Nonton Folk Music Festival di Batu Malang
|NAIK BIS KE BATU
15 Juli 2017, berangkat dari Nganjuk bersama Bima, temen instagram yg baru lulus SMA (gila ya, temenku masih muda-muda hahaha), kebetulan dia pingin naik bis ke Batu Malang. Yowis bareng aku saja. Jam 7 tet harus berangkat ya!
Bima menepati janjinya. Sebelum jam 7 dia sudah setenbae di rumahku. Good boy! Lalu berangkat nyegat bis di depan SMADA Nganjuk. Motor Bima dititipin di penitipan motor. Btw, kami sama-sama alumni SMADA loh! Hohoho.
Dengan asumsi perjalanan Nganjuk – Batu 3 jam cukup, eh ternyata mbleset jadi 5 jam! Jam 12 lebih baru sampe Batu! Kesalahan kami adalah kami berangkat dari Kediri. Jadi naik bus Kawan Kita dari Nganjuk ke Kediri trus dilanjut naik Bus Bagong dari Kediri ke Batu. Padahal seharusnya lebih cepet via Jombang. Jombang – Batu mah 2 jam-an sampe. Aku sudah pernah ke Malang via Jombang soalnya.
Acara Folk Music Festival mulai jam 10 pagi. Walhasil kami telat beberapa jam an. Siyal! Haha
Jam 12.25 kami didukkan di pinggir jalan. Bukan di terminal Batu sesuai perkiraan. Aku sudah pesen penginapan seminggu sebelumnya. Dapat tempat sekitar 800 meter dari terminal Batu. Karena didukkan di pinggir jalan, terpaksa buka gugel mep.
Bima dan Ndop.
Umur beda jauh. Wajah seumuran.
Atas berkat rahmat Alloh, ternyata Wukir Mas Homestay, tempatku menginap, jaraknya cuma 350 meter doang dari dini! YES! Letaknya tepat di belakang Lippo Mall Batu. So, diriku tinggal nyebrang saja. Hohoho.
NGINEP DI WUKIR MAS HOMESTAY
Karena sudah biasa order penginapan via Pegipegi, aku order penginapan kali ini juga pakai Pegipegi. Dapat penginapan sekitar 3 km dari lokasi konser berada (Kusuma Agrowisata Batu). Penginapan yang lebih deket sudah habis semua.
Setelah booking dan bayar, lha kok aku buka instagram ada sponsor dari traveloka yang menawarkan penginapan dengan harga 100 ribuan doang di Batu! Padahal aku sudah kadung bayar seharga 200 ribu lebih. Sialan! Hahaha. Gak papa pengalaman.
Nyaman nginep di sini.
Ada kolamnya, ada kamar sholatnya.
KUITANSI TIKETKU MASIH DI BAWA TEMEN MALANG
Sempat galau karena Bela, temenku Malang yang aku titipi beli tiket, dia nonton jam 3 sore nanti. Sementara aku pingin nonton sekarang. Padahal sekarang masih jam 1 siang.
Daripada dia bolak-balik nganterin Malang – Batu, maka dia berinisiatif ngirim kuitansi tiket via Go-Send. Woh asyik!
Separuh Nyawaku ini!
Mas Gojek datang ke penginapan dan telfun aku sekitar jam setengah dua siang.
Setelah menerima kuitansi tiket Folk Music Festival, aku langsung macak dan siap-siap berangkat. Gak pakek mandi. Ntar kelamaan. Maklum aku mandinya kayak putri raja. Minimal sejam. HAHAHA. Gak ding, masih wangi soalnya. Cukup cuci muka saja.
DI BATU ADA GOJEK LOH!
Keluar penginapan, perutku lapar. Makan di warung depan penginapan. Lalu mesen makanan seadanya aja. Nasi campur dan es jus sirsat.
Lalu nanya ke penjual makanan apakah ada gojek. Dia bilang gak ada. Dia bilang mending naik ojek di pojokan sana aja. Trus aku emoh. Takut harganya kemahalan.
Akupun jalan kaki keluar gang. Menghindari tukang ojek pangkalan. Lalu nyebrang ke hotel Imam Bonjol. Iseng buka aplikasi Gojek. Trus order. Eh order diterima! Ada GOJEK DI BATU! YASSS!
Ada Gojek di Batu kak!
Murah khan kalau naik Gojek. Cuma empat ribu doang! Hohoho.
MENUJU VENUE
Naik gojek menuju Kusuma Agrowisata. Karena penampilanku nyeni banget, Pak Gojeknya mengira aku salah satu artis yg bakalan tampil di konser. HAHAHAHA. Makasi lo Pak. Kalau saya aamiini boleh khan? Boleh yaaa.
Trus lucunya lagi, Pak Gojek mengira aku sedang nonton musik dangdut!!! OH MAE GOD! HAHAHAHA
Pukul 14.07 aku udah antri tiket. Gak antri panjang sih. Maklum masih siang menuju sore. Artisnya masih baru-baru. Tapi gak berati gak berkualitas lo ya. Tapi memang artis-artis yg tampil malam nanti massanya lebih banyak. Hehehe.
Kuitansi ditukar sama tiket asli. Dikasih majalah gratis Grand Story. Lalu jalan kaki menuju venue. Tiket ditukar gelang. Dan nonton konser dimulai!
Gelang Folk Music Festival
KETEMU BLOGGERS!
Blogger ngehits Jogja Mbak Indah Juli nonton juga loh! Dia bareng sama Rifqi datang dari Malang motoran.
Aku ketemu mereka pas nonton artis kedua, Bin Idris.
Dari kiri ke kanan..
Ah kalian semua sudah pada kenal!
Hahahaha..
NONTON KONSER FOLK MUSIC FESTIVAL
Setiap seniman musik dikasih waktu 30-40 menit untuk tampil. Pas aku nyampe lapangan Kusuma Agrowisata, yang sedang tampil adalah Mbak Sandrayati Fay. Yuk, dipetani satu-satu saja artisnya.
Sandrayati Fay
Baru ngerti mbak Sandra beberapa hari sebelum konser. Brosing di yutub. Suaranya cenderung ke musik folk country gitu. Meliuk-liuk dengan falseto yg kental. Ketika menyanyi, dia juga menirukan suara siulan burung. Kemampuan main gitarnya juga jago! Wajahnya setengah bule. Hohoho.
Mbak Sandra yang anggun..
Bin Idris
Ngerti Bin Idris setelah baca run down Folk Music Festival. Langsung dengerin via Spotify. Trus langsung suka sama lagu berjudul Rebahan.
Bin Idris
Petikan guitar dan melodi yang dimainkan Bin Idris sangat membius. Kita diajak ke era entah kapan yang jelas atmosfirnya menenangkan. Kayak di dunia mimpi. Kesenduan suara Bin Idris alias Haikal Azizi sangat pas dengan musiknya. Sangat tenang dan emosional.
Iksan Skuter
Belum pernah dengerin lagunya. Eh pernah ding di Spotify. Tapi mungkin ketiduran jadi aku lupa. Jadi ceritanya ketika mau nonton Folk Music Festival (FMF), aku dengerin semua lagu artis-artisnya via Spotify. Trus Iksan Skuter ini kayaknya pas aku ketiduran. Maklum musik Folk memang enak dibuat teman tidur.
Jadi, setelah ngelihat penampilan Iksan Skuter, aku menganggap dia generasi penerus Iwan Fals. Walaupun auranya masih belum sebesar mas Iwan. Ya lama-lama akan bisa lah.
Liriknya dalam. Penuh dengan kritik. Banyak mengusung tema keresahan masyarakat tertindas, perjuangan para petani, semangat kebangsaan. Ya gitu-gitu lah pokoknya. Bagus ditonton secara live. Lebih berasa vibenya.
Iksan Skuter
Pas nyanyi lagu berjudul “Bapak”, diriku mau nangis sumpah! SETOP MAS.. SETOP! Huehuehue..
Jason Ranti
Pas dia tampil, aku sedang antri wudlu. Hohoho. Pas selesai centak-centuk, dia belum selesai tampil. Jadi masih ada 3 lagu kayaknya.
Menurutku Jason ini macem Kaka Slank. Selengekan. Liriknya juga syarat kritik pemerintah. Berbau-bau politik juga deh kayaknya. It’s not my things. Tapi asyik ditonton secara live. Lebih berasa.
Jason Ranti
Silampukau
Musiknya enak sebenarnya. Cuman it’s not my song list dan kurang menarik ditonton live karena yg nyanyi kurang dekat dengan audiens. Tapi jangan salah, Silampukau punya banyak fans di Surabaya.
Silampukau
Lagunya berjudul “Dolly” kayaknya ngehits banget. Aku kuper sih. Baru tau. Hohoho.
Istirahat Magrib
Di Kusuma Agrowisata sebenarnya ada Musholla hotel. Tapi dengan jumlah penonton ribuan, tentu saja akan antri lama. Maka, daripada-daripada, aku cari masjid saja di sekitar situ.
Habis centak-centuk, aku dan Rifqi jalan-jalan keliling booth dulu. Daripada aku nonton mulu gak keliling booth. Hohoho.
Banyak Booths seru.
Cuman khan ini acara konser,
jadi gak mungkin berlama-lama di booth khan kak?
Ada booth melukisnya.
Yowis langsung deh diriku berkarya
nggambar monster musuhnya Ultramen. Hahaha
Banyak jualan souvenir kenang-kenangan. Ada kaos, mug, sidi-sidi penampil, kaos penampil, sayangnya aku kehabisan! HAHAHA. Terpaksa pre-order kaos saja.
Trus ketemu Bima. Dia bersama temen SMAnya, Galang. Karena Bima nontonnya sambil pacaran, maka Galang diserahkan kepadaku biar gak mengganggu kekhusukan yang-yangannya. Yowis ayuk nonton bareng aku. Kenal Galang juga dari instagram. Sama-sama orang Nganjuk. Hohoho.
Karena bawa 1 pasukan lagi, otomatis panggonnya semakin sempit. Dan perjuangan menuju tempat duduk yg ditinggal magriban itu sangat mengganggu kenyamanan penonton banget. Maaf ya yang kakinya keinjek :(
With Galang Prasasti.
Yang nonton FMF demi Payung Teduh doang. HAHAHA.
Danilla
Pernah dengerin lagunya di yutub. Very jazzy and classy.
Gila masih ada juga penyanyi muda nyanyi jazz kentel di zaman sekarang. Dan Danilla ini fresh banget sih. Dengan penampilannya yg apa adanya. Rokokan. Ngomong blak-blakan dan little bit keras kepala, menambah warna baru di dunia jazz.
Lagunya susah dicerna orang awam sih. Melodinya sangat susah dan gak gampabg ketebak. Suara Danilla kalau saya merem kayak Iga Mawarni dimix sama Ermy Kulit.
Suaranya rendah dan serak. Sepertinya dia gak suka bermain nada tinggi, karena bukan range vokal dia. But, suaranya bulat dan very very jazzy. I like it so much!
Ari Reda
Mbak Indah Juli kenal sama Reda, penyanyinya. Reda ini penulis puisi dan suka menyanyi. Lalu ketemu Ari dan jadilah duo musik folk bertema musikalisasi Puisi, AriReda.
Irama yang dimainkan mengingatkan aku akan Franky Sahilatua. Sangat mengayun-ayun, teduh dan sangat tradisional.
Monita Tahalea
Ini yang aku tunggu-tunggu! Ngefans sejak dia masih di Indonesian Idol. Sudah beli kedua albumnya di iTunes. Ntar mau beli sidinya juga deh! Biar bisa minta tanda tangan kalo ketemu! Hohoho.
Monita yg suaranya lembut dan
piawai meracik nada yg simpel dan memorable
Monita ini penyanyi cerdas dan gak bertele-tele. Apalagi dia anak design grafis juga. So, paket komplit deh. Bisa nyanyi. Bisa ndisain.
Karena pada dasarnya menyanyi, merangkai nada dan melodi, itu sama kayak mendisain. Jangan sampe banyak pengulangan nanti bosen. Jangan berlebihan juga nanti gak memorable. Monita ahli memainkan nada-nada yg simpel namun berbobot dan mudah diingat.
Dan di penampilan Monita ini aku banyak menyanyi. Soalnya aku banyak hafal lagu-lagu di albumnya.
Float
Karena mas-mas yg tampil kurang pas kostum sama jenis lagunya, maka diriku sampe gak moto ataupun midioin sama sekali karena masih mikir arah lagunya.
Float ini band bagus banget loh. Musiknya rock fusion gituh. Penuh dengan teknologi. Suara yg dikeluarkan futuristik. So, menurut saya, kok kurang pas ditampilkan di Folk Music Festival.
Payung Teduh
Siapa sih yang gak kenal Payung Teduh? Aku aja barusan beli 2 sidinya loh! CD album Dunia Batas dan CD album Live and Loud. Baru aku buka dan dengarkan yang Live and Loud di Yamaha Studio Musik. DAN GILAK AKU TERKAGUM-KAGUM SAMA ARANSEMENNYA! BAGUUUUS BANGET!
Payung Teduh itu jenius! Musiknya sangat folk. Tradisional. Tapi berkelas. Melodinya enak. Teduh seperti namanya. Liriknya sih banyak yg sedih dan melow. Kalau kamu pingin mimpi indah, sebelum tidur coba dengerin lagunya Payung Teduh. Lagu apa aja terserah.
Mas Is aku ngefens sama kamu!
AILAVYU MAS!
Gara-gara Payung Teduh ini, aku jadi optimis akan perkembangan musik Indonesia. Kalau kualitas musiknya bagus, walaupun jalur indie, ya masyarakat cerdas tentu akan tetap mengapresiasi. Karya jelek walaupun didukung label besar, ya gak akan bertahan lama.
Gak heran kalau album Dunia Batas by Payung Teduh terpilih menjadi album terbaik tahun 2012 versi majalah Tempo.
Stars and Rabbit
Hohoho. Aku awalnya ngefens sama suaranya Elda doang sih. Musiknya gak begitu suka. Soalnya menurutku kurang pas sama vokal Elda yang nyeni.
Lalu setelah nonton penampilannya secara live di FMF kemarin, pikiranku berubah seratus delapan puluh derajat! Elda dan Stars and Rabbit itu satu kesatuan! HOHOHO.
Apalagi setelah beli dan dengerin berkali-kali CD albumnya Constellation, lha kok lagu-lagunya enak-enak semua. Sialan! Hahaha.
Tapi memang ya, Elda ini kayak Bjork, harus DITONTON LIVE! Karena dia UNIK dan bikin GEMES! Hohoho..
Elda yang menggemaskan!
Setelah selesai membawakan semua lagu-lagu di song listnya dengan encore lagu “Man Upon The Hill” yang magical dan brutal itu, eh penonton tiba-tiba serentak bilang “WI WON’ MOR”…
Dan Stars and Rabbit menyerah, mereka membawakan satu lagu lagi yang jarang dinyanyikan, yaitu “You Were The Universe”. Setelah itu acara bener-bener usai.
Aaaaaah.. senangnya aku malam itu.
———-
Kurang lebih jam 1 malam acara baru bubar. Aku langsung order gojek. Order diterima oleh mas Mohammad Big Raditya (aku sampe ingat namanya soalnya dia ganteng namanya unik ada “big”nya haha). Pas naik Gojek itu, masnya khan ngajak ngobrol ya. Trus dadakno bisa nebak kerjaanku ngevector wajah! WOT THE HEL IS THIS???
Dan gak kerasa, sudah sampe aja di penginapan Wukir Mas Homestay. Dibukain sama penjaga homestay. Setelah mandi, aku kelaparan. Iseng minta dibuatin mie rebus. Eh dia mau! Yes! Perutku terselamatkan! Makasih pak penjaga homestay!
KESIMPULAN
Ini adalah konser tertertib yang pernah aku tonton. Semua penonton duduk manis di atas rumput di tanah lapangan bola yang luas. Tidak ada yg brutal. Semua sungguh anteng. Kayaknya sih dari kalangan terpelajar semua. Gak ada yang urakan.
Tiket yang cuma 150 ribu untuk nonton 15 artis adalah super murah. Sama aja dengan bayar 10 ribu doang untuk satu artis. Hohoho. Apalagi yg beli tiket jauh-jauh hari ketika presale, malah cuma 80 ribu (presale 1) dan 100 ribu (presale 2).
Sound systemnya SUPER BAGUS! Detail musiknya terdengar semua. Kerasa banget ketika Payung Teduh tampil. Semua alat musik terdengar separasinya. Sungguh nikmat dan gak bikin brebeken di telinga.
Panitia sungguh profesional. Antrian penukaran kuitansi menjadi tiket tertib. Antrian penukaran tiket menjadi gelang juga tertib. Booth-booth tertata sempurna. Semua makanan tersedia. Musholla juga ada. Toilet juga ada. Walaupun antri heheh.
Tim sosial medianya juga SANGAT BAGUS. Instagram ditata rapi feednya. Design grafisnya juga KUALITAS WAHID! Admin instagram juga membalas semua insta story. Aku aja update insta story dibalas dengan cinta! Ya Alloh aku cinta beneran lo nanti kak! Hahaha
Persiapan sebelum konser dijelaskan semua via instagram. Peralatan yang harus dibawa. Bahkan kostum yg cocok dipakek pun diarahkan. Hahah ini kelewatan KERENNYA!
Skor yang bisa aku berikan adalah 9/10! Sangat tinggi. Selamat!
Cerita nonton Folk Music Festival pun berakhir di sini. Di bawah ini hasil nge-VLOG selama nonton. Santai, aku gak sibuk rekam video selama konser kok. Paling cuma semenit dua menit doang. Sisanya nonton dengan khusuk. Hehehe.
SELAMAT MENONTON!
Tahun depan nonton lagi yaaaa
Detail banget blogpostmu, serasa kembali nonton.
Enaknya sambil rekam video itu bisa mengingat kejadian lebih mudah dan lebih detail daripada foto hohoh.. ini aja ceritanya sudah aku potong-potong. Kalau isi otak dikeluarkan semua bisa jadi novel. Bisa jadi aku ceritakan awal2 kenal sama mbak Injul dan Rifqi HAHAHAH..
Klo kata temenku yang suka nonton konser beginian tiketnya overpriced cak. Aku juga diajakin beberapa temen tapi wegah nonton hehehe. Bukan genreku sih, daripada ngantuk wkkwkw.
Tapi klo emang suka konser ya wajib nonton berapapun duitnya. Ambiencenya beda klo dengerin live rame-rame. Jamanku biyen sering nonton ben ben gitu-gitu sambil moshing-moshing menggila wkwkw
Iyo iki genrene marai ngantuk. Wis terbukti akeh sing turu hahaha..
Iyo ding. Tahun wingi tikete cuma 40 opo 50 ewu ngono. Tapi sing ndelok sitik. Sing iki tiket dilarangne tapi sing ndelok berkali kali lipat. Mbuh wong saiki podo gabut butuh hiburan paling hahah..
Waduh, Mantap gan, sampai detail gini loh, nih blog yang gua suka, kalau bisa jalan2 juga di kota makassar hehe !!
Mauuu dong! Ayo undang aku ke Makassar! Hohohoho
Mantap jiwa
seruuu kayaknyaa
Wahhh kok bisa ya itu kuitansinya ada di temen Malang ?
Emang titip hehehhe
Wih seru!! bisa untuk referensi kalau jalan-jalan ke Malang
Saya jadi coba dengerin Payung Teduh di Yutup….. Hmmm…
Siiip
Waaa, ada payung teduh. Saya suka saya suka….
Saya juga sukaaa
mantap, seru kayanya.
btw asik jgua sudah ada gojek. kemana kemana jadi gampang
iya bener kak.. Sangat terbantu dengan adanya gojek.