LAJELSA – Lari Jelajah Desa 2017 di Brumbun Madiun
|Event Lajelsa yang konon bakalan jadi event terkeren sejatim ini, sudah aku ketahui sejak Januari 2017. Padahal acaranya 21 Mei 2017 kemarin. Jadi sejak 5 bulan sebelumnya sudah disebar itu pengumuman pendaftaran Lajelsa alias Lari Jelajah Desa di sosial media.
Para running communities berbondong-bondong mendaftar acara yang kayaknya bakalan asyik ini. Persiapannya matang soalnya sudah jauh-jauh hari disiapkan.
Seminggu menjelang hari H, aku sebenarnya masih galau, sebenarnya ini nanti larinya di mana ya? Hohoho. Gila ya, udah daftar jauh-jauh hari, eh, bulan, tapi gak ngerti ini nanti harus gimana? Hahah.
Maklum, aku gak daftar secara kolektif, tapi daftar secara pribadi. Bareng Andre, anak Nganjuk Runners swasta! HAHAHAHA.
Tapiiii… untungnya panitia kok ya lumayan fast response dan jawabannya menenangkan aku. Mungkin karena pendekatanku secara hati ke hati ya, jadi panitia pun merasa nyaman menjawab kebingunganku menjelang race.
Yuk ah, kita bagi per bab saja cerita seru ini! Dimulai dari..
PENDAFTARAN
Daftar sejak tanggal 11 Januari bertemu 2017. Daftar via google doc. Yakin banget mau ikut soalnya jaraknya deket Nganjuk. Selemparan sempak merek-LGS-yang-aku-beli-di-Zalora aja sih. HAHAHA. Deket banget pokoknya!
Trus yakin mau ikut karena larinya dari desa ke desa. Kayaknya kok seru dan merakyat. Alasan lain karena biaya pendaftaran murah meriah cuma 90 ribu.
Trus beberapa minggu kemudian, muncul bocoran-bocoran bagaimana tas racepacknya, trus tempat medali yang berupa besek. Selebihnya masih dirahasiakan sih. Itu yang bikin pesera deg-degan akan seperti apa jersi dan medalinya nanti.
Jawaban komen-komen dari panitia sih, medalinya bakalan unik gak seperti medali-medali sebelumnya. Okay, let’s see..
PENGINAPAN
Bodohnya aku, panitia sudah menyiapkan penginapan berbayar (murah) di daerah Brumbun sana, sangat dekat dengan race berada, tapi aku masih ragu untuk memutuskan. Soalnya temenku Andre ragu mau mesen apa enggak soalnya dia punya rencana lain selain nginep.
Karena aku khan bondo unthul saja, ikut sama Andre aja, akhirnya aku ya manut saja.
Berhari-hari berbulan-bulan, keputusan menginap di mana, bahkan menginap apa enggak, belum diputuskan sama kami berdua. Tawaran Sigit untuk nginep di rumah keluarganya pun aku belum putuskan. Ceritanya masih galau. Haha
Seminggu sebelum hari H, mas Ari Hasta dari Reyog Runners nge DM instagram ke aku nginep di mana pas Lajelsa? Trus aku bilang masih bingung. Tapi kalau ada temennya nginep di desa wisatanya sih aku mau banget!
Alasanku adalah, lokasi kota Madiun dengan Desa Wisata Brumbun di mana event Lajelsa berlangsung itu jaraknya 14 km! (PATBELAS KELO!). Adoh banget loh!
Lha kalau race didor jam 6 pagi, aku harus berangkat jam berapa dari Mediun? Belum molet-moletnya, belum subuhannya, mandinya, pakai maskara, pensil alis, ah bakalan telat ya cyin! Hohoho.
Alasan kedua adalah, harga nginepnya murah bingids kak! Ada 3 opsi, bayar 30 ribu untuk nginep doang tanpa makan, bayar 50 ribu untuk nginep plus sarapan, bayar 100 ribu untuk nginep plus makan malam dan sarapan.
Aku sih pilih yang 50 ribu saja. Sarapan itu penting. Kalau makan malam bisa cari makan sendiri.
Dan singkat kata, aku pun nginep bersama anak-anak Reyog Runners berempat. Aku, Arie, Handris, Ragil. Nginep di rumahnya Pak Suyitno. Deket sama lokasi race. Paling cuma 300 meteran saja.
Berangkat jam 6 kurang 10 menit pun berani lah. HAHAHA.
Rumah Pak Suyitno Brumbun Madiun
PENGAMBILAN RACEPACK
Jadwal pengambilan racepack adalah hari Jumat – Sabtu. Aku pun ngambil racepack Sabtu, 20 Mei 2017.
Awalnya mau naik bis saja, soalnya gak dapat goncengan motor. Hohoho. Ternyata Andre rencana berangkat motoran sendirian, so, aku diajak bareng. Hore, dapat boncengan!
Berangkat jam 5 sore dari Nganjuk menuju Pasar Raya Sri Ratu Madiun. Sampe Sri Ratu sudah jam 7 malam. Masih sepi.
Aku ganteng ya (kalau sendiri)
Setelah ngambil racepack yang tasnya ijo bergaris kece itu, aku cari makan di sekitar Sri ratu. Patinia sih gak ngrekomen buat cari makan di Sri Ratu, tapi mending ke luar saja.
Baiklah, aku pun menuju samping Sri Ratu trus nemu Restoran Lombok Ijo. “Eh, njajal iki yuk! Ndik Kediri regone terjangkau kok. Gak larang-larang nemen.” Kataku pada Andre.
Andre manut. Dia khan sudah kerja juga. Jadi dia punya duit. Beda lagi kalau aku nawarin ke anak-anak masih sekolah, udah pasti dia akan menolak ajakanku. HAHAHA.
Seporsi ayam bakar, es campur, lumayan bikin kenyang. Tapi gak kenyang-kenyang banget. Malah aku rencana mau tanduk, tapi kok udah malam. Haha.
Sangat lezat ini rasanya! Aaak pingin nambah!
Oh, iya, isi racepacknya adalah voucher-voucher, Antangin, kartu Asuransi, bib, dan kaos. Sayang bukan bahan jersey ya. Tapi bagiku gak masalah. Toh gak akan aku pakai juga. Soalnya bakalan lari pakai jersey Nganjuk Runners kebanggaan. Hohoho.
KE DESA BRUMBUN
Berangkatlah ke Desa Brumbun menggunakan gugel mep. Jaraknya 14 km dari kota Madiun. Kira-kira setengah jam sudah sampe ke lokasi. Gak pakek macet. Emang ini Yaharta? Haha.
Suhu udara terasa sejuk ketika masuk desa wisata Brumbun. Ini bukan pegunungan sih. Cuman suasana desanya asri dan banyak sawah di mana-mana. Trus masih ada papringan alias pohon bambunya!
Entah kenapa aku kok yakin di penginapan yang berupa rumah warga itu nanti akan banyak makanan melimpah. Setelah sampe rumahnya Pak Suyitno, eh ternyata beneran! Instingku kuat sih memang! Hahaha.
Walhasil jajan yg aku beli dari minimarket, gak kemakan soalnya di meja ruang tamu sudah berjejer cemilan dan gorengan. HAHAHA.
Setelah meletakkan tas di kamar yg gak ada lampunya itu, aku dan Andre keluar jalan-jalan sebentar melihat situasi. Trus foto-foto di jalan yang dihiasi hiasan dari kerajinan bambu.
Perahu dari bambu
Mungkin karena malam minggu ya, penduduk desa pada keluar rumah dan suasana lumayan rame lalu-lalang sepeda motor.
Trus, aku sama Andre pun melihat venuenya.
Lucu ya, startnya bahasa jawa. Haha.
Wah unik ya. Awitan dan Pungkasan. Aku sing wong jowo saja baru tahu kalau arti pungkasan itu ternyata finish! Hahaha.
Dibaliknya, tulisannya pakai bahasa Inggris Start/Finish seperti biasanya.
Sudah jam setengah sepuluh malam, saatnya Andre ke kota lagi untuk nginep di rumah keluarganya Sigit. Yowis, thank you Andre sudah ngantarin aku ke sini. See you tomorrow kakak!
BISA TIDUR
Tadi malam lumayan bisa tidur. Maklum perut sudah kenyang karena malamnya tiba-tiba dapat nasi dan ayam kiriman penginapan sebelah yang katanya makanan di sana masih melimpah gak ada yg ngabisin.
WAH, INI SIH REJEKI NOMPLOK! Mari kita emplok! Haha.
Gara-gara makanan itu, aku jadi sempet ngobrol sama mas Surya dari Jawa Pos dan mas lain yang lupa siapa namanya. Di rumah Pak Suyitno, ada sekitar 8 orang yg nginap.
Karena aku biasa begadang dan tidurnya pagi, untuk memaksa tidur malam hari lumayan susah. Dan malam itu akupun mendengarkan (via headphone) gelombang delta (atau gama ya?) untuk menghipnotis otakku agar bisa tidur terlelap.
Kira-kira aku bisa tertidur nyenyak (gak sadar) sebanyak 3 kali selama tidur. Sisanya masih bisa dengerin gelombang mengalun itu. Yah, gak papa, yang penting bisa istirahat.
FLAG OFF JAM 6 PAGI
Karena nginep di Brumbun, aku pun gak perlu terburu-buru bangun. Sante saja. Berangkat mandi jam 5 lebih pun santai. Bahkan habis mandi masih ngobrol sante dengan mas mbak Reyog Runners yang pagi itu datang beberapa orang lagi buat numpang mandi.
Banyak peserta yang menginap di kota Madiun. Gratis. Disediakan sama panitia. Tapi namanya gratis ya jangan minta tidur di kasur empuk ya kak. Hehe. Trus aku mikir, mereka sudah tau venuenya belum ya? Ke sini naik apa? Harus bangun jam berapa? Jauh banget lo ini.
Jam 5.41 pagi kami berangkat ke venue. Ternyata sudah banyak yang datang. Woh, juara!
Venue sudah rame kakak!
Aku pun langsung gabung dengan Nganjuk Runners Squad! Temen-temen Reyog Runners juga gabung sama temen segeng mereka.
Beberapa menit kemudian, race dimulai. Tepat jam 6 pagi. Aku mengenakan pakean lengkap dari ujung kepala sampe kaki: Topi, Jersey, Manset (pelindung lengan dari gosong), Celana base layer (biar terlindung dari duri-duri soalnya ini trail run sudah pasti mblusuk-mblusuk), celana pendek, sepatu dan kaos kaki.
Dan setelah melihat-lihat penampilan peserta lain yg cowok, akulah yang paling lengkap dari atas sampe kaki. HAHAHAH. Runner Syariah sekali ya kak!
Suasana start asyik banget karena diiringi musik kesenian daerah khas Madiun bernama Dongkrek.
JALAN KAKI BERJAMAAH
Namanya trail run, sudah pasti banyak jalan kakinya. Demikian juga dengan Lajelsa, dari awal sampe 15 menit pertama sih mlampah berjamaah. Haha.
Ya maklum, kalau racenya selebar 1 orang doang, mau gak mau yang start di belakang ya harus nunggu peserta di depannya. Kalau peserta di depannya jalannya pelan, ya harus ikutan pelan. Kalau mau podium, ya pas start jangan di belakang. Hohoho
Asyik banget sih kalau kayak gini. Hawa sejuk pedesaan bikin mood jadi hepi. Apalagi bareng sama ribuan peserta lain. Hepinya semakin hakiki. Haha.
Eh, jalanan sudah bisa dibuat lari nih. Yuk lari kak!
RACE TRACK
Acara ini namanya Semi Trail Run. Trus aku bertanya-tanya kenapa ada “semi”nya. Ternyata yang namanya ngetrail itu harus menanjak atau menurun jalannya. Dan karena ada semi, berati track Lajelsa ini semi menanjak dan semi menurun. Hohoho.
Memang benar kok. Aku selama ikut Lajelsa sih gak menemui kendala berat. Kalaupun ada jalan menanjak, menanjaknya wajar dan gak parah apalagi sampe bikin ngos-ngosan. Kalau pas jalannya menurun, menurunnya juga wajar gak sampe bikin jempol cenut-cenut.
Yang paling seru adalah ketika melewati sawah. Antrian mengular panjang. Buat yang ngebet podium paling ini yang bikin misuh-misuh karena gak bisa nyalip sama sekali. Buat aku yg lari-lari hore sambil ngevlog, moment begini yang malah ditunggu-tunggu. Bisa rekam video dengan mudah hahaha.
Antri kakak!
Antrian panjang dan lama itu sangat beralasan, soalnya race selanjutnya adalah melewati sungai. Gak hanya sungai kecil, tapi lumayan gedhe lo. Dengan arus air yang lumayan bikin goyang-goyang badan.
Untung panitia menyediakan tali tampar untuk pegangan peserta ketika menyeberang sungai. Walaupun sebenarnya masih tetap diperlukan keseimbangan penuh sih, namanya tali sudah pasti gak kokoh dan masih bisa nyleot-nyleot.
Ketika melewati kali, banyak peserta yang eman-eman sama sepatunya trus dicopot. Itu yang bikin lama juga. Buat yang gak sabaran ya gak usah dicopot sepatunya.
Aku sih mending copot aja. Kalau sepatu basah bukannya gak enak dibuat lari ya?
Selama lari aku memegang hapeku karena sambil ngevlog. Pas melewati sungai, hapeku aku masukin sepatu. Dan super konsentrasi supaya gak kepleset. kalau sampe sepatu jatuh ke air khan gak lucu. Hahah. Untungnya sih aman-aman saja. Hoho.
Setelah melewati sungai, peserta melewati hutan jati yang teduh. Banyak yang jalan kaki juga di sini. Mungkin sudah capek ya.
Lumayan lama melewati hutan jati ini. Banyak jalan percabangan yang butuh instinct khusus supaya gak tersesat. Untungnya aku lari gak sendiri-sendiri amat. Ada dua peserta di depanku, jadi aku ngandalin peserta di depan saja. Hohoho.
Ada juga jalan pintas yang menggoda. Kita bisa melihat peserta lain lewat situ. Kalau kita tergoda, kita tinggal motong jalan saja dan violaaa, hemat 200 meter!
Tapi gak aku lakukan. Karena itu ilegal! Gak sesuai track. Harom! HAHAHA.
Dan panitia memberi bonus buat peserta yang jujur. Yaitu ada water station di ujung sana. Di dalam hutan jati ini emang capek-capeknya badan sih. Aku minum 2 gelas Cheers. Lalu melanjutkan perjalanan lagi.
Di depan sana ada checking point terakhir. Ada mas Agiel Pangrekso yang senyum-senyum mulu itu. Duh mas, senyumnya udahan, nanti tak jiwit lo pipimu. HAHAHA.
Lalu setelah hutan hati, peserta melewati rumah penduduk. Mblusuk-mblusuk. Ketemu anak-anak kecil berjejer yang menawarkan hi-five kepada peserta. Hohoho.
Wah kalau dipikir-pikir kok pembahasanku semakin ke mana-mana ya, padahal harusnya bab ini menjelaskan race track. HAHAHA. Wis ben wis. Ngalir saja..
Track selanjutnya melewati makadam seperti biasa. Lalu melewati kali atau sungai yang kedua. IYES! Gak hanya melewati 1 sungai, tapi DUA! Seru khan!
Yah, nyopot sepatu lagi deh. Hahaha.
Di sungai kedua ini, setelah nyebrang sungai, naiknya lumayan susah soalnya kurang pegangan hidup buat tangan. Kayaknya sih talinya kurang kokoh ya. Seingatku sih, aku agak kesusahan naiknya. Pijakannya licin pula. Untung badanku enteng, jadi gak hyut-hyuten sempoyongan banget. Hohoho.
Habis itu, ternyata sudah kilometer ke-11. Sekilo lagi finish nih!
Setelah nyebrang kali, ternyata track selanjutnya adalah melewati penginapanku! HUWAHAHA. Boleh mampir tidur dulu gak? Hahaha.
Jalanan cor lalu aspal mengakhiri bab race track ini. Overall sih 90% melewati tanah makadam, tanah liat, bebatuan, sungai. Sisanya aspal/cor-coran.
WATER STATION
Kalau gak salah, ada 3 water stations selama race berlangsung. Di jalan biasa, setelah sungai pertama, lalu di dalam hutan.
Air yang dibuat minum berupa air mineral merek Cheers. Di dalam racepack gak ada air minumnya, jadi ya water station ini penting ya, jangan dilewatkan.
Water Station pertama, eh ada kak Angga
Jarak water station pertama ke kedua lumayan jauh ya kak. Sampe kilometer 7-an baru ada water station lagi pas habis nyebrang kali. Trus water station selanjutnya mulai wajar lagi gak kejauhan.
Kalau menurut peta track di atas, harusnya WS (water station) ada 4 ya. Coba lihat lingkaran warna biru. Ada empat khan?
Kenyataannya, pas kilometer 5 lebih, aku sampe nanya ke panitia di mana letak water stationnya, katanya ada di bawah sana setelah sungai. Loh, bukannya itu WS ketiga? Berati fix WS kedua gak ada. CMIIW ya. Hohoho.
Setelah nanya senior, ternyata event trail memang begini. Banyak hal tak terduga, kayak Water station jarang. Gak kayak event road run yang setiap 2,5 km selalu ada water station.
That’s why peserta trail run biasanya nggembol air sendiri buat jaga-jaga kalau kehausan. Maklum trail run itu jauh dari penduduk, jadi jangan harap bisa beli es degan ketika race berlangsung. Haha.
Buatku, aku gak kehausan banget selama race. Suasana sejuk, nyemplung kali, cukup mengobati keringetan dan gak bikin panas di badan.
Sayangnya tempat sampahnya kurang banyak deh kak. Banyak peserta membuang sampah gelas plastik di sembarang tempat karena tempat sampahnya penuh bahkan ada yg gak disediakan atau gak kelihatan. Hohoho.
Sampah gelas plastik
CHECKING POINT
Suka banget sama checking point Lajelsa. Karena pakai gelang yang hasil kerajinan tangan penduduk setempat. Gelangnya kece dan peserta bebas memilih warna dan model. Hohoh.
Ada 3 checking points. Otomatis peserta dapat 3 gelang. Dan ini gelangku..
Gelang Lajelsa.
Ya amplop, kenapa backgroundnya kaki berbulu sih?
HAHAHA
FINISH LINE
Pas menjelang finish, diriku ternyata masih banyak disambut peserta lain yang sudah finish duluan. Wah serunya. Jadi makin semangat untuk lari kencang.
Setelah finish, aku disuruh belok ke kiri memasuki SD untuk mengambil medali, refreshment, dan finisher jersey.
Sayangnya, lha kok jalan menuju pengambilan medali dihambat sama temen-temen yg foto dengan background brand-brand pendukung acara. Hohoho.
Yowis nyuwun sewu yo mas.. mbak..
Finisher mendapatkan besek berisi medali, air minum Cheers, finisher jersey, sama semangka.
Medalinya kece banget loh!
GILAK INI!
GIMANA BISA KEPIKIRAN BIKIN MEDALI BERUPA LONCENG SAPI SIH?
HAHAHAHA
Sumpah ini unik. Medalinya omaigod! WHAT THE HELL IS THIS? Hahaha. This is so smart! Iya! Gak kepikiran sama sekali. Lajelsa berhasil bikin aku shock! Haha. KREATIF to the MAX!!! SALUT!
Setelah isolasinya aku lepas, eh, medalinya bunyi dong, mak KLUNTUNG-KLUNTUNG. Huahaha. Seru banget! Aku lihat-lihat sih, gak semua mengalungkan medali ini di leher. Dibiarkan masih di dalam besek. Entah mereka mungkin malu, atau kenapa sih?
Tapi banyak juga yg dikalungkan di leher kok. Dan aku salah satunya. Suara kluntung-kluntung sukses menambah kemeriahan acara ini. Lelah berlari diobati dengan riuhnya suara lonceng sapi. Haha.
Hanya dengan bayar uang pendaftaran 90 ribu saja, peserta yg mencapai finish juga dapat finisher jersey. Bermerek GULF+ pula. Yungalah, ini mah bikin tambah hepi banget nget nget.
Emang sih, kaos pertama yg ada di racepack kualitasnya di bawah standard, tapi finisher jersey ini has a VERY GOOD QUALITY! Layak pakai banget buat lari-lari SMR (Sunday Morning Run) atau TNR (Thursday Night Run).
Kakak Andre pakai
Finisher Jersey Lajelsa yang keceh!
Oh iya, acara ini diselenggarakan untuk menyambut ulang tahun AERUN atau Madiun Runners yang kedua. Dan Nganjuk Runners pun sudah bikin banner segedhe gaban untuk memberikan ucapan.
Selamat Ulang Tahun Madiun Runners!
Semoga semuanya masuk syurga!
Aamiin.
Walaupun Nganjuk Runners gak ada yg menang podium, tapi ternyata Andi, yang masih kelas 5 SD, dapat hadiah karena dia peserta paling muda. Waaah.. hebat yaa!
Andi Nganjuk Runners pelari termuda.
Eh, ayok foto bareng!
Nganjuk Runners!
Nganjuk dan Kediri Runners
Aku pun sibuk keliling-keliling untuk wawancara dengan beberapa runners yang aku kenal mengenai review Lajelsa. Bagaimana kesan-kesannya. Dan ada 3 runners yang aku wawancara, Kak Widia Kediri Runners, Uki Indorunners Surabaya, Jafar Delta Runners. Simak saja nanti videonya ada di bawah.
——
Cuaca semakin panas, kayaknya aku harus balik penginapan untuk mandi dan leyeh-leyeh. Oh iya, khan aku bayar 50 ribu, jadi harusnya aku dapat sarapan dong!
Setelah sampe penginapan, aku clingak-clinguk mencari nasi kotak atau makanan yang disediakan. Eh, kok gak ada? Aku nanya-nanya, ternyata memang belum disiapkan. Aku tunggu sambil mandi-mandi.
Setelah mandi, eh belum ada juga. Gosipnya sih sarapan disediakan oleh panitianya. Hmm.. baiklah.. Kayaknya harus cari sarapan dulu daripada kelaparan. Hohoho.
Aku, Silfi, Ragil, Rio, pun cari makan di sebelah sungai yang dipakai tubing. Mesen mie instan plus telur. Sama es garbis dua gelas. Murah meriah cuma habis 9 ribu saja (semoga bakulnya gak salah itung ya haha).
Setelah makan, balik ke penginapan, eh, sarapan sudah disiapkan. Sudah masuk makan siang ini kak. Hampir jam 1 siang. Hohoho. Karena masih kenyang, aku pun ngasih jatah sarapanku ke Handris atau biyasa dipanggil kakak prinses. Hohoho.
Jam 1 siang aku pulang bareng Andre motoran melewati daerah pegunungan Kare untuk menghindari polusi.
NGEVLOG
Karena banyak jalan kakinya, otomatis aku jadi sering rekam video. Durasi videonya pun lebih lama dari vlog sebelumnya. Hohoho.
Dan inilah video blog plus wawancara dengan seleb-seleb running yang aku sebut di atas tadi. Buat yang penasaran pingin ngerti race Lajelsa secara nyata tanpa tipu daya, silakan ditonton semuanya ya sayang..
KESIMPULAN
Overall ini acara lari yang sangat menarik. Layak diikuti tahun depan. Banyak plusnya daripada minusnya. Aku berani ngasih sekor 8! Sebenarnya mau ngasih skor 9 tapi karena sarapan telat dan duit shuttle busku gak kepakek, yowis terimalah skor 8 dari aku ya kakak-kakak.
Alasan ngasih skor 8 adalah biaya pendaftaran murah, dapat finisher jersey, track seru banget, ada hiburan kesenian daerah, penduduk sekitar ramah, medali lucu lain daripada yg lain, berkesan!
SARAN-SARAN
Di awal aku udah order shuttle bus untuk penjemputan dari kota Madiun ke desa Brumbun. Tapi ternyata gak kepakek, bisa dibalikin gak duitku yang 10 ribu?
Hehehe. Gak kok. Becanda. Gausah dibalikin gak papa. Tapi aku mau ngasih saran-saran ya kak. Santai, ini saran membangun. Aku bukan type orang yg suka ngehina kok. Only love, no hate.
Baiklah, mari kita mulai dari..
- Shuttle Bus. Harusnya disediakan shuttle bus gak hanya untuk menjemput peserta yang nginap di kota Madiun, tapi juga yang mau menginap di Brumbun. Misal, untuk yang menginap di Brumbun, shuttle bus akan mengantar ke sana di jam 3 sore dan 7 malam, atau gimana gitu. Jadi peserta bisa tenang dan mempersiapkan dengan matang mau berangkat dari rumah jam berapa. Hehe. Soalnya untuk kasusku, aku gak ngerti harus naik apa ke Brumbun malam itu. Untungnya ada Andre, jadi aku dianter temen sendiri naik motor ke Brumbun.
- Penginapan gratisnya harap dikoordinasikan lebih jelas lagi. Banyak yang merasa bingung terlunta-lunta gak jelas mau nginep di mana. Hohoho. Saranku sih, diwajibkan menginap di Brumbun saja atau gak usah disediakan penginapan gratis sekalian. Kenyamanan itu penting soalnya. Untung aku nginep di Brumbun. Jadi aku happy-happy saja sih.
- Water Stationnya kurang satu kak. Tapi gak papa sih ini. Untung diselamatkan oleh dinginnya air sungai. Hohoho.
- Ada temen bilang, marshalnya kurang. Terutama pas di sungai. Yang bantuin nyebrang kurang banyak. Padahal itu track paling krusial. Soalnya banyak peserta bawa handphone. Kalau kepleset mak byur hape basah trus rusak ya gimana ya kak. Hehehe. Untungnya sih aku aman-aman saja.
- Pas di hutan jati, ada jalan memutar yang di situ ada jalan pintas untuk memotong jalan. Ada banyak yang ngelanggar melewati jalan itu. Artinya mereka curang 200 meteran. Mereka pun dapat gelang yang artinya apa yg mereka lakukan itu sah. Saranku sih, di situ ada marshal yang mengarahkan untuk lurus saja, atau pembagian gelang/check point ada di ujung sebelum memutar balik (tempat di mana water station berada). Sehingga peserta yang curang, gak akan dapat gelang = diskualifikasi = gak dapat medali dan finisher jersey deh.
- Penginapan di Brumbun harusnya diatur sepenuhnya oleh panitia. Jadi peserta gak perlu repot menghubungi yang punya rumah. Cukup via panitia saja. Biar koordinasinya lebih gampang. Hohoho.
- Sarapannya telat kak. Harusnya yang nginep dan yang dapat sarapan disediakan nasi kotak yang di antar ke penginapan masing-masing pada jam sarapan. Entah nanti di makan jam berapa, dimakan apa enggak, yang penting sudah disediakan.
Oke deh kak. Tahun depan bisa dong bikin lagi Lajelsa dengan koordinasi yang lebih rapi lagi. Saya yakin Madiun Runners bisa lah. Sukses besar buat Madiun Runners. Dan sekali lagi selamat ulang tahun yang kedua ya! Semoga masuk suwargo kabeh! Bareng aku ya! Hahaha.
Bye bye.. dan Salam kluntung-kluntung..
Mantabb..lengkap ceritane iki…
Iyo kang. Ben puas sing moco hohoho
beyoh dowo tenan bro. tapi aku nggumun, sempakmu bisa dilempar dari nganjuk ke brumbun dalam sekali lempar, apa ndak ngleyang? kwkwwkkw…
Ngleyang ning Ponorogo! Hahaa
Ya ampun mas… aku baru kembali membaca blog2 postmu. Tambah kece themenya *aduuh.. kemana aja aku selama ini*
dari awal baca postingan duowoooo ini.. aku lebih fokus ke ayam bakarnya. hahaha…
soalnya aku ga terlalu excited sama lari2an.
setiap kali kmu review makanan aku kok ngeces ya, moro2 kepingin. duhh..
Huahuahua.. Akhir2 iki lagi sering posting lari larian. Tapi edisi romadhon iki wis prei disik. Duik yo entek nek digawe melu acara ngene iki hahaha. Ganti tema wis rodok suwi mbak. Sengojo kuning ben melek kabeh sing moco hahaha (sekaligus ulap).
Waah,, acaranya seru banget. Kira-kira acara kaya kapan lagi yah? soalnya lokasi saya di magetan.
Tahun depan kak. Magetan ada komunitas lari namanya Magetan Runners. Kakak join aja biar tau ada event lari. Trus bisa join bareng bareng deh.
woah mewah banget…
jadi mau, hadiahnya doang ahaha
Hahahahah
acarane seru tenan mas, lokasine cdek karo gonku lho kui.
woooh omahmu daerah cedak mbrumbun berati yaaa
Artikel yang sungguh bagus gan.. Alami
ceritanya lengkap bener… sangat menarik..
sangat bermanfaat artikelnya gan.. dan juga sangat lengkap..