Pamer Umroh itu Gak Papa

Iya gak papa.

Kalau ada orang yang iri sama orang yg pamer umroh, yang salah yang iri. Yang umroh tetap benar. Gak dosa.

Bahkan seorang pemuka agama terkenal, berpendapat kalau pamer ibadah di sosmed itu gak papa. Daripada pamer maksiat, mending pamer ibadah kan ya?

Iya dong!
Sholat Ied? Pamer dong! Setahun sekali masa gak pamer sih?
Qurban? Apalagi itu, wajib banget dipamerin! Udah beli kambing harganya jutaan, atau sapi puluhan juta, masa gak dipamerin sih? Rugi bandar dong!

Apalagi umroh kan ya! Udah nabung berbulan-bulan, bertahun-tahun, ngumpul puluhan juta, trus melihat kemewahan masjid, kelukzurian fasilitas, masa gak dipamerin sih? Rugi bandar dong!

Kalau ada yang iri dengki dan benci, ya itu urusan mereka. Dosa-dosa mereka. Bukan urusan aku. Aku posting tentang ibadahku ya suka-suka aku. Gak boleh ada orang lain yang mengatur!

_____

Bangun tidur si Wardi hatinya bahagia. Dia habis mimpi indah bertemu Savira di alam mimpi. Savira yang dia idam-idamkan sejak dulu dan sukar diraih hatinya itu akhirnya muncul di dalam mimpi. Wardi yang jelek dan miskin mustahil ngedapetin Savira yang ayu dan kaya di dunia nyata.

Ngapain aja dia sama Savira di alam mimpi? Kalian bebas berimajinasi. Kalau imajinasiku sih, kenthu ya. :lol:

Wardi sebenarnya gak mau bangun tidur. Karena jadi sadar kalau hal yang terjadi padanya barusan itu cuma mimpi. Tapi tetap saja dia gak bisa menyembunyikan ekspresi bahagia di hatinya.

Setelah mengucap syukur ke Gusti Alloh, Wardi meraih hapenya. Dia buka instagram. Jempolnya bergerak otomatis ke arah story dan mengekliknya. Seketika, hatinya yang tadinya bahagia, berubah menjadi sesak.

Dia melihat story temen sebangkunya yang lagi umroh. Temen yang dulu sering dikasih kunci jawaban sama Wardi. Temen yang menurut Wardi, mustahil dia jadi kaya raya. Tapi, kok dia bisa umroh?

Wardi gatau kalau Candra itu parasnya ganteng, kulitnya putih, sehingga dia dengan gampang dapetin cewek cantik, dan kaya. Apalagi Candra jauh lebih supel dibanding Wardi yang minder karena jelek, hitam, dan miskin.

So, Candra yang sekarang jadi kaya raya itu wajar. Apalagi Candra bekerja di perusahaan mertuanya. Nasib baik memang berpihak ke Candra, dan tidak ke Wardi.

Bukannya bilang اَلْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ atau ngucapin congrat karena temen sebangkunya umroh, Wardi malah merasakan sesak di dada.

“Cuk! Wong iki norak banget umroh dipamer-pamerne!”

Wardi, yang sebenarnya lebih taat dibanding Candra, bisa-bisanya malah misuh. Sungguh di luar dugaan. Memang hati itu sangat mudah dibolak-balikkan ya.

Tentu saja di sini Wardi salah karena sudah misuh. Salah karena merasa iri dengan Candra. Salah karena kenapa dia harus buka sosmed, gak ngaji aja. Salah kabeh pokoke!

Sementara Candra? Tentu saja tetap dinilai ibadah. Pamer ibadah di sosmed tuh gak dosa. Kan sudah divalidasi sama ulama terkenal. Pamer ibadah lebih baik daripada pamer maksiat.

Ttkhbs

Pertanyaan para haters

Pamer ibadah gak papa

Alasannya apa sih, kok boleh pamer ibadah? Bukannya riya itu dosa ya? Bukannya pahala ibadahnya jadi hangus kalau dipamerin?

Ah, pemikiran kayak gitu tuh, kuno. Kita harus mengikuti zaman dong! Di era informasi, di era sosmed, apa-apa harus dipamerin. Punya bisnis, dipamerin biar produk kita diketahui orang-orang trus laku. Itu namanya marketing bro!

Kalau pamer ibadah? Apakah marketing juga?

Ah kamu ini pikirannya negatif mulu! Suudzon lu! Pamer ibadah tuh tujuannya biar bisa memotivasi orang lain untuk ikutan ibadah juga dong! Bagian dari syariat. Mengajak orang beribadah. Itu namanya bukan riya ya, tapi syi’ar. Berdakwah!

Tapi buktinya si Wardi malah misuh, tuh?

Ya, itu salah si Wardi sendiri dong! Niat Candra pamer umroh ya biar followersnya berangkat umroh juga kayak dia. Kalau gak percaya, tanya Candra sendiri deh. Pasti jawabannya gitu. Pengen memotivasi orang lain.

Memotivasi kok bisa bikin iri sih? Harusnya nggak dong!

Ya, kan gak semua orang bisa nangkep maksud dan tujuan orang posting itu untuk apa. Wardi sudah pasti salah tangkep maksud si Candra. Makanya misuh-misuh.

Apa Kata Chatgpt

⁉️Umroh biar memotivasi orang lain

Kalimat ini kedengarannya mulia, tapi kalau:

  • Difotonya dari semua angle, dari bandara sampai tanah suci,
  • Dikasih caption lebay tapi self-centered,
  • Diupload terus-terusan dengan gaya kayak iklan perjalanan…

Maka niat awalnya sudah sangat bisa dipertanyakan.

Karena niat untuk pamer ibadah itu namanya “riya”, dan itu termasuk penyakit hati yang:

“Lebih halus daripada semut hitam berjalan di atas batu hitam di malam gelap.” – Kata Nabi Muhammad SAW.

⚖️ Pamer Maksiat vs Pamer Ibadah

“Pamer ibadah lebih ringan daripada pamer maksiat.”
Sering dipakai sebagai justifikasi. Padahal…

Dua-duanya bermasalah, cuma bentuknya beda:

  • Pamer maksiat = bangga berbuat dosa.
  • Pamer ibadah = mencemari amalan dengan niat selain Allah.

Pamer maksiat bisa mengundang maksiat orang lain.
Tapi pamer ibadah bisa bikin amal ibadah itu gugur pahalanya.

Yang Sehat & Bijak:

1. Jujur soal niat.

  • Kalau memang pamer, akui. Gak usah sok bijak.
  • Lebih bagus lagi: pamer ke Allah, bukan ke followers.

2. Tampilkan jika diminta atau ditanya.

  • Misalnya, ada orang nanya: “Gimana caranya bisa nabung buat umroh?”
  • Nah di situ, share pengalamanmu akan terasa lebih tulus dan membantu.

3. Tanya ke diri sendiri:

  • “Kalau ini gak boleh aku posting, masih mau aku lakuin gak?”
  • Kalau jawabannya “nggak”, bisa jadi selama ini niatmu bukan ibadah — tapi konten.

Kesimpulan

Ngapain disimpulin lagi? Kan udah jelas, gak papa pamer ibadah di sosmed.

Lha itu chatgpt ceramah gak kau baca?

Gila ya. Chatgpt itu robot bro! Mesin! Sejak kapan kita harus memercayai ceramahnya mesin? Emang dasar liberal lu! Percaya kok sama Chatgpt. Udah gila ya, zaman sekarang!

Jangan Dibaca

Dalam Islam, tidak ada hadits shahih yang secara eksplisit mengatakan “boleh pamer ibadah.” Justru, kebanyakan hadits sangat memperingatkan tentang riya’, yaitu beribadah supaya dilihat orang lain, karena itu bisa merusak pahala ibadah tersebut.

Berikut beberapa hadits yang tegas melarang pamer ibadah (riya’):

  • “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya’.”
    (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib)
  • Nabi ﷺ bersabda:
    Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalahseorang yang mati syahid, seorang ahli ilmu, dan seorang dermawan.
    Allah bertanya pada mereka, dan masing-masing menjawab bahwa mereka melakukan itu karena Allah. Tapi Allah berfirman:
    Engkau berdusta. Engkau berperang supaya disebut pemberani, engkau belajar supaya disebut alim, engkau bersedekah supaya disebut dermawan.’ Maka mereka dilemparkan ke neraka.”
    (HR. Muslim no. 1905)

Tidak ada hadits yang membolehkan pamer ibadah. Jika seseorang berniat memotivasi, maka harus benar-benar dengan niat mendidik: menyertakan edukasi, proses, perjuangan, dan tidak sekadar pamer hasil.

Kalau hanya memposting ibadah tanpa penjelasan dan disertai caption ambigu seperti “MasyaAllah, Tabarakallah”, lalu bilang itu niatnya “memotivasi”, itu sangat riskan jatuh ke riya’.

َوَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه

One Comment

Komen yuk kak!