Melepas Casing dan Screen Guard

Akhirnya aku memutuskan untuk melepas casing, umm.. Maksudku bumper iPhoneku yg baru tiga hari aku pakek.

Yang kayak gini..

Bumper Cross Line

Bumper alumunium merek Cross Line.
Harganya 125 ribu. Beli di kaskus (ID: Dekogass)

Alasannya simpel..

AKU KEPINGIN MEMAKAI iPhone SEUTUHNYA.

Artinya, aku harus menyentuhnya langsung, merasakan beningnya layar, merasakan dinginnya aluminiumnya.

Kalau aku memasang iPhone ku dengan casing atau bumper, otomatis yang aku pegang adalah bumpernya, bukan iPhonenya. Kalau aku memasang screen guard di layarnya, otomatis yang aku elus-elus bukan layar iPhone-nya, tapi “plastik” nya.

Aku jadi mikir, kenapa juga beli hape mahal-mahal kalau ujung-ujungnya aku gak menyentuhnya, gak merasakan sensasi barangnya. Malah justru menyentuh bumper 125 ribuan atau kesing seharga 150 ribu doang.

Buat apa beli hape mahal-mahal dengan layar yang terbuat dari Gorilla Glass 2 yang tahan diiris-iris pisau dan tahan benturan kalau ujung-ujungnya aku harus menyentuh PLASTIK yg harganya cuma ratusan ribu bahkan puluhan ribu saja?

Ya khan untuk melindungi to mas Ndop, biar gak lecet gitu. Kamu gak eman-eman hapemu?

Ya eman-eman lah. Tapi caraku mengeman-eman ya dengan cara menjaganya agar tidak terjatuh to ya. Menjaganya agar tidak beset-beset. Wong ya bahannya kuat aja loh. Kalau nggak diperlakukan secara kasar ya nggak akan terjadi apa-apa.

Ya masa kamu mau ngiris-ngiris hapemu? Atau kamu sengaja jatuhin dari lantai dua? Kamu gila ya? Haha.. Khan ya enggak to.

Kalaupun suatu saat nanti beset-beset, ya nggak papa. Yg penting aku udah merasakan produknya secara total.

Casing hape itu kayak kursi baru yg kemudian kamu beli kain atau plastik lagi untuk melindunginya. Walhasil kamu gak bisa merasakan nyamannya duduk di kursimu yang baru. Kamu hanya menduduki kain atau plastik pembungkusnya.

Yah namanya aja bisnis ya. Apa aja bisa jadi duit. Tinggal pinter-pinter jualan aja. Misalnya dengan menakut-nakuti kalau hapemu nanti lecet, atau dengan cara “gantilah kesing sesuai kepribadianmu” atau “kesing ini melindungi hapemu dari lecet”.

Padahal kalau dijatuhin dari lantai dua, hape dengan kesing paling kuat sekalipun juga tetep aja rusak.

Padahal sebenarnya hape kita ini sudah ada kesingnya. Ya hapemu itu, sebenarnya “kesing” untuk perangkat di dalamnya. Jadi, kenapa kita harus melindungi kesing itu kalau kesing itu sebenarnya sudah menjadi pelindung untuk perangkat di dalamnya?

Nanti kalau kita udah beli kesing yg mahal, maka akan ada produk lain untuk melindungi kesing mahal kita. Khan ya #rauwisuwis nanti. Udah kesing, dikasih kesing lagi, dilindungi dengan kesing lagi.. Dan seterusnya.. :rolleyes:

Trus, hape jaman sekarang khan dibuat setipis, seringan, se-enak-dipegang mungkin, dengan design yg sudah dimasak matang-matang dengan analisis yg rumit tentu saja. Lha trus kenapa kita beli kesing yg justru menambah tebal dan berat serta merusak design hape yg sudah matang-matang dibuat itu? Kenapa gak beli hape yg tebal sekalian? Hayooo..

________________

Pas beli iPad setahunan yang lalu, sehari memakainya, aku sangat terkagum-kagum dengan beningnya layar iPadku yang sudah retina display itu. Beniiing banget. Dan tajamnya kayak melihat kenyataan. Gak ada piksel yg terlihat. Saking rapatnya.

Besoknya, aku langsung kepingin melindunginya dengan sekrin gad soalnya aku eman-eman sama layar iPadku. Setelah dipasang sekrin gad, layar iPadku jadi terlihat bintik-bintik. Saat itu aku gak mempermasahkan hal itu. Yang penting layar iPad terlindungi, udah.

Lalu beli kesing merek Capdase juga, yang ternyata hanya bikin iPadku menjadi 1,5 kali lebih berat!

Dan saya habis 400 ribu untuk dua barang yg ternyata gak begitu berguna itu!

Trus beberapa minggu yang lalu, tiba-tiba kepikiran untuk melepasnya. Selain karena kesingnya udah kotor yg otomatis mengotori iPadku, screen guardnya juga kotor, iPadku jadi terlihat kusam, aku kangen sama kesan pertama beli iPad dulu. Kangen sama kekagumanku saat itu. Kangen merasakan betapa mulusnya body iPad (kadang aku harus memegangnya erat-erat biar gak merosot), kangen betapa tajam dan cerahnya layarnya.

Aku pun lalu melepasnya. Leave it naked as it does.

iPhone and iPad

Yang kiri namanya Siti Funiah, yang kanan Ali Padkurroji
Mereka suami istri. Sementara aku jomblo. Okay fine!
#akurapopo :neutral:

Aku pun shock! Gilak! iPadku ternyata sebening ini! Aku baru sadar kalau setahun yang lalu aku dibohongi sama plastik buram bernama Screen Guard ini! Plastik yg katanya anti gores dan melindungi ini ternyata hanya bikin aku tidak merasakan iPadku seutuhnya. Selama ini aku hanya menyentuh dan melihat plastik!

Capdase and Cross Line

Bae bae kesing..
Sis, Open Order ya:
1. Capdase iPad 4 (second hand) only 200K (from 350K)
2. Cross Line Black Bumper iPhone 5
(second hand, still like brand new!) only 100K
*mendadak jualan ala sista-sista olshop di instagram :kiss: *

Lalu aku merasa berdosa sama iPadku. Dia mungkin sangat sakit hati karena gak pernah aku belai-belai “kulit”nya. Padahal dia sudah aku beli, sudah aku miliki, dia siap dijamah. Tapi apa yg aku kasih ke dia? Aku malah membungkusnya dengan bungkus yg tidak akan bisa menyamai “bungkus” aslinya.

Ya masa ada screen guard yg terbuat dari Gorilla Glass juga? Kalaupun ada, kenapa juga dia harus melindungi Gorilla Glass juga? Kalaupun ada, bukankah kita trus eman-eman sama screen guard gorila gles itu (karena pasti mahal!) trus kita akan beli screen guard plastik lagi untuk melindunginya? Kalau dilindungi plastik, otomatis kita gak merasakan beningnya gorila gles dong? Haha..

Khan #rauwisuwis nanti…

Kalau kamu gimana? Setuju gak dengan postingan ini? Pasti rata-rata enggak setuju ya. Ya nggak papa, namanya aja beda pendapat. Ini juga pendapatku untuk sekarang, gak tau nantinya akan berubah pikiran atau enggak. Sing penting hepi wae..

88 Comments

Komen yuk kak!