Jangan Sembarangan Ngasih Saran
Agak bingung sama netizen fallawersku yang aku cintai. Kan aku lagi asyik sharing playlist lagu Tyas Dratistiana sambil ngasih kepsyen kalau aku beruntung jadi anaknya bapakku yang sering muter musik di rumah. Sehingga aku gak kuper sama musik-musik kala itu.
Eh, tiba-tiba ada netizen ngede-em aku, ngasih saran untuk dengerin musik pop kreatif di yutub. Bahkan dia ngasih tahu caranya search di youtube kayak apa.
HUAHAHAHA. Ya amplop. Jadi di mata netizen, aku segaptek itu ya? Ya amplop. Aku yang ahli riset google dan youtube masih diajari caranya sercing lagu di yutub! HAHAHAH
ANJAYNG! Hahahaha.
Gini lo wahae netizen yang berbudi luhur dan tidak tercela..
Konteksnya sekarang adalah aku lagi happy karena sedang mendengarkan musik Tyas Dratistiana. Karena happy, maka aku pingin followersku ikutan hepi juga. Makanya aku update story siapa tahu followersku “YANG GATAU MAU MUTER MUSIK APA”, bisa terinspirasi dan akhirnya muter musiknya Tyas Dratistiana. Syukur-syukur dia ikutan terhibur. Kalau enggak juga gak papa.
Jadi di sini apakah aku minta saran ke kalian untuk mendengarkan musik apa?
SANGAT TIDAK YA!
Justru sebaliknya. AKULAH YANG SHARING, alias BERBAGI ke kalian musik yang sedang aku dengerin. Bahkan aku gak nyuruh kalian muter juga. Jadi silakan didengerin dan tidak didengerin itu bebas.
TAPI DI SINI SAYA SEDANG TIDAK MEMINTA SARAN YA! Tolong kalimat ini dinotis. Jadi kasarannya: KALIAN DIEM AJA gosah ngasih saran.
SOALNYA BEGINI GAES, mendengarkan musik itu nuwikmat dan sangat sesuai kebutuhan pendengarnya. Kalau kalian sembarangan ngasih saran ke orang yang sedang suka sama musik tertentu, itu justru bisa merusak mood. Sumpah!
SOALNYA FAKTANYA BEGINI GAES, aku yakin 100% kalau orang yg ngasih saran ke aku, GAK BAKALAN MUTER MUSIK yang aku sharing itu. Mereka gak suka aja. Makanya mereka ingin aku muter musik yang dia suka. Huhuhue. Menyedihkan. Suka sama musik kok cari-cari temen
Konsep mendengarkan musik itu gak gitu gaes. Musik itu kayak jodoh. Musik akan menemukan penggemarnya sendiri. Menemukan jodohnya sendiri.
Dulu pas aku menemukan Danilla, aku seperti menemukan jodoh gitu. Tiba-tiba aja suka. Bukan atas dasar saran temen, netizen, atau suka karena temenku juga suka. Gak gitu. Tiba-tiba suka aja.
Bahkan pas aku nonton Folk Music Festival di Malang, aku belum suka sama Danilla. Hahaha. Tuh kan, selera gak bisa dipaksa.
Supaya fair, begini caranya. Aku kan sharing playlistku. Sudah gak usah diganggu gugat. Pilihannya cuma dua: Kalian ikutan dengerin playlistnya lalu dibahas bareng di DM, atau kalian update playlist kalian sendiri di story kalian. GOSAH NYURU-NYURU orang dengerin playlistmu via DM. Cukup sharing aja di story. Didengerin syukur, enggak ya gak papa.
KECUALI: Kalian sudah dengerin playlistku lalu kalian membahas dikit, baru ngasih saran musik yang kurang lebih sama vibenya dan alirannya ya. Nah kalau gitu kan asyik. Karena aku merasa dihargai karena playlistku kau puter. Kalau sudah merasa dihargai begini, peluang aku untuk mau muter playlistmu jauh lebih besar.
Gimana? Deal?
YANG BIKIN AKU SAKIT HATI adalah musik yang aku share itu gak ada yg muter! Gak ada yg DM aku kalau dia juga suka sama musik yg aku share. Dan aku gak papa kalau kalian gak muter juga. Yang aku papa adalah kalian ngasih saran ke aku untuk mendengarkan musik yg kalian suka, tapi kalian gak mau mendengarkan musik yg aku sharing!
ITU JAHAT GAK SIH?
ITU MENANG SENDIRI GAK SIH NAMANYA?
Trus yang bikin AKU TAMBAH SAKIT HATI adalah ketika aku gak mau muter musik saran mereka, mereka bilang aku gak bisa dibilangin, gak bisa dikasih saran!
WOTHEFAK COUNT TALL ANJAYNG! Siapa juga yg BUTUH SARANMU? Hihihihi
—
Pernah suatu hari aku beli iPhone 7 Plus 32 GB. SUDAH BELI LO YA! Bukan sedang nyari-nyari. Bukan sedang liat-liat. Bukan sedang cari referensi juga. TAPI SUDAH DIBAYAR!
Eh tiba-tiba ada netizen ajaib atas nama fallawersku tercinta, ngede-em aku:
“Kenapa gak beli yang 128 GB saja? 32GB itu gak bakalan cukup loh! Sekarang aplikasi itu ukurannya besar-besar!”
JANCUWOK GOAT TELLS! HAPENYA SUDAH DIBELI BUNG! Maksodmu appah? Aku harus jual hapeku lagi trus nurutin nasehatmu? KAMU MAU BELI HAPEKU GAK? ENGGAK KAN?
LAGIAN SIAPA JUGA YANG BUTUH SARANMU WAHAY ANJAYNG! Hahaha. Lu pikir aku gak mikir masak-masak gitu ya? Aku lo sudah punya aifun sejak 2014. Bahkan dulu beli iPhone 5 yang 16GB dan fine-fine aja. Beli iPhone 6 yang 64GB juga pernah dan gak penuh juga. Jadi aku beli 32GB jelas memenuhi riset mendalam tentang kebutuhanku.
Buktinya, sekarang iPhone 7 Plusku sudah menuju 3 tahun, tapi aku gak khawatir kehabisan memory. Hihihi. Aku bukan type orang yg serakah bung! I know my capacity! I’m in control!
Intinya adalah JANGAN MERUSAK KEBAHAGIAAN ORANG bro sis netizen yang berbudi pekerti luhur. Ketika seseorang sudah happy dengan keputusannya, ya sudah, GOSAH MENGGANGGUnya lagi. Semua resiko akan ditanggung dia. Jadi kita GOSAH SOK KER dengan NGASIH SARAN yang GAK DIBUTUHKAN. Ngasih saran TIDAK PADA TEMPATNYA hanya akan berakhir ANNOYING dan IRRITATING.
Kalian gak mau kan, disamakan dengan kaum kadal gurun yang menurut kalian fanatik dan merasa paling benar sendiri? Padahal sifat kalian sama aja. Suka ngasih saran ke orang yang gak butuh saran! HAHAHA.
—-
Sama kok. Aku juga orangnya suka banget ngasih saran. BEDANYA adalah aku nanya dulu ke orang itu, apaka dia butuh saran apa tidak. Bahkan ada design yang FATAL pun biasanya aku nanya dulu ke mereka, apakah butuh saran apa tidak. Apakah design ini sudah deal apa belum. Apa masih bisa direvisi? Aku minta izin dulu SEBELUM NGASIH SARAN.
Kalau mereka menjawab GAK PAPA SILAKAN NGASIH SARAN, baru aku cerewet ngasih saran. Kalau ternyata design sudah deal, sudah bayaran, sudah approved, ya AKU DIAM SAJA. Aku simpan di dalam hati kritik dan sarannya (baca: caci maki hahaha).
Sama kayak barang ya. Kalau barang sudah DIBELI, ya lebibaik kita diam saja. Kasihan orang itu. Mereka bakalan menyesal seumur hidup karena telah membeli barang kesayangan tapi ternyata kau rusak moodnya karena menurutmu itu barangnya jelek (sekalipun faktanya emang jelek).
Jadi balik lagi ke: JANGAN MERUSAK KEBAHAGIAAN ORANG. Bahagia itu THE VERY END OF STORY. TIDAK BISA DIGANGGU GUGAT. TTK HBS.
—-
Akhirul kalam, tulisan ini saya tulis atas nama aku yang keras kepala. Tulisan ini gak valid untuk orang yang ramah, sabar, dan baik hati. Jadi kalau kalian beda pendapat, berati sudah deal kalau kalian orangnya ramah, sabar, dan baik hati, gak kayak saya. HAHAHAHA
Keren ya gambarnya! Tadi mau pake gambar dari google saja tapi kok gak original ya. Trus aku gambar mukaku sendiri aja. Muka jahat dan keras kepala. HAHAHAA.
Related Posts
-
Berkembang Ala Saya
71 Comments | Jan 21, 2014
-
Mas Ndop yang Setres
4 Comments | Oct 31, 2020
-
Kemana Perginya si Bulu Kaki?
23 Comments | Jan 31, 2018
-
Perasaannya Sedang Ditaruh Mana yaaa…
59 Comments | Nov 6, 2009
About The Author
Muhammad Ali Mudzofar
Bocah ngganteng putranya Bapak Dokterandes Djainuri (Nganjuk) dan Munasikah (Tulungagung) ini sehari-hari bekerja di kamarnya, kadang di cafe, menggambar vector untuk klien-kliennya sedunia. Aku adalah seorang seniman (KTP) dan suka olahraga lari. Bersepeda masih, tapi untuk alat transportasi saja. Kenalan lebih lanjut? Buka halaman About Me ya!
wkwkwk.. wong wong ki ra nukokne kok mrotes…
Hahahahha
yess…its true..ga semua orang seneng dikasih saran. Apalagi saran tersebut hanya menyakiti..yukk..jangan lupa mampir ke website kami
Bener banget
makasih
makasih
Terima kasih sudah berbagi kak, ayo kunjungi web kami http://www.uma.ac.id
keren juga
makasih ya atas tulisannya, menghibur banget
Sama sama kak