Berkembang Ala Saya

Bekerja sendirian begini memang ada plus minesnya. Sama kayak apapun di dunia ini. Akan selalu mengandung plus dan minus. Bahkan cinta yg katanya sanggup mewarnai dunia ini pun punya minusnya, kalau kita nggak mengontrol diri, bisa sampe bunuh diri. Serem ya. Haha.

Kerjaanku ini juga banyak minusnya loh. Harus kuat sendirian. Senang dapat order luar negeri, yang ngerasain aku sendiri. Sedih karena gak punya temen, yg ngerasain juga aku sendiri. Diserang hater (maklum artis, punya hater juga), yg ngerasain galau dan marah juga aku sendiri.

Nah, yang paling anyar itu, ngerasain rasanya diremehkan.

Secara fisik memang aku kerja sendiri ya. So, hanya bermanfaat buat aku sendiri. Gak ada karyawan yg membantuku. Padahal orderan antri dua minggu. Banyak saran mengganggu. Katanya aku belagu. Katanya gaji gak dibagi. Hidupku gak bermanfaat lagi.

Paragraf di atas kayak puisi ya? Haha.

Sejak pernah ngerasain jadi karyawan ketika kerja di Bali dulu, diriku jadi merasa kalau jadi karyawan yang disuruh bos itu rasanya terkekang. Walaupun hati senang, tapi diriku merasa tidak disayang. Walaupun gaji tiap bulan dipegang, tapi waktuku banyak terbuang. Aku bagai ilalang yang terbuang melayang.

Kok jadi keterusan bikin puisi ya? Haha.

Lalu diriku pun memutuskan untuk keluar dari perusahaan garmen ituh. Dan yakin akan bekerja sendiri saja. Aku nggak nekat loh ya. Bukan styleku. Aku sudah siap amunisi buat kerja sendiri di rumah. Aku seorang blogger yg lumayan senior (since 2007). Temenku buanyak. Mereka loyal. Jadi diriku pikir, aku bisa hidup dari ngeblog.

Bikin artikel yang unik. Bikin tutorial vector. Semua aku lakukan demi trafik blog yang kala itu belum ada sama sekali yg mau bikin tutorial menggambar vector yg njelimet itu. Yes, I’m the first! Haha. Sombongnya. Emang aku khan orangnya sombong. Ngaku aja lah. Haha.

Trus lama kelamaan aku banyak dikenal sesama blogger. Blog lama-lama trafiknya naik. Backlink juga banyak. Sempet bertahan lama dengan PR 4. Blog lainnya yg punya PR 3 juga bisa jadi duit melalui job review dari blogsvertise.

Waktu itu masih belum ramai job vectornya. Jadi kegiatanku ya nulis blog secara ajeg supaya disenangi google. Seminggu lumayan lah dapat job review 2-3 kali. Plus orderan vector sudah bisa hidup hepi.

Sampe akhirnya job vectorku laris manis karena aku memang fokus ke passionku. Jadi aku kembangkan kualitas menggambar vectorku. Semakin ke sini, orderan semakin banyak. Antri semakin lama. Pernah dulu mencapai 20 hari antrinya. Kalau sehari ngerjain 3 vector, berati sempet antri 50 lebih vectors. Huahaha..

Kalau aku orangnya gak sabaran dan pemalas, aku pasti sudah ngrekrut karyawan deh. Kalau aku kasihan sama klienku, aku juga akan ngrekrut karyawan pastinya.

Tapi nyatanya sampe sekarang aku masih bisa menghandle sendiri kerjaanku. Aku mampu mengatasi overload job dengan happy. Kalau bad mood melanda aku sudah punya teman curhat yg sangat loyal. Yang tiap hari bertambah teman loyalku. Bersyukur banget haha.

Mari kita mengerucutkan postingan ini ke judulnya.

So, apakah aku tidak berkembang?

Aku merasa perkembangan itu alamiah terjadi di kehidupan kita. Cuman kita gak merasakan perkembangan itu. Cenderung meremehkan dan mengabaikan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya.

Misalnya orang yg tiap hari tiduran melulu malas-malasan, sebenarnya dia juga berkembang. Kalau kita berfikirnya terlalu jauh, orang yg tidur melulu itu tidak berkembang khan? Padahal gak usah jauh-jauh, lihat matanya, badannya, orang yg tiduran mulu jelas akan berkembang kantong matanya dan berat badannya. Haha.

Temannya masku mampir ke kamarku. Melihat kamarku yg dicet kuning dengan gambar di sana-sini, dia langsung memasang ekspektasi yg tinggi terhadap aku. Aku yg masih tiduran pagi itu, langsung diceramahi.

“Kamu harus berkembang, kamu harus bikin studio biar bisa menarik orang untuk berkunjung ke sini. Kamu harus bisa bermanfaat buat orang banyak. Sayang banget loh, padahal kamu punya talenta yg bagus, jadi harus dikembangkan. Kamu harus bikin kursus.. bla bla bla.. “

Diserang dengan kalimat “kamu harus” yg artinya dia MAKSA aku untuk menuruti kalimatnya, aku menjawab dalam hati, “Hei, siapa elo? Siapa guwe? Kenal akrab juga enggak. Yang kamu kenal itu masku, bukan aku.. “.

Dengan situasi hati yang bad mood karena aku memang gak suka diinterogasi, maka aku hanya bisa menjawab dengan jurus jawaban ala Enjel Lelga. “Untuk saat ini belum kepikiran mas. Kita lihat saja nanti..

HAHAHAHA.

Padahal aku punya cara sendiri untuk mengembangkan diriku. Ketika orang berfikir membuka studio gambar, aku sudah melakukannya secara online. Aku sudah punya galeri online yang justru BUKA 24 JAM! Yang bisa dilihat oleh orang DI SELURUH DUNIA! Yaitu di ndop.deviantart.com.

Gak perlu orang Amerika datang jauh-jauh ke Nganjuk HANYA UNTUK melihat karyaku dipajang di dinding.

Aku juga sudah majang karyaku di facebook. Yang mana orang di seluruh dunia juga bisa melihat karyaku, mengenal siapa diriku dari status-statusku. Melihat perkembanganku dari melihat foto yang sering aku update.

Ini eranya sudah era dijital. Kenapa masih berfikir mundur? Bukankah banyak toko di dunia nyata yg justru dionlinekan untuk meraup lebih banyak pembeli? Kalau ini money oriented, bukankah aku sudah melakukannya dengan bisnis online?

Bikin kursus dong, biar ilmunya bermanfaat?

Justru aku sudah melakukan inovasi dengan bikin video tutorial yg sudah aku bikin seharian. Sabar menunggu render video sampe 10 jam. Repot-repot praktek menggambar vector di komputer sambil menjelaskan aku ini sedang ngapain. Trus bagaimana cara bikin video tutorial ini tidak membosankan dengan cara aku tambah narasi lucu-lucuan plus iringan backsound lagu-lagu indah.

Tutorial itu bisa ditonton di yutub kapanpun. Kamu gak perlu datang kursus jam segini sampe jam segini. Kamu bisa buka yutub kapan saja. Sambil apa saja. Kalau gak bisa nggak ada yg marahin. GRATIS sampai bisa. Dari yang dasar sampe yang tersulit. Ada semua. Bahkan yg terakhir, aku rela bikin video dua jam penuh. Ya demi kalian. Haha.

Kalau bisa bagi-bagi rejeki ke orang khan bagus, misalnya ngrekrut karyawan..

Begini sayang..

Dulu aku pernah jadi karyawan di Bali. Dan aku merasa nggak bahagia secara batiniah. Ada rasa terkekang. Walaupun kerjaanku sesuai passion tapi rasanya kurang bebas.

Karena aku sudah merasakan jadi karyawan itu nggak enak, maka aku gak mau dong “balas dendam” dengan jadi bos trus ngrekrut karyawan. Trus diriku tinggal suruh ini suruh itu. Kalau karyawanku main facebook, aku marahin, aku tambahin kerjaan lagi sampai jam kerja habis. Trus kalau lagi banyak order, aku suruh karyawan itu nglembur sampai malem dengan iming-iming gaji lebih. Padahal dia punya anak istri yg menunggu di rumah…

Di saat karyawanku lelah bekerja, diriku bisa leha-leha liburan ke luar negeri. Lha trus apa bedanya aku dengan senior opspek kampus yang “balas dendam” sama juniornya yg gak salah apa-apa itu?

Jadi, caraku “berbagi rejeki” bukan dengan merekrut karyawan. Tetapi mengajari mereka yang kepingin bisnis vector kayak aku, melalui tutorial vectorku ituh.

Mereka yang belajar vector dan sudah bisa menghasilkan karya yg bagus, akan aku kasih job dari klien baru yg kepingin deadline cepet sementara aku sedang full job. Tanggung jawab sudah saya lempar sepenuhnya ke temenku yg bisa itu. Bayarnya berapa, transfer kemana, semua dia handle. Aku hanya ngasih klien baru ke mereka.

kalau ternyata klien itu cocok sama hasilnya, maka bukan tidak mungkin akan mesan lagi dan mesan lagi. Apalagi kalau bisa ramah melayani. Bakalan banyak yg memesan. Karena keramahan itu menular.

Jadi posisiku bukan sebagai bos di sini. Tapi pembimbing yg setiap saat dibutuhkan bisa aku bantu ngasih tips jualan jasa vector. Misal bagaimana caranya menjawab pertanyaan klien yg begini dan begitu. Gambar segini ini biaya vectornya enaknya berapa. Trus tips ngerjain vector yg simpel tapi tetep bagus gimana.

Enak banget khan?

Jadi bisa disimpulkan, cara diriku berkembang bukan dengan merekrut karyawan, tapi “mendidik” orang untuk bisa bisnis vector kayak aku. Jadi kita gak terikat. Tapi saling support gitu. Dan nggak ada persaingan sama sekali. Soalnya aku tetep lebih jago lah ya. Semua setara.

Bahkan aku pernah menyarankan temenku untuk menyimpelkan vectornya karena aku rasa dengan vector style dia yg ribet, harganya harusnya lebih mahal. Kemudian temenku setuju, akhirnya dia bikin vector lebih simpel sekarang. Dia bisa happy karena kerjaannya sekarang makin enteng dengan skill yg semakin meningkat.

NOTE: Bikin vector simpel itu lebih sulit karena banyak pertimbangan, misalnya bagaimana bikin gambar yg simpel namun tetep mirip, karakter bisa tampak jelas. Butuh feeling yg harus terasah.

Jadi sebelum kalian menyarankan orang lain, lihat dulu, rasakan dulu, apakah yg kau kasih saran itu memang butuh saran. Karena ada type-type orang yg gak suka dikasih saran kalau memang gak butuh. Kayak aku ini. Kalau aku sudah yakin dengan langkahku, kenapa sibuk-sibuk nyaranin aku? Kalau aku butuh saran, monggo dikasih. Kalau enggak? Ya gak usah repot-repot. Nanti malah berdebat karena aku punya cara sendiri.

Nah, kalau ini ada caraku berkembang. Bagemana dengan caramu? Apakah kamu mau mengikuti jejak-jejakku? Boleh, asal harus idealis ya. Jangan suka niru-niru. Harus berpendirian sangat kuat. Harus egois (untuk kepercayaan diri, asal gak terlalu). Jangan pelit. Jangan banyak mikir.

Jangan malu mengakui kalau nggak bisa. Kalau sudah bisa, jangan ngaku nggak bisa (bilang masih nyubi atau masih belajar). Jujurlah, ngakulah kalau memang bisa. Jangan munafik (banyak orang munafik yg bilang gak bisa tapi karyanya bagus banget, kalau dikritik marah. Gik opo karepeee??). Jangan takut dicemooh.

Semoga kita semua berkembang pesat.. Salam duwahhh..syat!!!

berkembang kayak beringin

Berkembang ala saya.. :dance:

71 Comments

Komen yuk kak!