Ndop Studio Is Back!

Pas nulis ini, 22 Februari 2022, Ndop Studio sedang “pembangunan” kanopi transparan di depan pintu masuk rumah. Pemasangan kanopi itu butuh dana yg gak murah. Yaitu enam juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah! Setara iPhone ten er seken mulus bekas cewek pemakaian seminggu. Haha

Kanopi Transparans Solar Tuff

Duitku sekarang gak kumanfaatkan untuk beli epel gejet kayak dulu. Padahal kalau aku menuruti keinginan, aku pasti udah beli iPad Pro seharga dua belas jutaan itu.

Sebelumnya, tiga bulan yang lalu, aku habis dua belas juta lima ratus lima puluh ribu rupiah untuk pemasangan kanopi carport.

Gak nyangka dalam 3 bulan saja aku sudah menghabiskan uang sebanyak hampir dua puluh jutaan! Wagelaseh ini!

Kanopi Alderon Mahal

Sebanyak itu uang yang harus aku keluarkan demi mendiami The Brand New Ndop Studio. Aku pingin semuanya perfect. Atau setidaknya mendekati. Dan aku harus hendel semuanya sendiri. Aku gak mau mengandalkan orang lain lagi (makelar) because I don’t trust them anymore! Haha sorry!

Menghandle sendiri pembangunan kanopi itu seru-seru ribet. Aku harus diskusi dengan tukang kanopi. Mendesain sendiri. Bertukar pikiran. Mendapat insait ide baru. Lalu revisi konsep. Dan seterusnya. Semuanya seru! Karena ini semacam kerja tim yang mana akulah ketua timnya. Akulah penentu keputusannya.

Hasilnya? Oh sangat memuaskan! Walaupun gak 100% sempurna (bikoz ov kors Tuhanlah Yang Maha Sempurna), but I’m very happy dan gak ada penyesalan sama sekali walaupun keluar uang banyak. Karena dari segi bahan, merek, dan kualitas memang beda dibanding punya tetangga sebelah.

Hasil dari keidealisanku berbuah manis. Tetangga rumah kalau lewat di depan rumahku (mereka 80% bermobil), memelankan kecepatannya dan nengok kanopi ganteng megahku. Setelah mereka tau aku pakai bahan apa, mereka nyerah mundur dan berakhir mupeng. Yah semoga mereka gak benci aja. Soalnya kalaupun benci, ya gak pantes! Mereka punya mobil seharga ratusan juta bahkan milyaran, sementara aku cuma sepeda emtebe yg gak sampe 10 juta.

Dari sini kelihatan sih, kebutuhan orang itu beda-beda. Aku, menyebut rumahku ini studio. Ndop Studio. Studio punyanya Mas Ndop.

Studio kalau menurut gugel itu tempat seniman bekerja. Pekerjaannya terserah. Bisa fotografi, bisa melukis, bisa ekting, tari, dll. Aku di sini bekerja sebagai designer grafis cabang vector. Plus akhir-akhir ini obsessed menjadi pelukis (masi pemula tapi udah bagus sih, hasilnya haha).

Mas Ndop Idolamu sedang melukis!

Yang namanya tempat seniman bekerja, ya harus mendukung mood swing seorang seniman. Di aku, moodku ditentukan oleh apa yang aku lihat dan aku rasa. Berada di Ndop Studio yang kutata sedemikian minimalis ini, dengan pemilihan perabot yang serba putih dan kuning, lalu mengisinya dengan lukisan bikinanku sendiri, sangat bikin moodku jadi bagus! Mood bagus memicu munculnya banyak inspirasi.

Hampir dua bulan tinggal di Ndop Studio berat badanku turun perlahan. Gak sakit kok! Aku cuma semakin sregep aja. Gak ada waktu nganggur di sini. Even Sabtu Minggu pun aku tiba-tiba datang dari toko Pustaka 2000 membawa kanvas segedhe gaban (40x50cm) dan beli cat acrylic Faber Castell dan lembur dari sore sampe jam 3 pagi MELUKIS!

Hasilnya sangat tidak mengecewakan! Everybody loves it! Yup of course, Babe! Aku bikinnya emang seniat itu. Aku konsep matang. Aku simulasi dulu di dijital. Aku atur warna seenak mungkin. Revisi satu. Revisi dua. Nanya temen deket mana yg menurut mereka bagus. Baru aku putuskan design final. Baru kulukis di kanvas.

Proses Melukis The Colorful Calathea

Melukis The Colorful Calathea

Sudah jadi! The Colorful Calathea

The Colorful Calathea di tempatnya!

Walaupun capek (karena bersih-bersih mulu) dan sampe turun berat badan, tapi aku suweneng di sini. Taraf stressku turun drastis di sini. Walaupun makan banyak pun, kalorinya terbakar dari kegiatan dan pemikiran sehari-hari yang gak ada habisnya.

Eh, kayaknya kalau meja ini diganti akan lebih fungsional. Gak sekadar estetis doang. Eh, kalau misalnya di sini dikasih kursi bulet gitu kayaknya asyik. Jadi bisa duduk di segala arah. Eh, kayaknya toples ini gak kedap, harus beli lagi toples yang tutupnya diputer aja biar rapet, dan seterusnya. Gak ada habisnya. Haha

Ruang Tamu Estetis Ndop Studio

Gak peduli pengeluaranku lebih besar dibanding pemasukanku dua bulan ini, aku sih mikirnya selama barangnya bikin aku happy dalam jangka waktu lama, is okay gas pol! Lagian aku anggap ini modal awal bikin studio. Yang hunos samdei bisa disewakan buat prewed atau pemotretan produk atau video.

Saya yakin (harus yakin!) Gusti Alloh gak akan buat aku kelaparan kalau hatiku hepi dan hidupku bermanfaat buat orang lain dengan bikin konten review perabot atau apapun di yutub atau instagram. So, just go ahead bela-beli ini itu asal bermanfaat buat jangka waktu lama dan mendukung produktifitasku sebagai seniman (katepe) atau konten kriyeter.

Butuh waktu setahun untuk aku kambek di Ndop Studio. Januari 2021-Desember 2021. Sebenarnya November 2021 moodku udah mulai bagus. Aku sepertinya kangen tinggal di Ndop Studio. Seperti ada panggilan jiwa untuk kambek di Studio. Padahal bulan sebelumnya aku menginjakkan kaki di perumahan aja seperti ada penolakan dari dalam tubuhku.

Keyakinan untuk kambek di Ndop Studio diperkuat ketika aku secara iseng main ke Studio di bulan Nopember. Melihat isinya acak kadul dan gak estetis. Banyak perabot yang kubeli setahun yll sekarang sudah mengelupas di sana sini. Entah karena usia atau memang tidak dirawat. Aku rasa HARUS aku yang merawat perabot-perabotku.

Cuman saat itu aku belum sepenuhnya yakin. Masih terbersit pikiran buat ngejual Ndop Studio aja. Karena trauma.

Ada turning point ketika aku semakin mantab buat mendiami kembali Ndop Studio. Yaitu ketika teman-teman Epret Berbagi berencana pakai studioku buat base camp acara bagi-bagi nasi. Walaupun sampe detik ini belum pernah tercapai (karena sumber daya alamnya kurang. Di studioku gak ada alat masak yg lengkap haha), tapi ada secercah cahaya mau dibuat apa studioku ke depannya. Dimanfaatkan buat base camp is a good idea. Etlis Ndop Studio bermanfaat buat kegiatan positif.

Menabung kemantaban hati sedikit demi sedikit. Keinginan menjual studio semakin menipis karena menurutku menjual rumah seharga ratusan juta tidak semudah itu. Trus status rumah ini juga belum lunas. Nanti jadi ribet ngurus ini itu. Akhirnya opsi menjual pun semakin aku tinggalkan.

Sebenarnya bisa pakai jasa makelar yang ngebantu ngejualin rumah. Tapi yu no lah kalau aku mengalami trust issue sama manusia bernama makelar. Trus diperkuat oleh kata temen yang pengalaman punya banyak rumah. Kata dia, rumah pertama memang SELALU ribet. Karena pengalaman pertama, jadi kita gak tau masalah apa yang akan terjadi nanti dan bagaimana cara mengatasinya.

Setelah “ujian” rumah pertama lulus, ntar rumah kedua, ketiga, dan seterusnya akan lebih lancar dan semakin sedikit masalah terjadi. Karena kita sudah waspada sebelumnya. Lebih berhati-hati mengambil keputusan.

Untuk merayakan kambek, aku bikin acara tahun baru bersama small group of friends. Mereka adalah tim Epret Berbagi dan Abi. Sayangnya, acara itu diadakan di rumah temenku, bukan studioku. Karena tadi, sumber daya alam di studio ini kurang memadai. Maklum daku bukan cah masak. Mending beli. Supaya roda perekonomian berjalan.

Tim Epret Berbagi main di Ndop Studio

Seneng banget banyak temen mau main ke Ndop Studio. Bahkan temen-temen sosmed yang di luar kota pada pingin main ke sini. I feel so blessed. Gak peduli mereka beneran ke sini atau cuma pehape doang, it doesn’t matter. Yang penting mereka mau. It’s a support buat aku.

Tentu saja cobaan akan selalu ada. Keberadaanku yg aneh ini tentu memicu orang normal untuk maido, ngatur, ngasih nasehat ini itu, padahal aku gak butuh. Padahal aku sudah mantab dengan pilihanku. Kalaupun ini dibilang keras kepala, aku terima kok. Punya prinsip itu penting. Sebagai modal percaya diri kita. Supaya kita gak mudah diatur orang. Gak menyesal kemudian hari.

Pertemuan warga diadakan sebulan sekali. Aku iseng datang karena memang diundang. Suasana kaku banget. Boring. Warga perumahan itu gak sama kayak warga desa yang cepat membaur. Walhasil suasana diem-dieman berlangsung beberapa menit. Capek rasanya. Haha kuingin berdiri dan bernyanyi saja untuk memecah kekakuan ini. Hahaha

Tolah toleh berharap ada yg ngajak ngomong. Ternyata gak ada. Warga baru dari Purwokerto pun akhirnya bertanya. Oh ini bahan yg menarik. Soalnya aku pernah ke Purwokerto pas acara Juguran Blogger.

Akhirnya grup pojok yang ada akunya berhasil memecah kekakuan itu. Karena grup ini lumayan cair, eh ketika kami diam gak ada bahan lagi, ketua panitia tanpa brifing di awal tiba-tiba memanggil aku untuk ngasih ide.

IDE APA HANJINK!! Hahaha sebel akutu.

Merasa dijadikan badut di sini, daku berkomitmen untuk gak ikut acara beginian lagi. HAHAHA. Kecuali dibayar boleh lah jadi badut penghibur. Dua juta buat sekali show ya! Mayan buat bayar cicilan :lol:

Satu demi satu teman-teman mulai main ke Ndop Studio. Aku selalu fotoin mereka trus kuaplod di story instagram @ndopstudio dan kumasukin highlight Buku Tamu. Buat jaga-jaga kalau naudzubilah moodku turun dan pingin kabur, aku bisa inget sudah banyak teman yg support aku dengan mau main ke studio.

What next?

Gak ada wots nekst wots nekst an. Ngalir aja. Ada ide ayok diwujudkan. Gak ada ide gak papa bisa main ke rumah temen atau pedahan keliling Nganjuk. Ada order vectoran ayuk, masio Sabtu Minggu sih ayuk aja kerja di Studio hari apapun is fun! Gak ada order ya gak papa masih punya tabungan banyak.

Aku pernah baca kepsyen instagram followingku @melsamarta. Mbak cantik seniman Semarang anaknya pelukis terkenal kak Auly Kastari. Di kepsyen postingan itu dia tulis kalau rosul ternyata tidak menabung. Tapi uangnya dijadikan bisnis. Diputer. Supaya bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain. Supaya memutar perekonomian. Uang kita belum menjadi milik kita kalau belum kita manfaatkan.

Sebagai insan yang suka menabung dalam jumlah banyak (karena hanya dengan cara menabunglah uang kita bisa dicairkan dengan sangat cepat), aku merasa tertampar! Jadi selama ini aku menganggurkan uangku! Mubadzir kan dosa ya? Jreng-jreng-jreng!

Atas dasar itu, aku sekarang gak mikir kalau butuh sesuatu dan selama sesuatu itu berguna buat aku dalam jangka waktu lama, aku gas pol! Sama kayak 20 juta yang kukeluarkan dalam tiga bulan untuk membangun kanopi. Kanopi tentu bermanfaat buat aku dan tamu supaya motor/mobilnya gak kehujanan dan gak kepanasan. So, why not?

Kenapa harus 20 juta? Ya karena dalam jangka waktu lama, 20 juta worth to spend dibanding 10 juta tapi setahun sudah rusak. Wasting time, wasting energy, dibanding 20 juta tapi tahan puluhan tahun.

So, this is the end of the post. Welcome home Mas Ndop di Ndop Studio. Betah terus sampai nanti. Bersama Nurmala Putra, Abimanyu dan Sri Wulandari, jaga baik-baik Ndop Studio. Buat senyaman dan seestetis mungkin. Selamat berkarya terus! Semakin sukses! Semakin berjaya!

Postingan ini sebagai bukti kalau Ndop Studio gak jadi dijual! Tak nggoni dewe! Tapi kalau ada yg maksa mau beli Ndop Studio, gak papa sih. Tapi harga naik drastis yak! Dan hanya menerima transfer lunas no nyicil-nyicil kleb haha.

Fiuuuuh yuk diakhiri saja postingan ini.. Udah capek nulis panjang! Haha

Supaya gak ketinggalan apdit Ndop Studio, klen bisa follow instagram @ndopstudio. Banyak info berguna di sana. Buat yg pingin ruangannya estetis, akun ndopstudio bisa dijadikan referensi. Baca kepsyen jan lupa ya, Bestie!

Bonus foto:

Nurmala Putra

Abimanyu dan Sri Wulandari

Atas: Nurmala Putra.
Bawah: Abimanyu dan Sri Wulandari

Ndop di Ndop Studio

Bonus kuot:

Home is a feeling

8 Comments

Komen yuk kak!