Review Sepeda Listrik Viar C2 Setelah 9 Bulan

Okay, sesuai judulnya, kalau kalian ngikuti aku dari zaman gak enak, sebagian dari kalian pasti kecewa, ah katanya konsisten naik sepeda, ternyata zonk juga! Sekarang mas ndop gak naik sepeda lagi! Payah ah! Gak inspiring lagi. Sekip sekip sekip!

Atau sebagian dari kalian lagi akan bilang hal ini peningkatan taraf hidup karena akhirnya mas ndop punya motor. Walaupun masih tergolong sepeda, tapi setidaknya sudah gak ngontel! Walaupun sebenarnya sepeda listrik masih ada pedalnya. Tapi hampir dipastikan 99% gak ada yg pakai sepeda listrik dengan dikayuh.

Sebagai the king of dinaiyel, saya mau membela diri dulu ya gaes. Silakan masukkan kuping kiri keluar kanan, los dol gapapa. Karena itu gak bisa aku kontrol.

Pembelaan pertama, jujur demi Alloh saya nulis ini di warung lesehan Tombo Luwe BRI jalan Ayani Nganjuk dan saya ke sini naik sepeda ontel Polygon Extrada 6 yg bernama Bravo Tralala. Kalau gak percaya, nih saya fotokan:

Bravo Tralala

Jadi kalau saya sudah gak naik sepeda lagi, itu tidak benar. Bahkan saya masih naik sepeda hampir setiap hari. Kalau cari makan deket-deket ndop studio, aku naik sepeda. Kalau jauhan dikit kira-kira pulang pergi 5 km, aku naik sepeda listrik Viar C2.

Karena sepeda listrik kalau gak dipake kan lama-lama rusak. Jadi emang sebisa mungkin saya pakai setiap hari.

Trus apakah taraf kehidupanku meningkat sehingga sanggup beli sepeda listrik?

Kalau itu saya ketawa banget sih! Hahaha. Asal klen tahu, harga sepeda ontel Polygon Xtrada 6 ku itu harganya lebih mahal dibanding sepeda listrikku ini. So, taraf kehidupanku ya stagnan jalan di tempat alias ya masih kaya-kaya aja kayak dulu. Hahahah :cool: becanda sengku. Masih cukup-cukup aja kayak dulu. :ampun:

Okay, mari kita membahas sepeda listriknya..

Sejak saya beli 10 April 2023 kemarin sampe sekarang (delapan bulan), saya sudah pake Viar C2 untuk ziaroh ke Kanjeng Jimat hampir setiap malam jumat. Gak ziaroh kalau hujan atau gak enak badan, atau lupa ngeces.

Sering banget juga aku buat alat transportasi pulang ke rumah Mbak Mun. Main ke rumah temenku yg jauh, misal ke rumahnya Burhan di Berbek, ke rumahnya Puguh di Sekaran, ke rumahnya Sony di Kecubung, ke rumah Novan, Kus, Firman di Bagor, atau kulineran ke Warung geprek Maguan atau Krupuk Pecel Bu Penik di Sukorejo Loceret. Bahkan pernah beli bahan bangunan. Lumayan sering aku pake sih.

Sepeda Listrik Viar C2

Di Nganjuk sini, yang pakai Viar C2 dikit banget. Bisa diitung jari. Pernah nemu 1 orang saja make yg warna merah. Punyaku warna kuning. Harganya yang segitu memang bikin orang awam merasa kemahalan dan mending beli motor seken sekalian. Makanya banyak yg amaze dan nggumun sama sepeda listrikku ketika aku berhenti di bangjo alias lampu merah.

Bahkan sampe sekarang pun, 9 bulan, masih ada aja yang nanyain sepeda listrik ini ngecasnya berapa jam, bisa tahan berapa lama, berapa kilo meter sekali ngeces? Harganya berapa? Beli di mana, dll.

Yaudah yuk, mari kita bahas satu-persatu!

HARGA

Sengaja saya taruh nomer pertama. Karena saya tahu kalian pasti nunggu informasi paling penting ini. Wehehe.

Harga Viar C2 (Caraka 2) di tanggal 10 April 2023: 6.400.000 (enam juta empat ratus ribu rupiah). Saya beli online di seller Tokopedia Viar Kawitan Surabaya pas flash sale jam 8 pagi.

Sebenarnya saya telat beli. Soalnya jam 8 pagi saya ketiduran. Untung sellernya baik. Ketika sore bangun tidur, saya nanyain, masih ada kah harga flash sale? Ternyata masih ada 1 walaupun tidak sempurna. Ada baret dikit di body sebelah kiri dan kena potongan 50 ribu. Jadi total yg kubayar adalah 6.350.000 rupiah. FREE ONGKIR dari Surabaya ke Nganjuk!

Link pembelian sayangnya sudah gak ada. Adanya yang versi terbaru, yaitu Viar C3. Kalau klen penasaran, bisa cek link ini.

Tapi kalo klen maksa link pembelian Viar C2, yaudah ini saya carikan di seller lain. Harga sudah turun (11 Januari 2024) di 5.920.000 rupiah saja. Kalo penasaran, gas klik link ini.

Jan khawatir, toko yang saya rekomendasikan sudah verified alias centang ungu tokopedia.

DESIGN

Alasan saya membeli Viar C2 adalah designnya yang kayak motor. Tapi motor mainan! Perseneli jujurli itu yg saya mau! Soalnya akutu kalau sama motor beneran, suka takut. I hate speed! Hahaha alias jereh!

Sepeda Listrik Viar C2

Lucu kan? Haha. Gemoy banget! Warna kesukaanku kuning! Mecing banget sama ndop studio!

Oh iya, kenapa kok tiba-tiba aku beli sepeda listrik?

Alasan utama ya ziaroh. Aku suka banget ziaroh ke Kanjeng Jimat Berbek. Berhubung temanku yg biasa ziaroh motoran bareng aku sudah menikah, jadi aku gak mungkin ngajak dia ziaroh di malam jumat. Karena seluruh manusia dewasa yang hidup di Indonesia ini pasti paham, aktivitas apa yang sebaiknya dilakukan sepasang suami istri di malam jumat? Gak mungkin ziaroh kan? Wehehe.

Walaupun sebenarnya hal itu bisa dinegosiasi, tapi saya sadar hal itu tidak pantas. Ntar aja kalau mereka sudah menikah bertahun-tahun. Huhuhue.

Viar C2 di Masjid Al Mubaarok, Makam Kanjeng Jimat, Berbek

Karena kebutuhan transportasi Ziaroh yang jaraknya 10 km itu, aku jadi iseng buka toped cari sepeda listrik dan langsung jatuh cinta sama design Viar C2 yg kayak motor skuter mainan. Lihat beberapa review videonya di yutub. Lalu langsung chat ke admin seller. Dan langsung beli deh! Secepat itu kalau orang kaya mah! HAHAHAH

Sepeda listrik yang identik dengan alat transportasi ibu-ibu ke pasar sehingga dilengkapi dengan keranjang di depan, atau alat transportasi ibu-ibu nganter anak sekola, tidak terlihat di Viar C2 yang bener-bener mirip motor. Sayangnya gak ada jok untuk menyimpan barang. Jadi agak PR kalau kupakai belanja di indomaret. Karena ukuran sepeda listrik yg kecil, membuat kantong kresek yang dicantolkan hampir menyentuh pijakan sepeda.

Aku sebenarnya kurang suka sama design sandaran belakang. Kayak kurang inovatif.

Keberadaan pedal di sepeda listrik sebenarnya mengganggu. Maka di beberapa minggu pemakaian, aku lepas pedalnya supaya kaki lebih bebas gak kecantol-cantol pedal.

Untuk ukuran tinggi 176 cm, Viar C2 nyaman-nyaman saja aku tumpaki.

Kalian wajib nonton video reviewku di bawah ini sih:

Viewnya per 11 Januari 2024 lumayan 11 ribu views. Hihihi

BATERAI

Baterai Viar C2 ini jenisnya Graphene Lead Acid. Baterainya naudzubilah berat banget beib! Ada kali 12 kelo! Dan dengan bodohnya, saya lebih memilih mengangkat baterai itu ke dalam rumah dan mengecesnya, dari pada mengecesnya langsung dari sepeda listriknya sekalian. Karena masukin selis (sepeda listrik)-nya ke dalam rumah itu ribet. Maklum rumahku kan kecil. Hihihi

Di aku, sekali pengecesan, bisa 8 jam bahkan lebih. Aku biasanya mulai ngeces di kapasitas baterai 60% alias bar 3 (dari total 5 bar) sesuai petunjuk yg tertulis. Tidak disarankan ngeces ketika baterai benar-benar habis. Karena bisa mempercepat penurunan kapasitas baterai (mempercepat kerusakan). Karena semakin ngoyo baterai bekerja, semakin cepet rusak si baterai. Ibarat perut, kita gak boleh beraktivitas di saat perut kosong kan? Soalnya pasti bikin kita cepet capek karena gak ada tenaga. Kalau sering kali dilakukan, kita bisa sakit kan? Hal itu sama dengan baterai. Sebaiknya dicas ketika kapasitas baterai mencapai ± 50%.

Indikator baterai penuh adalah lampu hijau menyala di chargernya. Sama suara kipas di charger berhenti. Kalau sudah hijau, disarankan melepas stop kontak untuk menjaga keawetan baterai.

Di aku, sekali pengecesan penuh, bisa menempuh jarak total 40 km-an. Aku belum pernah menghabiskan baterai sampe jarak maksimum 50 km sesuai yg tertulis di spesifikasi Viar C2. Soalnya hal itu tidak disarankan kan? Cuman kalau indikator baterai di layar kedip-kedip minta dicas, aku pernah. Dan kayaknya itu ketika mencapai 35-40 km an.

Di 9 bulan pemakaian, tentu saja kinerja baterai sudah menurun dibanding pas masih baru. Sekarang ketika baterai penuh, aku bisa pakai 20 km tanpa berkurang sama sekali garis/bar-nya. Tapi setelah itu 5 km kemudian akan berkurang 1. Dan gak ada 5 km kemudian akan berkurang 1 lagi. Pokoknya habis 20 kilo, baterai akan cepat habis. Keknya sekarang berkurang 5 km-an kapasitas baterainya setelah pemakain 9 bulanan.

Masa aktif baterai Graphene Lead Acid di Viar C2 ini menurut google, maksimal 500 pengecesan. Rentangnya sih 300-500 kali pengecesan. Jadi anggap aja setahun ganti ya. Dan harga baterainya saya cek di syopi 2 jutaan sekian (turun sejutak dari awal aku beli). So, setahun sekali ganti baterai 2 juta, menurut kalian worth it gak?

KUAT NANJAK?

Kuat! Pernah saya pake naik ke Kuncir yang sudut kemiringannya lumayan curam. Pokoknya kalau sepedahan, ngos-ngosan lah. Dan si Viar C2 ini dengan sante bisa menaikinya. Tapi pastinya bakalan boros baterai sih.

Karena kuat nanjak, otomatis juga kuat dibuat boncengan. Aku sudah tes boncengan sama adikku dari Sonopatik ke Kauman Nganjuk kira-kira 5 km dan nyaman-nyaman saja walaupun aku lebih memilih nyetir sendirian. Hihihi

KECEPATAN

Sesuai yg aku inginkan. Yaitu pelan-pelan saja. Kecepatan maksimal menurut jam Garmin Instinct-ku adalah 30 km/jam saja. Kalau menurut layar di sepeda listriknya sih, kecepatan maksimal 25 km/jam. Tapi itu sebenarnya gak akurat.

Aku gak suka ngebut. Jadi selis Viar C2 ini sangat cocok untuk karakterku yang santai, menikmati perjalanan, dan gak buru-buru.

KEUNGGULAN

  • Hemat Uang!
  • Sekali pengecesan kan bisa menempuh 30-40 km. Biaya sekali pengecesan setelah saya itung-itung adalah ± 2000 rupiah saja. So, ini jelas jauh lebih murah dibanding harga bensin 1 liter 10.000 rupiah.

  • Ramah Lingkungan
  • Ini aku banget sih! Karena ini pake listrik/baterai, jadi gak ada beluknya sama sekali. Bebas asap bro! Lingkungan bebas polusi dengan sepeda listrik!

  • Gak Berisik
  • Suara sepeda listrik itu tenang banget. Hampir gak ada suaranya. Suara yang keluar cuma suara roda berputar. Jadi bukan suara dinamo. Bahkan suara dinamo Tamiya jauh lebih berisik dibanding suara selis.

  • Lebih Minim Resiko
  • Karena pelan, jadi resiko kecelakan jauh lebih kecil dan kalaupun apes, ya paling cuma benjol-benjol doang gak sampe parah apalagi sampe meninggoy. Kecuali apesnya faktor yang lain, misal ditabrak. kalau itu fos mejer (force majeure). Gak bisa kita kontrol.

  • Lebih Menghargai Alam
  • Karena pelan, jadi kita bisa menikmati alam dengan lebih khidmat lagi.

KEKURANGAN

ABSELUTLI NGGAK ADAK! Akutu ambasador Sepeda listrik Viar C2 tauk! Masa aku harus jelasin kekurangan sih? Hehe.. BER..CHAN..DYAAAA.. :dance:

Ada lah..

  • Gak Praktis
  • Karena kalau baterai habis, kita gak bisa ke mana-mana lagi. Harus nunggu minimal 8 jam baru bisa dipake lagi. Karena kalau kita terlalu cepat mencabut charger dari baterainya, hal itu tidak disarankan sama petunjuknya, soalnya mempercepat kerusakan baterai.

  • Gak Bisa Buru-buru
  • Sepeda listrik sangat tidak cocok buat klen yang suka buru-buru. Kecepatan maksimal 30 km/jam bukan untuk jiwa-jiwa kepepet. Sepeda listrik diciptakan untuk manusia selow tanpa beban yang sudah bebas secara finansial dan sudah gak ada lagi ambisi yang ingin dicapai. Seperti akyu!

  • Gak Nyaman di Jalan Raya
  • Ini lagi-lagi karena kecepatannya yang pelan. Jadi kita gak bisa nyalip sini nyalip sana dan harus mengalah sama kendaraan lain yg jauh lebih cepat. Kalau lagi rame kendaraan dan di jalan yang sempit, sepeda listrik pastinya sangat mengganggu pengendara lain di belakang. Karena mereka mau cepet gak bisa. Mau nyalip, lebar jalannya gak cukup. Hihihi.

  • Gak Ada Jok
  • Jadi ke mana-mana harus bawa tas.

  • Gak Bisa Bepergian Jauh
  • Of kors, karena keterbatasan jarak tempuh baterai. Bisa sih kalau maksa. Caranya, kalau habis baterai, berhenti di cafe/warung kopi 8 jam untuk ngeces. Huhuhue. Sangat tidak praktis.

  • Gak Bisa Pergi Dadakan
  • Khusus untuk perjalan pulang pergi ± 30 km, kita harus mempersiapkan waktu minimal sehari sebelumnya untuk ngeces baterai. Gak bisa pergi dadakan karena baterai gak selalu terisi penuh tiap harinya.

  • Mahal!
  • Masa sih, mahal? Buatku sih, enggak ya! Tapi memang harga baterai itu 3 juta sekian. Harganya separuh harga selisnya sendiri. Dan konon baterainya (jenis Graphene Lead Acid) akan rusak setelah maksimal 500 kali pengecesan. Jadi kalau tiap hari ngecas dari 0-100%, berati satu setengah tahunan harus ganti baterai baru. Silakan dihitung apakah rugi atau hemat pakai sepeda listrik VS bensin. Hihihi.

    Yuk, kita hitung!

    Jenis baterai selis Viar C2 ini kan maksimal 500 kali pengecesan akan rusak.

    Ngeces baterai 500 kali x 2000 (biaya listrik) = 1.000.000.

    Harga baterai 2 jutaan.

    Total kalau sepeda listrik 3 jutaan.

    Kalau motoran:

    Jadi 50 km (jarak tempuh sekali cas) x 500 (pengecesan) = 25000 km.

    Kalau dikonvert ke harga bensin yang 1 liter bisa menempuh 40 km,
berati:
    (25.000/40) x 10.000 = total duitnya 6.250.000.
    Ternyata jik hematan sepeda listrik. Hihihi.

    GAK JADI MAHAL TERNYATA! HAHAHA

    Selain harga baterainya yang 2 jutaan dan harus ganti tiap tahun (dengan catatan tiap hari ngecas dari 0-100%), harga sepeda listriknya juga tergolong mahal. Banyak versi lain atau merek lain yang harganya separuh Viar C2 ini dengan fungsi yang 11/12 mirip. So, buat klen yang gak mementingkan desain banget, mending jan beli Viar C2. Beli yang ada keranjangnya ajah. Lebih multifungsi.

  • Ada Suara “TUNINUNIT”
  • Jadi kalau klen matikan sepeda listrik Viar C2 ini, beberapa detik kemudian akan terdengar suara “TUNINUNIT” kenceng banget. Dan hal itu buatku SANGAT ANNOYING dan MEMALUKAN! Hahaha.

    Ngapain sih suaranya sekencang itu?
    Mau pamer punya sepeda listrik ke masyarakat?
    Huhuhue.

    Semoga versi terbaru Viar C3 sudah gak ada lagi suara mengganggu ini. Kalaupun harus ada, ya harusnya bisa disilent sesuai kebutuhan. Gak semua orang mau pamer tauk! Hihihi.

KESIMPULAN

Udah nonton video yutubku di atas belum? Tonton dulu! Karena hanya dengan menonton video itu, klen bisa memutuskan akan beli, atau akan tidak beli, sepeda listrik Viar C2 ini.

Dan entah kenapa tulisan blog harus pake kesimpulan segala? Huhuhue. :???:

Bye bye! :kabur:

4 Comments

Komen yuk kak!