Running Event Gratisan Pelindo Port Run Surabaya, Medalinya juara!

Seminggu kemudian setelah ikutan Brilian Run, alias tepatnya tanggal 8 Desember 2019, aku ikutan event lari yang diadakan oleh Pelabuhan Indonesia alias Pelindo Surabaya. Ikut gara-gara disuruh Alid Abdul. Karena sultan lagi bosan buang-buang duit, dan pingin merasakan gimana rasanya ngirit seperti rakyat kecil, aku pun ikutan event GRATISAN ini.

Bahkan panitianya nyuruh Alid ngajak teman-temannya dong! Ada apa ini? Apakah eventnya tidak laku? Soalnya tanggal 8 Desember itu bertepatan dengan running event yg jauh lebih bergengsi (baca: mahal), Suunto Half Marathon di Malang yang harga tiketnya hanya layak diikuti oleh sultan beneran (kalau aku sultan wonebi). Haha. Dan gosipnya acaranya gak berjalan mulus pas pengambilan reispek. Wotevah lah.

Aku gak menaruh harapan apa-apa pada event running gratisan. Yang penting bisa lari bareng ratusan orang itu sudah sangat membuatku heppih.

Ternyata eventnya lumayan mewah dan bergengsi. Karena mengundang the wan en dounli Lord Didi yang lagi ngehype sekarang dan harganya lagi mahal-mahalnya pasti!

Akutu gatau di mana Venue Pelindo berada. Tutorial dari Alid cuman dari Mbungur naik bis damri ke Jembatan Merah Plaza. Lalu naik gojek ke penginapan Hotel Walisongo.

Karena kemalaman, bis damri udah gak beroperasi. Akutu naik bis kota yg ‎اَلْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ sumpek dan panas. Bertemu dengan rakyat kecil. Berempati merasakan penderitaannya.

Eh mereka ternyata gak menderita kok. Biasa aja tuh. Senyum-senyum aja di dalam bis. Mungkin yang naik mobil mewah justru tidak bahagia karena terjebak macet? Hunos? Kebahagiaan itu letaknya di hati. Xixixi

Karena aku orangnya totalitas, maka tema perjalanan ala rakyat kecil pun kujalani dengan sempurna. Sampe di JMP, aku jalan kaki menuju penginapan yang jaraknya (cuma) dua kelo. Maklum aku runner ya. Jarak 2 km itu kecil! Hahaha

Kalau diitung-itung, perjalanan dari Nganjuk cuma habis 26 ribu (Nganjuk – Bungurasih Surabaya 18 ribu, Bungurasih – JMP 8 ribu). Padahal aku bisa memilih naik grab dengan total 77 ribu. Tapi aku gak milih itu (walaupun nyaman), karena sensasinya beda. Monoton pastinya.

Jalan kaki di daerah JMP menuju Hotel Walisongo membuatku sumringah. Karena aku menemukan kesamaan ras di sini. Hidung mancung, alis tebal, kulit kecoklatan, bulu lebat, wooow genetik aku banget! Yup! Di sini itu ternyata kampung arab gaes!

Kesamaan ras gundulmu kui ndop! Awakmu khan wajahe blesteran Nganjuk-Tulungagung. Gak enek arab-arabe blas! Haha

Walaupun wajah mereka sudah blesteran jowo, tapi kemancungan hidung mereka gak bisa bohong.

Hotel Walisongo ternyata hotel besar! Aku nginep di kamar yg ada asenya. 125 ribu saja. Sangat terjangkau untuk kantong sultan. Alid juga nginep di sini. Tapi dia nginep sesuai isi kantong dia yg tipis. Nginep di kamar kipas angin seharga 80 ribu xixixi

‎اَلْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ya, anak baik, ganteng, dan kaya raya kayak saya ini selalu diliputi keberuntungan. Racepack yg harus diambil weekday pun sudah diambilin temennya Alid. Jadi aku gak perlu refot-refot ke venue buat ngambil reisfek. Ane cafek gaes. Haha

Alid datang jam 10an malam. Aku kelaparan. Akhirnya kami berempat (Alid bawa buntut dua) yang awalnya pingin nasi kebuli, karena sudah pada tutup, belilah penyetan buat lemak loading. Haha karbo apaan kok mesennya bebek penyet? Hahaha

Aku tidur jam 12 malam. Bangun jam 4. Pelindo Run ini jadwal acaranya gak jelas. Start lari 10K jam berapa gak dijelasin sama sekali di manapun! Hahah

Btw aku gak pakek jersi Pelindo sih. Sesek soalnya di badanku. Aku pakai jersi Indorunners yang versi camo abu-abu. Sepatu sudah pakai Adidas Ultraboost 19 yang kukasih nama Adul. Sekalian tes drive perdana lari 10K pakai sepatu itu.

Alid anaknya suante. Aku sudah siap sejak jam 4.30 pagi. Alid dan kawan-kawannya malah baru bangun dong. Aku deg-degan. Takut telat aja sih. Ikutan race jauh-jauh dari Nganjuk trus telat start itu sungguh moment yg sangat buruk. Aku gak mau kasus Mandiri Jogja Marathon dua taun lalu (yang aku telat 6 menit gara-gara pas sampe venue malah sibuk foto-foto, bukannya bergegas ke start line) terulang lagi.

Jam 5 lebih dikit akhirnya kami naik gokar menuju Pelindo 3 Surabaya. Peserta yang datang sudah buanyak! Untungnya duk-dukan grep ke venue cukup ditempuh dengan jalan kaki beberapa puluh meter.

Ada bencana alam yg kualami. AKU KEBELET NGUYUH! Dan kebeletnya ini gak santai. Harus dikeluarkan sebelum race!

Walhasil aku misah dari teman-teman langsung fokes mencari toilet. Toiletnya antri 2 orang. Toilet portebel yang aku gatau harus diapain ketika di dalam. Yang penting cur trus udah. Soalnya tisu habis. Air buat nyiram katur juga gak ada! Pagi itu adalah momen di mana dalam masa hidupku selama ratusan tahun ini, aku gak cawik pipis! Hahaha. Sebagai insan toharoh garis keras, aku merasa hina hari itu! Hahaha.

Flag off (bendera dikibarkan tanda lari dimulai), telat beberapa menit. Ah gak usah nyinyir lah ndop. Ini bukan event running berbayar. Jadi gak usah berharap banyak. Apalagi berharap kesempurnaan acara. Wong yg berbayar aja yg tidak sempurna buanyak! Apalagi gratisan? Haha

Aku pasang target di event kali ini. Sudah gak ada niatan lari hore-hore sambil ngevlog atau photo banyak kayak event-event lari yg dulu-dulu. Aku harus finish dalam waktu di bawah 70 menit biar dapat pace 6 koma.

Peserta 10K ternyata gak sebanyak 5K. Walaupun jumlahnya masih terhitung banyak sekitar 600an peserta. Peserta 5K lebih banyak karena sudah pada tahu kalau kategori 10K rutenya diulang 2 kali! Betapa membosankannya melewati lintasan yg sama. Pakek capek pula. Ya siapa suruh ikutan si ndop? Stop nyinyir! Hahaha

Untung pas start aku berada agak depan. Jadi gak ada drama harus ndusel-ndusel pelari yg jalan kaki yang ngebek-ngebeki nggon. Kalau kita sudah pasang target, lupakan dulu pertemanan ya. Soalnya kalau lari hore bersama teman itu sudah pasti tanpa target. Artinya, kalian harus minta izin ke teman-teman untuk maju meninggalkan mereka dan stenbae di belakang atlet-atlet yg di depan. Pelari hore biasanya berkumpulnya di belakang. Hehe

Udara Surabaya pagi itu biasa aja. Gak panas. Gak dingin. 31-33 derajat. Sepatuku Ultraboost 19 baru kupakai 3 km an talinya lepas dong! Anjir! Sepatu mahal talinya lepas! Haha.

Karena sudah pasang target, tali baru kubenerin ketika di waterstation. Waterstationnya air isotonik semua! Yes! Pocari pula! Dingin juga! Panitianya jempolan!

Sepanjang jalan juga lumayan banyak yg nyemangatin. Rutenya di jalan raya ya ini. Cuman gak di tengah kota kayak Brilian Run. Jadi bisa steril banget dan nyaman buat pelari.

Ada belokan yg melewati paving. Jalanan yg dihindari pelari karena konon bikin dengkul sakit. Di sini dikasih gelang untuk penanda lap. Jadi untuk kategori 10K akan dapat 2 gelang. Kalau gelangnya cuma satuk, gak dapat medali.

Paceku lumayan stabil. Gak pernah sampe 5. Sesekali 7. Seringnya 6 koma menjelang tuju. Haha. Cuman sepatu baru ini bikin ulah. Sol dalamnya bergeser ke kanan. Khusus kaki kanan. Kaki kiri aman. Tali sepatu juga akhirnya lepas lagi. Yang pertama sepatu kanan, trus lap kedua sepatu kiri. Anjir ini bakalan mengurangi pace banget karena harus berhenti mbenerin tali sepatu.

Water station ada di setiap 2,5 km. Penyelenggara Pelindo Port Run ini Indorace. Salah satu running event organizer yang sudah pengalaman dan punya reputasi baik di kalangan runner. Jadi gak usah diragukan lagi.

Gara-gara (yang suka nulis gegara, sini tangannya saya jiwit! Sebel akutu! Hahaha) tragedi sol bergeser tadi, kaki kananku jadi terjepit sepatu. Rasanya agak sakit. Risih banget. Dan itu berlangsung dari kilometer 5 ke atas sampe finish. Aku gak mau mbenerin sepatu, sudah pasti targetku akan meleset jauh. Walhasil aku bertahan di dalam kesengsaraan. Haha

Menjelang finish, penjaga belokan terakhir sudah pada buyar soalnya peserta 5K sudah pada datang berjubel di garis finish. Akupun belok di belokan yg gak seharusnya hahah. Tapi jamku menunjukkan sudah 10K lebih. Jadi menurutku gak papa hahaha.

Sampe finish, aku gatau harus ngapain. Kulihat peserta lain isinya 5K. Lha yang 10K di mana ini? Aku pun dikasih tahu papolisi untuk menerobos kerumunan. Soalnya jalan pengambilan medali untuk 10K sudah dipenuhi peserta 5K yg gak tertib. Sudah kuduga. Haha

Di ruangan refreshment, aku dapat pisang, air mineral, dan isotonik. Lalu medali yang gak dikalungkan. Tapi dikasih biasa.

But wait! Medalinya bagus ya amplop!

Depan belakang designnya sama. Sayang banget! Harusnya di belakang tulisannya kategori 10K gitu. Dan ternyata medali 5K juga sama persis dengan 10K. Yang membedakan cuma talinya doang ada tulisan 10Knya.

Berita bahagianya, aku finish strong SESUAI TARGET! YES!

Rata-rata pacenya membahagiakan buat aku. 6:39 menit/kilometer. Lihat itu rutenya, cuman garis doang! Tebel pula garisnya. Soalnya emang diulang 2 kali. Haha

Jangan ditanya ini aku lari di zona apa ya. Sudah pasti zona merah! Hahaha coba saya cek dulu..

Jangan ditiru ya. Membahayakan! Haha bahkan maksimum Heart Ratenya 194! Gila sih cari mati! Hahaha ya maklum latihannya males.

Lihat tabel di atas. Emang bener kata pelari-pelari, kalau kilometer 8 itu capek-capeknya badan. Pace melambat. Habis itu berangsur-angsur naik lagi pacenya.

Venuenya ini di halaman/taman kantor ya. Jadi bukan lapangan. Walhasil pipel berjubel dan menyebar dan kalau mencari orang, bakalan angel golekane.

Aku selfie dulu..

Di sini peserta 10K masih dikit yg finish. Kayaknya pelari-pelari kencang pada ikutan Suunto di Malang. Aku jadi bangga sama diri sendiri. Karena kulihat sekeliling, kategori 10K yg sudah finish, isinya mas-mas bertubuh ceking semua! Hahaha. Kalaupun ada yg tubuhnya gedhe, gedhenya itu dempal berotot gitu. Anying apalah diri ini yg punya tubuh ala anak rebahan ini dibandingkan mereka, hahaha

Alid dan teman-temannya datang dua jam kemudian! Haha. Gak ding! Beberapa menit kemudian. Kami mencari tempat tenguk-tenguk yg enak buat pendinginan.

Setelah pendinginan selesai, kami langsung fokes ke mencari spot foto untuk photoshoot. Btw kelompokku kali ini adalah blogger semua. Jadi jangan heran kalau kami gak nduwe isin. Haha

Di bawah ini adalah pose ala warming up lari versi videonya Melanie (Fit With Mel) di yutub:

Pose begitu dilihatin orang-orang yang antri foto dong. Sudah kubuang maluku. Soalnya itu harus mengulang beberapa kali takes hahah

Lord Didi mau tampil nih! Cuaca sudah lumayan panas. Peserta lari pada bejubel di depan panggung. Karena aku bukan sobat ambyar, akupun hanya melihat dari belakang. Di depanku adalah kursi wi aipi yang diduduki tamu undangan (orang fenting). Didi Kempot kelihatan kecil di posisiku berdiri.

Dua lagu selesai, lalu kami pindah agak ke depan. Pingin lihat Mas Didi lebih dekat. Aku sudah mulai bosan. Sementara Alid kebelet ngising! Cuaca semakin panas pula! Akhirnya setelah dua lagu lagi, kami memutuskan untuk cabut saja. Karena sudah lapar juga sih.

Order gokar dua kali ditolak karena gak bisa masuk area venue. Akhirnya jalan kaki melewati garis start dan foto-foto dulu.

Di depan sana ternyata sopir sepur kelinci menawari tumpangan gratis. Kebetulan bareng banyak peserta lain juga. Yoda yuk mau banget!

Kami di antar ke dari venue ke tempat di mana gokar bisa menjemput. Di depan kantor BJTI (Berlian Jasa Terminal Indonesia). Kami naik gokar ke hotel Walisongo namun karena kami selama otw ngobrol tentang kuliner timur tengah, walhasil sama kakak sopir dianter ke warung YAMAN untuk sarapan Nasi Kebuli yang endang bambang banget rasanya!

Seporsi harganya 30 ribuan. Pokoknya bawa duit 50 ribu sudah bisa ples minum es jus. ‎اَلْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ lidahku cocok sama makanan timur tengah. Nasinya wangi. Daging kambingnya (eh kambing apa sapi?) empuk dan enak! Langsung greng habis ini! Hahaha

Balas dendam setelah lari 10 km terbayar sudah. Kami balik ke Hotel Walisongo langsung mandi dan cekaut. Trus naik gokar mampir Tunjungan Plaza buat ngadem. Suroboyo panase gak umum! Haha.

Ndik tepe kami cuma beli es boba merek Teapresso yang harganya ndak umum 33 ribu tapi untungnya rasanya enak! Baaanget! Gak rugi keluar duit banyak. Haha bobanya juga enak.

Kata Aji Sukma, aku harus cobain bubble tea merek Chatime yang katanya rasanya lebih enak lagi harganya juga lebi mihil! Ya amplop omaigod okay! Hahah

Kami berpisah dengan Yasir (Jarang Dolan Dolan) di tepe lalu kami bertiga, aku, Alid, dan Aji ke terminal Bungurasih untuk pulang ke rumah masing-masing.

Sehari kemudian aku dikirimi link race result sama Alid. Kucek hasilnya. Wow rankingku gak jelek-jelek amat! Ranking 201! Hahaha

Total peserta 10K adalah 604. Jadi lumayan lah ya aku 1/3 urutan atas alias masih di atas rata-rata.

Setelah event Pelindo Run gratisan ini, aku mulai rajin lari banget! Soalnya 15 Maret nanti mau ikutan HM (Half Marathon 21 km) di Kediri. Targetku finish di bawah 3 jam. Kalau bisa 2,5 jam saya anggap bonus! Soalnya 2017 kemarin aku HM dengan pencapaian waktu yg buruk yaitu 3 jam lebih! Haha jalan kaki mulu sih! Gimana mau kuat kalau gak pernah latihan? Haha

Sudah seminggu ini aku mulai latihan HM. Besok jadwalnya lari 11 km. Kamis kemarin latihan interval untuk pertamakalinya. Capek! Haha. Tiap hari sudah ada jadwalnya. Gak melulu lari doang. Ada latihan strength (kekuatan) kayak push up, plank, dll. Dalam seminggu, ada sehari istirahat untuk recovery kaki.

Doakan bisa latihan rutin tanpa absen tanpa cidera supaya nanti pas HM hasilnya memuaskan! اٰمِيْنَ

Bye bye. Sampe jumpa di postingan keren selanjutnya!

Komen yuk kak!