Jalan Kaki Ke Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

Punya temen yang aneh kayak Bangkit (@bangkitku) emang selalu bikin serprais. Tiba-tiba (sampe sekarang aku masih benci sama kata “tetiba” gatau kenapa haha), dia ngajak aku jalan kaki ke Kebun Buah Mangunan Yogyakarta. Hmm.. mau cari buah dong pastinya?

It sounds good! Yaudah ayuk!

Pagi-pagi setelah mandi jam setengah lima di toilet dekat musholla depan Hutan Mangunan, aku nungguin Bangkit di warung sambil makan mie kuah plus teh anget.

Bangkit datang ke warung sekitar jam 7. Trus kita start jalan kaki jam 7.16 pagi. Sebenarnya aku ngantuk. Tadi malam capek habis nonton Komikaraoke dan baru tidur sekitar jam 2 pagi. Seharusnya aku tidur aja sekarang di tenda. Supaya nanti nonton acara selanjutnya gak capek-capek amat. Tapi karena jiwa petualangku tiba-tiba muncul, aku jadi mau. Hihihi.

Dimulai dari jalan turunan. Kami harus sedikit berlari supaya gak kejlungup. Sambil ngevlog. Sambil ngereview penampilan komika kemarin.

Aku gak buka gugel map. Aku percaya sepenuhnya sama Bangkit. This is how Leo handles a friendship. Kami para Leo kalau udah trust sama seseorang, kami gak akan usik lagi. Gak akan ambil alih tugas. Yah, walaupun di belakang aku mbatin, semoga gak kesasar. Hihihi.

Karena acara Podkes Senin Kemis masih jam 10 pagi nanti, alias masih dua jam lebih, jadi aku gak ndredeg-ndredeg amat. Toh ini masih di kawasan Mangunan. Apes-apes nyasar, bisa suruh nganterin warga ke Hutan Mangunan. Asal bawa duit menurutku aman jaya hihihi.

Mblusuk-mblusuk sampe ke rumah warga. Selama perjalanan, suasanya pedesaan yang damai dan tentram. Angin sumilir menyejukkan letihku. Aku dan Bangkit terbiasa kardio. Jadi untuk stamina, kami gak perlu diragukan. Dan tanpa istirahat sama sekali, kami akhirnya sampe di Kebun Buah Mangunan.

Mana buahnya, ya?

Dari depan kami disambut oleh kesenian Gejog Lesung “Budi Purnama”. Musiknya sangat tradisional, wicis ada mistis-mistisnya gitu. Tapi enak dijogetin. Lalu kami belok kiri dan kami bertemu tulisan Kebun Buah Mangunan.

Tontonlah video di bawah ini:

Lalu kami menuruni tangga kecil. Di bawah sana, pemandangannya sungguh mind blowing. Ternyata aku berada di atas awan. Walaupun aku ke sini udah jam 8 pagi, wicis harusnya lebih pagi lagi supaya bisa melihat awan berkumpul di bawah.

Karena aku gak sanggup mendeskripsikan keindahan pemandangan di sini pakai kata-kata, aku share foto-foto aja ya. Selamat mupeng!

Kebun Buah Mangunan

Jadi kalau aku lihat di yutub, itu ijo² seharusnya awan mengepul. Tapi itu kalo pagi yaaa. Ini sudah jam 8. Jadi sudah kasep. Hihihi.

Kebun Buah Mangunan

Jadi sebelum turun ke bawah, ada bebatuan yang oke juga dibuat foto. Asal modelnya ganteng atau cantik. Kalau klen gak memenuhi kriteria itu, kalian akan ngeblend dengan bebatuan. Jadi mending sekip saja okay! Haha,

Kebun Buah Mangunan

Foto bareng sang pemandu wisata, Bangkit. Yang hobinya jalan kaki ke manapun dia berada.

Kebun Buah Mangunan

Versi zum aut.

Kebun Buah Mangunan

Versi santai seolah-olah melupakan cicilan rumah.

Lalu kami pindah tempat. Ada spot foto lain yang kata Bangkit, akan jauh lebih bagus hasilnya. Ternyata iya..

Kebun Buah Mangunan

Versi ala-ala model. Susah ternyata pose ala model ituuu.

Kebun Buah Mangunan

Sok-sokan membelakangi kemra. Btw, punggungku begitu yak, bentuknya. Kathing pecotot. Hahaha.

Buahnya mana?

Aku juga gak tau letak kebun buahnya di mana. Di bayanganku ketika diajak, aku bakalan bisa memetik buah-buahan secara fri. Atau kalaupun bayar gapapa. Ternyata di sekelilingku, isinya pemandangan di atas awan semua.

Untung ada warung di dalam kawasan wisata Kebun Buah Mangunan ini. Harganya standar. Aku nanya harga dulu sebelum beli. Supaya gak keblondrok. Tapi kalaupun harganya lebih mahal, aku tetep beli sih. Butuh soalnya. Hahaha. Untung di sini harganya gak dimahalin. Bakulnya mencari rejeki dengan cara yang halal. Ntaps!

Kami ke sini gak bayar uang masuk. Soalnya rata-rata orang ke sini naik motor. Jadi jalannya gak mblusuk-mblusuk kayak kami. Dan pastinya memasuki pintu masuk yang benar. Sementara kami ke sini malah memasuki pintu antah berantah. Tapi ketika penjaganya nanya motornya parkir di mana, trus dia terkejut ternyata kami ke sini jalan kaki, akhirnya kami diloskan masuk tanpa bayar hahaha.

Hmm.. aku inget, jadi pohon-pohon di sebelah kiri selama perjalanan itulah kebun buahnya. Cuman keknya belum pada berbuah.

Kami akhirnya pulang. Melewati jalan yang berbeda. Agak deg-degan ketika ada jalan buntu ketika ngikutin gugel mep. Akhirnya nanya orang sekitar dan ditunjukin jalan yang benar.

Ada warga yang nawarin tumpangan motor karena kata mereka perjalanan masih jauh. Eh, kami berdua lo. Gak usah deh. Aku agak ndredeg, jangan-jangan ini jauh banget. Eh, ternyata setelah dijalani, ya sekitar 3-4 km an saja.

Aku gak biasa jalan kaki pakai sandal. Soalnya kulit kakiku tipis, jadi gampang lecet. Biasanya kalau jalan kaki atau lari jarak jauh pasti aku pake sepatu dan kaos kaki yg nyaman.

Walhasil sandalku aku copot. Karena kakiku sudah mulai terasa perih di beberapa titik. Cuaca panas. Tapi karena ini di gunung, jadi panasnya tetep ada sejuk segarnya.

Perutku kayak kebelet ngising. Karena aku mau sensasi ngising yang berbeda, aku mampir di mesjid. Eh ternyata cuma kentut sama kencing. Teleknya gak mau keluar. Yah, aku diprank sama silitku sendiri. Hahaha. Hidupku penuh panclain. Hahaha.

Nyampe venue Jambore Standup jam setengah sepuluh pagi. Tanpa ngapa-ngapain lagi, aku langsung duduk di tribun depan sendiri. Nunggu Podkes Senin Kemis dimulai.

Dan setelah ditotal, ternyata kami sudah jalan kaki sejauh..

Jalan Kaki ke Kebun Buah Mangunan

Enam koma empat kilometer. Lumayan! Hohoho.

Dan inilah akhir dari postingan ini. Kalau ada benar-benar kata, saya tidak mohon maaf. Hehehe.

2 Comments

Komen yuk kak!