M. Quraish Shihab Menjawab: Cara Meraih Lailatul Qadr

Bagaimana cara meraih malam Lailatul Qadr? Apakah benar malam tersebut hanya datang pada malam ganjil saja, apa ciri-cirinya. Ada orang yang mengaku mendapat Lailatul Qadr, bagaimana refleksi orang yang menerimanya itu dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya, seharusnya ada perubahan kan?

Quraish ShihabCara memeroleh Lailat-u al-Qadr adalah giat mendekatkan diri kepada Alloh dengan aneka kebajikan. Kebajikan dimaksud bukan sekedar ibadah ritual atau membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan beri’tikaf, tetapi aneka kebajikan sosial, upaya menambah pengetahuan yang bermanfaat, serta menghiasi diri dengan akhlak mulia sambil membersihkan jiwa dari segala macam penyakit kejiwaan, seperti angkuh, iri hati, riya dan sebagainya. Ibadah-ibadah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas akan dapat berbekas dalam jiwa sehingga pada akhirnya ia mendapatkan kedamaian, ketenangan, lalu mengubah secara total sikap hidupnya. Boleh jadi yang bersangkutan sebelum ini, masih sering melakukan pelanggaran kecil atau besar, tapi sebagaimana kita ketahui, seringkali ada saat-saat tertentu di mana timbul kesadaran di dalam hati, kesadaran akan dosa dan kelemahan manusia di hadapan Alloh, sehingga mengantar seseorang untuk mendekat kepada-Nya sambil menginsafi kesalahannya. Kesadaran dan keinsafan itulah yang mengubah sikapnya 180 derajat. Kesadaran semacam itu bila dirasakan seseorang, maka itulah bukti bahwa ia telah mendapatkan Lailat-u al-Qadr.

Kesadaran ini, memang dapat muncul kapan saja, tetapi pada malam-malam Romadlon –khususnya pada akhir bulan Romadlon– Kesempatan untuk mendapatkannya sangat besar bagi mereka yang mengasah dan mengasuh jiwanya sejak awal Romadlon, apalagi Alloh sendiri telah menetapkan salah satu malam di bulan itu untuk tujuan tersebut. Seperti Anda ketahui pada malam Lailat-u al-Qadr malaikat turun. Malaikat adalah makhluk Alloh yang selalu berbuat kebajikan. Siapa yang ditemani malaikat, maka tentulah ia akan terus terdorong untuk melakukan kebajikan. Demikian, dan semoga kita dapat “menemukan” malam mulia itu. Wa Alloh A’am

33 Comments

Leave a Reply to prof. helgaCancel reply