Black Camping Surabaya: Standup Comedy by Abdur Arsyad

Akhirnya, aku bisa merasakan foto di panggung Balai Pemuda Surabaya! Yay! Tepatnya di acara Black Camping, standup comedy show oleh Abdur Arsyad (@abdurasyad).

Jadi acaranya diadakan pada 28 Oktober 2023. Tidak seperti acara stendap sebelumnya, kali ini venuenya gampang dicari karena ada banyak papan petunjuknya. Jadi langsung sat set ketemu. Emang standar acara itu kayak gini sih.

Papan petunjuk Black Camping

Papan petunjuk Black Camping

Papan Petunjuk Black Camping

Yuk, cerita dari awal..

Inilah gunanya apdit sosmed di waktu yang sama. Bukan besoknya. Bukan beberapa hari berikutnya.

Di tiktok pernah ada yg ceramah, kalau kita gaboleh update sosmed saat ini juga. Soalnya kalau ada orang berniat jahat ke kita, kita gampang banget ditemukan.

Hmm.. sebuah point of view (POV) yang menurutku terlalu negative thinking terhadap dunia. Atau sebuah POV yang menjauhkan kita ke Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Melindungi. Sebuah POV kekhawatiran yang justru membuat kita menjadi orang yang lemah.

Yang bikin konten gak paham seberapa besar kekuatan fikiran itu mempengaruhi semesta dalam bekerja ke diri kita. Semakin kita khawatir akan terjadi hal buruk, maka kita sebenarnya telah mengundang hal buruk itu terjadi ke kita. Semesta akan mengabulkan apa yang kita pikirkan, cepat atau lambat, tergantung seberapa kuat kita memikirkannya.

So, saya perseneli gak setuju sama pendapat mbak² yang ceramah itu. I have better POV. Aku percaya kalau kita berfikit positif, semesta akan memberikan sesuatu yg baik ke kita.

Jadi, aku sebelum berangkat ke Surabaya, aku update story seperti ini:

Kostum nonton Black Camping

Gak mungkin dong, di rumah saja pakai kostum sebegitu lengkap kayak foto di atas? Gak mungkin dong, ngafe di Nganjuk pakai sepatu? (Dulu sih mungkin. Sekarang orang cenderung simpel. Cukup pake sandal slop)

Dengan pakaian selengkap itu, pasti aku sedang otw ke luar kota mana gitu. Dan si Isnan (@isnan_wahyu) sudah pasti tahu kalau aku mau nonton Black Camping Surabaya.

Maka, dia chat ke aku pas aku sedang di dalam bis:

Chat Isnan Wahyu

Lumayan kan dapat tumpangan mobil? Huahaha.

Tapi sebenarnya di chat sebelumnya, Isnan nanya aku dulu sih, apakah aku nonton Black Camping atau enggak. Tapi pertanyaan itu pasti cuma untuk memastikan aja. Soalnya saya menduga dia yakin 70% mas ndop nonton Black Camping. Soalnya kalau komika ibukota ngadain acara stendap di Surabaya, aku 90% akan nonton.

Dari mana dia tahu? Ya karena saya update story terus!

Jadi, instead of worrying about orang yang jahat ke kita, kenapa gak berfikir sebaliknya? Dengan update story di waktu yang sama, orang yang mau berbuat baik ke kita akan gampang menemukan kita saat ini juga.

Okay, lanjut!

Poster Black Camping

Gara² naik bus Patas, aku jadi dapat air mineral yang harus kuhabiskan biar aku gak ribet bawa² botol. Dengan berbekal pengalaman sebelumnya, di mana aku gak kebelet pipis walaupun sudah minum air mineral, akhirnya aku minum habis airnya.

Tapi aku lupa, keadaan tiap orang itu beda setiap hari!

Pas nonton Habitat, aku keknya emang dehidrasi, jadi air mineral satu botol tidak bikin aku kebelet pipis. Sementara pas Black Camping, badanku baik² saja, jadi akupun kebelet pipis ketika otw ke Balai Pemuda.

Dan ini sebuah mimpi buruk buat aku yang enggan pipis di toilet kering. Apalagi kostumku saat itu sangat ribet penuh dengan kain! Sementara aku kalau pipis harus melepas celana semuanya. Bayangkan dengan konstum bengkel kayak gitu, melepas celana sama dengan melepas semua baju!

Di toilet kering, melepas semua baju alias telanjang bulet, itu kayak malu gitu. Soalnya ini bukan kamar mandi. Tapi kamar kecil. Kamar buat “si kecil” walaupun punyaku gak kecil sih. Standar dan agak tebel gitu kalo kata yg pernah liat :takut: . Xixixi.

Dan yang bikin aku pengen misuh, aku sudah pipis pas magriban di masjid terminal Bungur. Kok iso, kebelet maneh hanya dalam waktu setengah jam. Cuwok tel!

Sebenarnya pen bilang ke Isnan mampir Indomart atau Alfa, soalnya di situ kemungkinan besar toiletnya basah, ada bak mandinya. Tapi Surabaya saat itu rame banget. Pasti ribet kalau harus berhenti². Walhasil aku tahan kebelet ini sampe ke Balai Pemuda.

Namanya orang kebelet pipis, pasti membuat pikiran panik dan gak fokus. Yang ada di pikiran ini adalah JEDING! Mana jeding woey!

Apalagi saat itu parkiran Balai Pemuda penuh. Walhasil kami cari parkiran di depannya. Sebuah hotel apa gitu lupa. Garden Palace mungkin. Aku sebenarnya pen kencing di toilet satpam hotel. Dan setelah nanya, gak ada toiletnya! Huhuhuhe.

Yowis lah, kencing di toilet kering sajah. Walaupun ini bakalan super ribet, tapi akan saya hadapi dengan berusaha rileks.

Akupun ngantri menukar tiket dengan perasaan gundah gulana :cry:

Penukaran tiket Black Camping

Setelah menukar tiket online ke gelang, aku langsung masuk toilet lonte lante dua Balai Pemuda. Dan ternyata rhuuuwame banget. Walaupun isinya cowok semua, tapi kan tetap malu njir.

Soalnya akutu sudah terbiasa kalau kencing lepas semua. Aku khawatir kalau ada yang nginguk. Apalagi tinggiku 177 176 cm, pintu wese itu 170 cm an keknya. Jadi aku bisa melihat situasi di sekitarku. Kalau aku telanjang dan orang bisa liat mukaku, itu bakalan okwerd banget! Haha

Akhirnya aku keluar toilet dan gak jadi pipis. Aku tahan kebelet pipis yang makin jahanam menusuk kandung kemih ini. Aku berusaha senyum segrapyak itu ke teman² yang menyapaku. Sambil berfikir keras di mana air kencing bening ini aku buang. Berharap ada toilet basah di gedung ini. Sumpah kalau ada, aku bayar 100 ribu pun mau! Tapi pake kris aja ya! Haha

Aku sempat kepikiran jalan kaki ke Indomaret atau alfa terdekat demi kencing jahanam ini. Tapi aku gak enak sama teman² yang udah kepingin masuk teater dan maunya masuk bareng aku. Masa cuma gara² aku, mereka harus menanggung telat? Itu namanya aku egois.

Akhirnya, aku nekat masuk ruang teater Balai Pemuda. Dan ketika aku tengok ke kanan, ternyata ada toiletnya! Wow! Di sini pasti sepi. Soalnya orang² taunya toilet ada di luar teater. Tapi aku gak langsung kencing. Karena nanti bakalan makin lama dan makin gak dapat tempat duduk yang aku idam-idamkan: depan sendiri.

Aku memasuki ruang teater dan wow udah serame ini yang sudah stenbae duduk di kursi masing². Ribuan orang menunggu acara Black Camping dimulai. Sementara aku masih bergelut dengan kandung kemih yang semakin penuh.

Aku nitip tas ke Hakim (@fuadhakims), temen Surabaya yang udah janjian mau sebelahan duduknya. Lalu lari ke toilet untuk menunaikan tugas wajib bernama pipis. Kubiarkan Hakim dan Isnan mencarikan tempat duduk buat kami bertiga. Semoga dapat bangku depan deh. Walaupun sepertinya susah mencari tempat duduk jejer 3 yang kosong.

Di dalam toilet, ada 1 mas-mas yang untungnya bukan type aku sedang kencing ditoilet berdiri. Trus aku iri. Duh, kapan ya aku bisa kencing berdiri begitu? Kencing tanpa cawik. Habis kencing langsung masukin “adik” ke celana lagi. Simpel.

Sayangnya kok di agama saya apa-apa harus suci. Kencing ya harus cawik. Kalau enggak, uyuhnya bakalan nempel di sempak. Najis. Gak sah dibuat sholat.

Ribet kan, agama Islam itu? :cry:

Aku masuk ruangan wese tentunya. Dan benar saja. Pintunya irit banget. Tinggi seleher. Bawahnya pun tingginya di atas mata kaki. Ini kepala orang ngintip dari bawah pun bisa. Dari atas juga bisa. Tinggal jinjit doang. Atau kalau tinggi orangnya 180 cm ke atas, ya tinggal ciluk ba! Hayolo ngapain? Hahahha.

Katanya negara mayoritas Islam, tapi toilet kering yang sangat tidak islami (kencing berdiri, pintu wese yang kurang privat) menguasai tempat² umum. Apa harus saya yang jadi menteri agama? Biar ada regulasi: minimal harus ada satu toilet basah di tempat umum. Minimal satuuu saja. Sayakin banyak yg mau antri di toilet basah itu. Sayakin seratus trilliyun persen!

Di toilet, aku lepas sepatu, kaos kaki, lalu menaruhnya di tempat paling jauh di toilet untuk menghindari percikan air. Jadi aku taruh di pojokan. Lalu aku lepas tuh baju bengkel. Aku lepas lagi kolor sama sempakku. Aku cuma kaosan doang.

Lalu aku duduk di wese duduknya. Aku pipis kenceng banget. Serrrrrr! Lamaaa gak habis-habis. Keknya habis ini berat badanku turun sekelo. Haha. Setelah habis tuntas tak bersisa, aku merasakan lega selega-leganya. Senyum tulus akhirnya bisa merekah di mukaku. Aura priyayi yang sejak tadi tertahan pun akhirnya memancar keluar.

Etapi kelegaan itu cuma sebentar..

Yang bikin aku gak lega adalah di dalam wese ini gak ada cantolan bajunya. Walhasil aku sampirin di pintu. Aku khawatir ada yg iseng ngambil bajuku trus dia ciluk ba! Hayolo, keluar wese telanjang lu kapok! Hahahah

Untungnya itu cuma kekhawatiranku saja. Ya, kalau kejadian beneran, aku siap gelut sih! Hahaha :mad:

Setelah kencing tuntas, ini bagian teribet. Aku siram-siram tuh semua bagian tubuhku yang berpotensi kena percikan air kencing. Jadi aku siram si “adik” of kors, pantat, lalu paha, kaki. Banjir gak tuh toilet keringnya! Toilet keringnya saya ubah jadi basah gak tuh! Hahaha.

Bodo amat! :-P

Kalau harus bayar uang kebersihan, saya bayar kok! 100 ribu pun gak papa! Tapi bayar pake kris ya! Hahaha

Setelah membasahi separoh tubuhku, aku pake pakaianku semuanya. Trus aku deg-degan. Sepatuku ini kena percikan kencing gak ya? Hmmm. Kayaknya nggak deh. Kan kencingnya di dalam wesenya. Bukan di lantai.

Lalu kupakai kaos kaki dan sepatu. Nah, ini baru lega yang sebenarnya. Saatnya warga kabupaten tebar pesona ke warga kota!

Akutu melenggang ke teater sambil senyum. Namun itu cuma sementara. Tiba-tiba aku deg-degan. Hakim dan Isnan duduk di mana? Mau menghubungi mereka caranya gimana, kan hapeku ada di tas yg kutitipkan ke Hakim tadi? Wadoh piye iki?

Selalu ya, di saat pikiran sedang mentok begini, Tuhan membantuku lewat instinct Leo yang kuat. Entah mengapa mataku fokus ke tempat duduk belakang tengah. Di situlah Hakim mengawe-aweku. Auw, daku langsung bergegas ke sana.

Dengan kandung kemih yang lega begini, akhirnya aku bisa tertawa lepas nanti. Tanpa takut terkencing-kencing di celana. Hahahaha.

Aku melihat ke panggung yang bagus banget. Ada tenda, ada tulisan, ada lighting yg proper. Sukak deh, kalau panggungnya terkonsep begini. Komika ibu kota bro! Beda level sama komika kabupaten! Xixixi.

Panggung Black Camping

Abdur dan komika ibu kota tuh orangnya cerdas dan gak mau ribet. Maka, untuk menghemat waktu dan dana, maka acaranya gak perlu emsi. Gak perlu banyak basa-basi. Langsung pake voice over.

Saatnya sharing vlog yang wajib kalian tonton:

Opener Pertama: Fandik

Achmad Fandi Kurniawan

Jam 19.27. Opener pertama tampil. Fandik (@fandikjhepler) (Eh, celukanmu ki Fandi opo Fandik sih?) yang seorang mahasiswa UINSA a.k.a Ing Ang Ing Eng Sunan Ampel Surambaya.

Karena ini acara Black Camping, maka Fandik membahas tema politik juga. ngebahas capres cawapres, ngebahas bapaknya yg punya orkes, ngebahas ibunya, yang overall semua materinya lucu banget! Penulisannya solid. Delivery bagus. Fandik ini pemaen sih!

Opener Kedua: Beta

Beta Sofian

Opener kedua Beta Sofiansyah (@betasofian) yang ternyata ada darah Nganjuknya. Beta masih membawakan materi yang sama kayak pas jadi opener Rais. Namun karena ini panggung besar, Mas Beta menambah ek taut dikit pas bit baliho.

Walaupun materi sama, tapi aku tetap ketawa karena emang materinya selucu itu. Dia masih sama ngebahas KDRT istrinya yg kejam.

Opener Ketiga: Rizki Teguh

Rizki Teguh

Opener ketiga di bawa dari Jakarta: Riztegh alias Rizki Teguh. Aku berekspektasi tinggi sama bang rizteg gara² Panji bilang dia paling lucu di stendapfes. Sayangnya pas di Black Camping, bang rizteg ini lucunya standar aja. Dan entah kenapa gak begitu memorable.

Kayaknya dia perlu effort lebih agar lebih gampang diingat. Atau justru dia menjadi diri sendiri aja kayak konten²-nya di instagram. Mungkin gara-gara materi yg dibahas temanya berat kali ya. Ngebahas agama sama kesetaraan wanita. Ekspektasiku Rizteg ngebahas sesuatu yg lebih gila aja.

Headliner: Abdur Arsyad

Abdur Arsyad

Bang Abdur tampil jam 8 malam lebih semenit. Di awal-awal dia ngejelasin asal nama Black Camping. Kenapa gak black campaign. Ternyata alasannya masalah perizinan yg susah kalau pakai campaign (artinya jadi kampanye hitam). So, kalau ada materi yang gak nyambung sama dunia perkemahan, ya inilah letak lucunya. Huwahahaha.

Seperti biasa dia tampil prima dengan semangat menggebu-gebu. Di sini Abdur beda sama di PPTJ. Di sini banyak sekali eksplore ektaut yang supraisingli bagus banget. Materi yg sangat kekinian mulai hal yg lagi viral di sosmed kayak sepeda raksasa, gwencana, dan masih banyak lagi. Dia juga ngasih tahu rumus fitnah yang susah dipatahkan. Hahahha

Tema politik tentu saja sangat dominan di sini. Tapi yang lucu-lucu aja. Gak bisa dijelaskan di sini soalnya ada bit yg memorable tapi rahasia karena ini termasuk fitnah yg susah dipatahkan. Hahaha

Overall puaaas banget nonton Black Camping. Apalagi ada sesi foto bareng komika. Akhirnyaaa punya foto di panggung Balai Pemuda! Gak kayak acara sebelumnya #eh

Foto bareng Abdur Arsyad

Foto bertiga sama Hakim dan Abdur Arsyad
Hakim, Abdur Arsyad, Mas Ndop

Rizki Teguh, Mas Ndop, Fandi, Hakim, Beta
Dari kiri ke kanan:
Rizki Teguh, Mas Ndop, Fandi, Hakim, Beta

Dengan harga tiket cuma sratus mapuluh rebu, Black Camping sangat worth to buy and watch and laugh! Terima kasih atas malam minggu yang menyenangkan!

Tapi hal menyenangkan itu ternyata berganti ketegangan yang lumayan bikin deg²an. Jadi habis nonton Black Camping, kami memutuskan untuk cari makan malam. Atas saran Hakim, kami makan ikan bakar Genteng Kali. Karena letaknya deket banget dari Balai Pemuda.

Karena kami tim kendaraan umum, maka untuk menghemat pengeluaran transportasi, kami memanfaatkan Bangkit untuk mengantar ke ikan bakar Genteng Kali. Bangkit yang saat itu sibuk lihat hape, mengiyakan. Okay gas.

Kami (aku, Wahyu, Ipah, Bangkit) jalan kaki ke parkiran mobil yang letaknya sekitar 1 km dari Balai Pemuda. Bangkit saat itu memimpin di depan sambil tetap sibuk melihat layar hapenya. Bahkan ketika mobil sudah melaju pun, Bangkit masih sering banget melihat layar hapenya ketimbang melihat depan.

Aku bertugas mengarahkan jalan pakai google map. Saat itu google map menyarankan kami untuk belok ke kanan. Ketika aku bilang ke Bangkit untuk belok kanan, Bangkit malah belok kiri. Saya yakin itu jalan terbaik yang dipilih Bangkit. Soalnya dia lebih menguasai Surabaya dibanding aku, dan maybe dibanding google map. Jadi aku pasrah aja.

Dan ternyata jalan yang dipilih Bangkit justru membuat kami terjebak kemacetan. Hakim menunggu di Ikan Bakar Genteng Kali kira-kira setengah jam an. Bahkan sampe memesankan menu kami berempat.

Bahkan sempet ada drama kecil-kecilan. Bangkit yang sedang asyik melihat layar hape, yang ternyata acara bal-balan, nyundul mobil di depan. Seketika aku deg-degan. Aku takut akan terjadi adegan pergelutan duniawi. Bahaya bro. Bahaya kalo aku menang! Hahaha.

Ternyata di kota sama di kabupaten kalau ada masalah, penyelesaiannya beda! Di kota bisa dengan kepala dingin. Bahkan tidak ada tuh, misuh-misuh. Nada tinggi pun gak ada. Kalem banget.

Jadi mas² yang disundul bemper belakangnya itu keluar mobil memperlihatkan muka yang sedikit stress. Lalu kayak menarik nafas dalam². Lalu Bangkit keluar mobil. Menyerahkan KTP. Tukeran nomer HP. Dan bikin semacam perjanjian. Yang isinya kurang lebih, Bangkit minta difotokan nota servis bemper mobil yang penyok dikit itu. Lalu Bangkit akan mengganti uangnya dengan transfer. Kemudian si pemilik mobil yang ditabrak itu akan mengirim KTP ke alamat Bangkit.

Selesai. No gelut², no mara². Semua diselesaikan dengan komunikasi dengan kepala dingin. Salut! :sip:

Coba kalau itu terjadi di kabupaten? Hohoho. Bisa benjut hihihi. :takut:

Udah kayaknya gitu doang postingan kali ini. Kalau kalian merasa herman postinganku sebagian besar menceritakan hal di luar acara stendap comedy, ya welkem to my blog! Aku menulis sesuai yang ada di isi otakku. Tida ada yang bisa mengatur isi blog ini. Hahahah

Baiklah postingan ini HARUS segera di akhiri. Bye! :kabur:

Bonus Foto:

Foto editan Black Camping

Komen yuk kak!