe gak kuat nyanyi njir. Kak Ari rambutnya masih pendek ya. Belum numbuh panjang gaes. Sabar yaaa.

Kak Ari sering menyodorkan mic ke penonton. Sebuah trik supaya vokalnya gak terforsir di satu lagu.

Lagu Kirana menjadi lagu ke 21. Dibawakan Ari Lasso dengan sangat apik dan prima. Gak ada tanda-tanda habis sakit. Trus yang aku salut, pitch control Ari Lasso itu gila. Bisa akurat! Gilaaa! Gujab kak Ari!

Lagu ke 22, Roman Picisan. Yang konon ini lagu diciptakan untuk Ari Lasso. Kemudian akhirnya harus dinyanyikan Once (mungkin dengan aransemen beda juga) karena Ari keluar dari Dewa. Dan ternyata emang pantes banget kok Roman Picisan dinyanyikan Ari Lasso.

Lagu Kangen, lagu favorit baladewa “pemula” sukses bikin SEMUA penonton nyanyi bareng kak Ari. Suara kak Ari juga sanggup menjangkau nada tinggi. Terharu bangeeeet ya amplop kak Ari nyanyinya olaut!

Separuh Nafas yang dinyanyikan oleh ketiga vokalis, Ello, Ari, Virzha, saya kira akan menjadi lagu penutup. Ternyata enggak!

Lagu ke 25, sekaligus penutup, Kamulah Satu-Satunya, sukses bikin penonton lonjak-lonjak. Jujurly saya capek banget nyanyi 2 jam lebih bestie! Walaupun gak mungkin aku nyanyi full lirik. Tetep aja capeeek. Makanya ketika lagu ini menjadi penutup, penonton pasrah gak ada yang protes. Hahaha. Beda kayak konser sebelah ya. Biasanya penonton minta kurang. Yang ini bener-bener pas! Semua diperhitungkan dengan matang.

Ahmad Dhani ternyata kemarin (26 Mei) ulang tahun. Kalian nyangka gak kalau Ahmad Dhani itu Gemini? Aku kira Leo loh! Soalnya dia kek bossy banget kan? Ternyata Gemini dong! Zodiak yg dibenci banyak netizen tiktok! Hahaha

Semua kru dan pemain band berkumpul di atas panggung. Al membawa roti tar plus lilin. Ahmad Dhani Meniup lilin yang kemudian menjadi penutup acara konser ulang tahun dewa 19 ke 30.

Oh iya, bekgron panggung berubah menjadi wajah Ahmad Dhani semua. Bahkan ada wajah Ahmad Dhani versi separuh nafas yang kelihatan cantik. Haha

Penonton buyar. Aku sama Agus masih di dalam hall. Kayak gak rela pulang cepet-cepet. Haha. Gak ding. Males berdesakan aja. Akutu gak mau dipegang-pegang gratis sama orang lain. Kalau berdesakan gini kan otomatis bersentuhan dengan orang lain. Hahah

Selfie habis nonton konser Dewa

Aku dan Agus keluar venue. Rencananya kami mau nongkrong ngopi-ngopi dulu. Tapi apalah daya cafenya tutup bestie! Yowis kota duduk-duduk di trotoar saja. Trus tiba-tiba teman Nganjuk menelfun. Aku diajak pulang bareng naik mobil.

Foto di depan pintu masuk venue

Di trotoar itulah kami perpisah. Selfie dulu ding. Okay Gus, aku pulaaaang! Siyu nekst taim! Di konser-konser berikutnya!

Foto lagi bareng Agus Mulyadi

Aku pulang naik mobil bareng kak Krisna dan Kak Edy. Mereka teman Nganjuk runners. Pernah ikut Kediri Half Marathon bareng-bareng. Mumpung sama-sama Nganjuk, yowis pulang bareng saja. Sebelum ke Nganjuk, kami mampir beli minum dan burger di Burger King dan mampir makan di penyetan daerah Kedungdoro Surabaya.

Makan Bebek di Kedungdoro Surabaya

Di sepanjang perjalanan pulang, kami sibuk memuji penampilan Dewa yang sangat memuaskan tadi. Bagi kak Nana dan Edy, mereka pertama kali nonton konser setelah pandemi. Kalau aku kan kedua kali ini. Pertama pas Jazz Traffic di Lawang Malang 2 minggu sebelumnya.

Walaupun aku kedua kali, tapi aku juga sama-sama puasnya. Soalnya gak ada drama-drama macet kayak di Lawang. Gak ada drama kehujanan juga karena kan indoor. Sound system di Grand City Convention Hall juga bagus banget anjay!

Untuk menghindari kak Edy ngantuk, tugasku adalah ngajak dia ngobrol. Soalnya kak Krisna sudah tidur pules karena capek dan kenyang. Untungnya aku orangnya kyuriyes, jadi adaaa aja pertanyaan yang aku kasih ke kak Edy. Yang membuat kak Edy akhirnya cerita sejarah Bung Karno. Mantab! Hahahah

Sebelumnya postingan ini ke mana-mana, yuk kita akhiri saja!

Bye bye!

Komen yuk kak!