Menduniakan Madura: ke Air Terjun Toroan dan Menyebrang ke Giliyang

Cover Menduniakan Madura edisi Toroan

Setelah main jeplok-jeplokan di Pantai Nepa yang pasirnya berwarna kuning keemasan itu, aku dan geng balik ke penginapan untuk mengambil peralatan mandi. Karena aku dan Halim sudah punya tempat mandi khusus penemuan kami berdua, kami gak perlu antri mandi lagi. Karena antri is so yesterday. HAHAHHA

Kami mandi di tempat tadi malam, di masjid. Kamar mandinya ada dua. Airnya melimpah. Bak mandinya ada ikannya. Hahaha. Dan yang paling penting, pintunya bisa dikunci! Jadi diriku bisa mandi dengan tenang. HAHAHA.

Tapi sayang letaknya jauuuh kak!

Sebelum memutuskan untuk mandi di Masjid, aku sama Halim ikutan antri di kamar mandi sebelah penginapan (homestay). Di situ ada Silvi. Karena waktu mepet banget. Yowis akhirnya bertiga menuju ke Masjid. Trus hompimpah. Aku kalah. Mereka berdua mandi dulu. Aku mati gaya soalnya gak bawa hape. Haduuuu…

MAS ROSYEED, HIBUR AKUUUUH!!!

Silvi memenangkan kejuaraan mandi cepet-cepetan. Mengalahkan Halim. Silvi tuh kayaknya cowok deh. Kok mandinya cepet? HAHAHAHA.

Selesai mandi, kami balik ke homestay dan ternyata semua sudah pada macak cyantik dan guwanteng sambil menenteng barang bawaan masing-masing keluar homestay.

WHAT????

Haduuuh.. Telat nih. Dengan super gendandapan, aku ringkesi semua barang-barangku. Lalu mendapati ces-cesanku sak kabelnya ilang!

Bahkan ketika aku keluar homestay hanya dengan sandal jepit (gak sempat sepaton), eh handukku yg aku taruh di jemuran barusan aja, kok ya ilang! Haduh.. itu handuk didapatkan dengan penuh perjuangan kak! Harus lari 5 km panas-panas dulu melawan ribuan pelari lain :(

Pasrah saja deh. jangan kayak orang susah. Handuk ilang ya beli lagi. #okesip.

Temen-temen sudah pada selfa-selfi dan wefa-wefi di sekitaran bis. Entah apa yg ada di pikiran mereka. Apa bagusnya sih, selfie di sebelah bis itu? Duh kak, pliz deh. Dan yang paling parah tuh, KENAPA KALIAN GAK NUNGGU AKU SIH? AKU KHAN JUGA PINGIN DIAJAK FOTOOOOO!!!! *AAKKK STRESS!*

Ah whatever!

Ternyata handukku dibawa Mas Rosyed! Omaigod! Pasti sudah kamu ciumi ya mas, handukku? Apakah ini kode? HAHAHAHA. Thank you Mas Rosyed! Gak jadi ilang deh.

Barang yg gedhe-gedhe dimasukin bagasi bis. Dan asal kalian tahu, ini pertama kalinya aku membuka bagasi bis sendiri! Biasanya aku tuh kayak bos, semua pada dilayani sama pelayan-pelayan aku. HAHAHA. *pencitraan*

————-

AIR TERJUN TOROAN

Tujuan kami adalah ke Air Terjun Toroan. Masih di kabupaten Sampang kok. Aku gak begitu iksaitid sih. Soalnya di Nganjuk khan ada banyak air terjun. Pasti nanti perjalanannya naik turun gunung. Trus hawanya dingin. Ah sudah bisa ketebak kak!

Jam 8.10 pagi tiba-tiba bus menggok ke kiri. Minggir ke area parkir dan berhenti.

Loh, kok udah berhenti?
Udah sampai kah?
Mana gunungnya?
Mana hawa dinginnya?
Katanya ke air terjun?

Peserta disuruh turun bis dan dipersilakan mengeksplore air terjun Toroan. OMAIGOD! Air terjunnya gak pakai naik gunung segala sodara-sodara! Huahahaha.

Parkiran air terjun Toroan

Siap-siap rekam VLOG ini ceritanya haha

Dan sepertinya baru bentar aja naik bis, udah sampai aja ke Air Terjun Toroan. Ternyata memang jarak dari Nepa ke Toroan cuma 5 km saja. Yo pantes kalau cepet. Lari aja bisa tuh kalau aku! #RunnerSombong Hahaha.

Yaudah mari mengeksplore Air Terjun!

Hanya dengan menuruni tangga sepanjang 20 meteran, kita sudah bisa menemui air terjun Toroan.

Tangga Air Terjun Toroan

Gak capek kok. Cuma dekeeet.

Di bawah sana, ada beberapa air terjun kecil sebelum menemui air terjun utama. Buat kalian yg pingin raup cuci muka, mending di air terjun yg kecil itu saja. Soalnya air terjun yg utama dilarang nyemplung. Karena di area sekitar air terjun utama ada palung laut yg dalem banget!

air terjun toroan mini

Air Terjun Toroan Mini.
Silakan yg mau raup di sini.
Siapa tahu berkhasiat bikin awet muda?

Aku sih gak nyentuh airnya sama sekali ya. Bayanganku sih ini bukan pegunungan, jadi airnya kayaknya air sungai biasa khan ya? Sooo.. ya gitu deh. Hanya bisa menikmati pemandangannya saja.

Hanya beberapa langkah ke depan, kamu akan menemui air terjun Toroan kecil lagi. Kali ini agak gedhe ya volume airnya.

Air Terjun Toroan Mini 2

Air Terjun Toroan Mini yang kedua.

Beberapa langkah ke depan, suara gemericik air semakin deras terdengar. Jadi kalau mau bicara harus teriak-teriak. Air terjun Toroan yang utama pun terlihat di depan sana.

AIRNYA SUPER GEDHE dan DERAS! NGERI! Tapi karena aku suka yg gedhe-gedhe, jadi aku gak ngeri-ngeri banget sih #eh. HAHAHA.

Air Terjun Toroan

Air Terjun Toroan yang gagah perkasa!
:kiss:

Derasnya air terjun Toroan secara otomatis mengisyaratkan kita untuk tidak mandi di situ. Alam selalu memberi kode/isyarat kepada manusia. Hanya manusia saja yg suka lalai. #GusNdop

Pernah ada yg nekat nyemplung ke air terjun, lalu tenggelam, trus matik!

Tuh khaaaaan.. Bandel sih!

Air Terjun Toroan gak tinggi-tinggi amat kok. Kalau aku perkirakan sih, sekitar 8-10 meteran. Ada artikel bilang 20 meter. Tapi aku ragu. Kalau dihitung dari palung lautnya mungkin masuk akal.

Tapi intinya, air terjun Toroan bukan type air terjun yg tinggi dan langsing. Tapi dia type yg lebar, gagah dan perkasa! Aaaakk pingin meluk Air Terjun Toroan! :hug:

Walaupun gak bisa nyemplung, kami gak dibikin kecewa kok. Karena pemandangan di depan air terjun bener-bener menakjubkan!

suasana depan air terjun

Jadi kalian bisa foto-foto di sini.
Dengan background air terjun!

Pemandangan di depan air terjun adalah lautan lepas! Dengan batu karang yang artistik untuk pijakan. Namun hati-hati ya, batu karangnya super duper licin.

Kenapa disebut air terjun Toroan?

Karena airnya langsung toroan ke laut. Dan kita harus toroan tangga dulu baru bisa menikmati air terjunnya. Gitu deh kayaknya. Huahhaa. Tapi yang jelas toroan itu artinya turun.

Air Terjun Toroan dari jauh

Air Terjun Toroan dilihat dari batu karang di depannya.
Foto by: kak Timo

Dan sumpah, foto di sini tuh pemandangannya amazing! Kayak fotonya kak Mira Sahid di bawah ini!

Toroan Mira

Amazing banget sumpah!

Sayangnya diriku saat itu cuma pakai sandal jepit yg licin. Sambil bawa tas. Udah gitu sok-sokan bawa headphone di leher pula. DUH SALAH KOSTUM PARAH! HAHAHAHA.

Walhasil diriku jadi susah menjaga keseimbangan karena pikiran terpecah pada gejet yg nempel di leher dan hape di tangan. Jadi aku harus merelakan untuk tidak ber-OOTD di sini. Cukup rekam vlog saja sama selfie. Omaigod! Selfie itu khan so yesterday ya? HAHAHA.

selfi di air terjun Toroan

Atas dasar apa, ke air terjun bawa headphone di leher?
Sungguh ini fashion disaster parah ndop!
HAHAHAHA.

Duh Ndop, untung wajahmu ganteng ya. Kalau enggak, kayaknya admin dzofar.com gak akan ngaplod foto kamu di sini! HAHAHA.

Alasan gak sempet ber-OOTD (Outfit Of The Day) ria di sini adalah karena panitia cuma ngasih waktu 15 menit saja untuk mengeksplore semuanya. Waduh. Spot menarik kayak fotonya kak Mira di atas tentu saja harus ngantri banyak.

Ya sudahlah. Kapan-kapan ke sini lagi. Berdua saja. Sama kamu. Iya, kamu yg sekarang jantungnya berdegub kencang. #eaaa.

Materi VLOG saya rasa sudah lengkap. Yowis mari balik ke bis lagi.

Aku sempet nanya panitia, siapa yg bawa ces-cesanku, eh ternyata dibawa mas-mas panitia pakai kacamata. Duh, ces-cesan ini adalah penunjang separuh nyawa dan harga diriku (harga diri seorang mas Ndop semata-mata terletak di iPhone 6nya. Tanpa itu, mas Ndop hanyalah serpihan kuku habis meni pedi yg terbuang #eaaa)

Hahaha. Makasih maaas… :hug:

————

Sudah menjadi PRINSIP HIDUPku, bahwa ketika berada di rombongan yg berisi banyak orang, DAKU HARUS KELIHATAN MENONJOL! Gak mau aku jadi orang biasa aja, yg pendiam, anteng dan gampang dilupakan. HAHAHA.

Walhasil pas di bis, ketika panitia menawari siapa yg mau nyanyi, AKU MAJU DULUAN! INI SAATNYA MEMBUKTIKAN KE KHALAYAK BLOGGER SELURUH INDONESIA BAHWA DIRIKU INI BLOGGER YG MENONJOL! HAHAHA.

Aku rampok mic bang Rosyid, sang biduan Blogger Madura, dan langsung kudendangkan lagu “Gerimis Mengundang”. Fals gak fals yang penting berani nyanyi. Ini kayaknya quote dari Bang Rosyid ya? HAHAHA.

Dan inilah hasil rekaman videonya:

HAHAHAHA. Sumpah jadi kangen masa-masa itu deh. Ulang yuk! Ulang!

————–

UNIT PENGELOLA PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI)
PASONGSONGAN SUMPENEP

Pasongsongan

Perjalanan satu setengah jam tidak terasa signifikan kalau hati ini riang gembira. Ye kan? Kami tak terasa sudah sampe ke destinasi selanjutnya. Di PPI Pasongsongan.

PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) itu beda dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Kalau PPI itu dikelola oleh pemerintah provinsi, sedang TPI oleh Kabupaten. Jadi wlaaupun ini di kab. Sumenep, tapi PPI ini dikelola oleh Provinsi Jawa Timur.

Eh, kamu sudah tahu belum, kalau pulau Madura itu masih termasuk provinsi Jawa Timur?

Walaupun bahasa daerahnya beda jauh yaaa..

Nah, kenapa bisa begitu?

Karena pulau Madura hanya punya 4 kabupaten. Yaitu Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Pamekasan. Dan syarat untuk menjadi provinsi itu minimal punya 5 kabupaten (sesuai isi UU 23/2014 tentang Daerah Otonomi Baru dan PP Nomor 78/2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah). Jadi Madura masuk Jatim deh kak. Udah gak papa.

And see, kami sehabis dari bangkalan (KKJSM dan KKM), lanjut ke Sampang (Nepa), dan kali ini Sumenep! Yes, kami memang sedang memutari pulau madura dari sisi laut utara!

Keren banget khan!

perjalanan menduniakan madura

Peta Perjalanan Menelusuri Jejak BPWS
dalam membangun Madura

Iya dong, kami blogger Indonesia, bersama Blogger Madura dalam misi menyebarkan ke netizen semua tentang Jejak BPWS dalam mengembangan Pulau Madura. Walaupun BPWS sebenarnya kebagian tugas mengembangkan Suramadu di sisi Surabaya juga, namun karena Surabaya sudah ditangani sendiri sama Pemerintah Kota Surabaya, walhasil BPWS jadi fokus ke Pulau Madura saja.

Di PPI Pasongsongan kami juga mampir sebentar. Melihat aktifitas penduduk mengelola hasil tangkapan ikan yg baru saja ditangkap dari laut.

Aku waktu itu sempet wawancara singkat dengan ibu-ibu yang sedang memukul-mukul es batu. Di sini untuk mengawetkan ikan biar tetap segar, tidak memerlukan bahan pengawet. Cukup pakai es batu. Dan ikan akan tetap segar selama 2 hari.

ibu-ibu pasongsongan

Jangan remehkan ibu-ibu Pasongsongan yg sedang memecah es batu,
Kalau sudah dandan, kelar hidup lo!
HAHAHA

mas mas pengemas ikan

Jangan remehkan mas-mas yang sedang mengemas ikan,
kalau sudah pakai kacamata hitam dan pomade, kelar hidup lo!
HAHAHA

perahu penangkap ikan

Perahu penangkap ikan yg artistik dan kalerful!

Perahu bagus

Perahunya bagus banget!
Pingin berlama-lama di sini sambil nyeketsa perahu deh!

Sayangnya kita harus segera menuju ke pelabuhan Dungkek masih di Sumenep juga. Karena kita harus makan siang di Pulau Giliyang! Sudah ditungguin sama penduduk sana loh!

Yasudah, sebelum meninggalkan Pasongsongan, foto-foto dulu..

Kantor Pasongsongan

Foto bareng di Kantor Unit Pengelola PPI Pasongsongan

———–

Perjalanan menuju pelabuhan Dungkek Sumenep sempet menuai ketegangan dari peserta. Pasalnya tiba-tiba bus berhenti. Lalu ada yg nggedor-gedor pintu bis. Ketika pintu bis dibuka, Mas Vicky (yang ganteng) tiba-tiba dimarahi sama Mas Berry Anam (yang seksi). Mata mas Berry merah gitu kayak kesetanan.

Ini masalah apa, yang salah siapa, aku gak ngerti. Soalnya mereka pakai bahasa Madura. Adu mulut berlangsung beberapa menit. Puncaknya, salah satu mengeluarkan clurit kecil. Waduh! Gawat! Bakalan terjadi pembunuhan berdarah nih di dalam bis?

Temen lain yg gabisa bahasa Madura cuma bisa ndredeg dan rasan-rasan, ada apa sih? Gitu. Aku sudah ngeri duluan. Dan males ikut campur. Walhasil diriku pasang hedfun harga dua jutaan dan setel musik kenceng biar moodku gak rusak. Aku gabisa diginiin kak panitia. :(

Ketika peserta mulai gusar gundah gulana sementara pak polisi di bawah sana kok diam saja, eh, tiba-tiba DOR! Panitia lain datang tertawa memecah suasana. HUAHAHAHAHAHAH.

Tau nggak? Ketebak nggak?

Iya bener. MEREKA CUMA EKTING SODARA-SODARA!

Mereka ternyata sedang memperagakan..

CAROK

Jadi carok itu menurut yang beredar di masyarakat luas adalah sesuatu yg ngeri ya. Bunuh-bunuhan gitu. Semua serba buruk lah citranya. Iya juga sih, apa coba yg bisa dijadikan hikmah dari peristiwa bacok-bacokan pakai clurit?

BUT WAIT!

Ternyata informasi yg beredar di masyarakat itu salah kaprah ya. Justru budaya carok sebenarnya ada jiwa kesatrianya. Soalnya carok itu gak sembarangan. Ada upacara ritualnya. Ada persetujuan dari keluarga kedua belah pihak.

Kenapa sih harus carok?

Jadi orang Madura itu punya moto hidup: adagium ethembeng pote tolang kathembeng poteh mata
yang artinya Lebih baik mati daripada menanggung malu. Apalagi menyangkut wibawa keluarga. Deuuh, jangan macem-macem deh sama orang madura. Mereka sangat menjunjung harga diri dan wibawa keluarganya.

Dan juga kalau menyangkut wanita ya. Duh, kalau situ gangguin istri orang madura, taruhannya nyawa! Bener ini. Serius!

Kalau si terganggu marah. Maka dia akan menantang untuk carok. Kalau permintaan maaf (secara kekeluargaan) tidak diterima, maka mereka akan bertempur. Dengan senjata clurit yg sama. Ukuran juga sama. Adil. Bener-bener pertarungan secara kesatria. Sampai mati!

Karena Indonesia negara hukum. Maka “pemenangnya” harus menyerahkan diri ke pak polisi untuk dipenjara. Sangar banget ya!

Cerita tentang carok sebenarnya bisa dipetik hikmahnya. Bahwa jangan jadi orang pengecut. Dan jagalah harga dirimu dan keluargamu dengan baik. Walaupun nyawa taruhannya. Jiwa kesatria banget ya!

Budaya carok sudah punah sejak tahun 70 an. Ketika pendidikan sekolah sudah masuk pulau Madura. Kaum terpelajar memang pasti akan mudah memaafkan. Karena mereka belajar pendidikan moral juga khan? Belajar memaafkan. Belajar berfikiran terbuka, dan belajar menyadari betapa pentingnya hidup bersama dalam kedamaian. #tsah

———-

MENYEBERANG KE GILIYANG, PULAU OKSIGEN

Hujan mengguyur Sumenep dengan romatis. Seolah mengisyaratkan tangisnya karena sebentar lagi kami akan meninggalkan pulau besar ini. Dan menyebrang ke pulau kecil bernama Giliyang, pulau yang digadang-gadang sebagai pulau oksigen. Yang konon oksigennya melimpah ruah turah-turah kutah-kutah.

Kerennya lagi, Giliyang dinobatkan sebagai pulau dengan kadar oksigen terbanyak kedua SEDUNIA! Saya ulang.. SE.. DU.. NI.. A!!!

WHAT?? ARE YOU SERIOUS??

Yes, I am! Kadar oksigen nomer satu diraih oleh Yordania, tepatnya di laut mati.

Dan kami akan menuju ke pulau Giliyang sodara-sodara! Betapa iksaitidnya kami! HUAHAHAHAH. Pingin deh bawa kresek besar. Lalu diisi udara dari Giliyang. Trus dijual di kota metropolitan penuh polusi di sana. HAHAHAHA.

Kami menyeberang ke Giliyang naik kapal yang berkapasitas 20 orang. Berangkat dari pelabuhan Dungkek, Kab. Sumenep. Pulau Giliyang pun ternyata masih satu kecamatan dengan Dungkek ini.

Pelabuhan Dungkek Sumenep

Pelabuhan Dungkek Sumenep

Naik perahu

Hati-hati ya kakak panitia penyelamat ces-cesanku..

Naik Kapal

Para beauty and handsome blogger
di dalam perahu mau nyebrang ke Giliyang!
Kiri-kanan: Kak Yuni, Kak Ndop, Kak Uniek, Kak Silvi

Bersama kakak nahkoda

Bersama kakak nahkoda!

Lautan saat itu cenderung tenang. Walaupun hujan rintik-runtik menguyur. Goyangan perahu yg pelan tidak sampai membuat pusing. Syukurlah tidak ada yg mabuk laut. Peserta #MenduniakanMadura memang para blogger setrong!

Sekitar 30 menit mengakrabkan diri dengan peserta blogger lainnya, nggosip, rasan-rasan, curhat di dalam perahu. Eh, lha kok sudah sampe juga ke pulau oksigen!

Kak Salman

Pulau Giliyang sudah kelihatan di depan sana
Kak Salman pewe banget keknya yaaa..

Pulau Giliyang

Sudah sampai ke Pulau Giliyang

Seperti biasa, sebelum mengakhiri postingan ini, sebagai seorang yutuber sejatih, sudah semestinya akan ngeshare VLOGku sesuai isi postingan ini. Siapa tahu kalian males baca, dan lebih seneng nonton video khan?

Yaudah, ditonton gih!

Trus kami ngapain ke Pulau Giliyang?
Mandi oksigen?
Gimana caranya?
Eh, penduduknya banyak gak ya?
Listrik gimana?
Nginap di mana?

Semua pertanyaan itu akan terjawab di postingan selanjutnya yaaa…

Bersambung…

36 Comments

Komen yuk kak!