Manfaat Menghabiskan Makanan Sampe Habis.
Tetangga depan rumah meninggal Rabo lalu. Trus acara tahlilan tentu saja hampir tiap hari digelar sampe beberapa hari ke depan. Karena aku juga punya kegiatan, walhasil aku hanya hadir ketika ada undangannya aja. Dari Rabo sampe sekarang, aku hadir 2 kali tahlilan.
Nah, sehabis tahlilan khan ada makannya tuh. Dan hampir selalu, aku kalau makan paling akhir. Entahlah, padahal makanku juga lumayan rakus. Haha.
Ternyata, setelah aku numpuk piringnya, hanya piringku yg makanannya habis tak bersisa. Bahkan duduh soto ayamnya pun aku glegek sampe habis! Hahaha.
Sedangkan punya orang lain, hampir semuanya kalau makan tidak tuntas. Aneh. Padahal porsi makan di tahlilan itu porsi cewek-cewek manja alias dikit banget. Padahal ini khan acaranya bapak-bapak dan mas-mas. Kenapa mereka kok gak menghabiskan makanannya? Bukannya laki-laki itu makanannya banyak?
Pak pemuka agama di sini pun makannya gak habis. Padahal jelas itu mubadzir. Dan saya yakin dia ngerti kalau mubadzir itu berdosa. Trus, adik-adik pondokan yang notabene mereka makan numpang gratis di pondoknya, mereka juga menyisakan beberapa butir nasi dan kuah. Bapak-bapak tukang becak yg notabene dia makannya lumayan banyak, juga gak tuntas.
Kenapa ya?
Iseng dong, diriku melakukan survey di facebook. Hampir semua komentator gak setuju kalau makanan tidak dihabiskan. Trus ada satu yg bilang, tergantung makanannya enak apa enggak. Oh, make sense ya.
Nah, dari komentator facebook, akan saya rangkum di sini tentang manfaat-manfaat memakan makanan sampe tuntas.
- Mendapatkan barokah. Btw, ada yg belum ngerti artinya barokah? Barokah itu dalam bahasa Indonesia adalah berkah. Artinya bertambahnya kebaikan, kebaikan yg banyak, tetap dan abadi. Trus ada juga yg bilang artinya nikmat. Nah, mungkin yang paling gampang dipahami adalah nikmat ya. Dan asli, memakan makanan sampe habis itu rasanya nikmat. Puas gitu.
Ada yg bilang, barokah makanan yg kita makan itu ada di setiap nasi yg kita makan. Versi temen SMA, berkahnya ada di nasi terakhir. Versi temen facebook, berkahnya ada di nasi yg entah nasi ke berapa. Untuk main aman, memang mending dihabisin semua, siapa tahu berkahnya ada di nasi terakhir khan?
Oh iya, mengenai berkah ini, ternyata rosul menganjurkan kita untuk makan dari pinggir piring, habis itu baru semakin ke tengah. So, makan makanan langsung di bagian tengah-tengah piring itu kurang etis ya.
- Menyenangkan hati yg masak/ngasih makanan. Aku sendiri contohnya, aku sering nyuguhi tamuku cemilan atau makanan. Kalau ternyata hanya dimakan dikit aja, kok rasanya kesel jengkel gimana gitu ya. Kalau pas ada tamu memakan habis hidangan atau meminum habis minuman yg kita suguhkan, tentu bikin kita seneng banget. Dia ngehargai jeri payah kita membelikan/membuatkan makanan itu. Buat yg males ngabisin, tentu saja kalau dia main ke sini lagi, kitanya males nyediain cemilan lagi. Haha. Sukurin.
- Memudahkan pekerjaan yang cuci piring. Makan makanan sampe habis tuntas tak bersisa tentu saja memudahkan yg cuci piring dong. Karena tinggal siram air, disabun, bilas, selesai.
Bayangkan kalau masih ada sisa makanan, si pencuci piring harus membuang sisa makanan itu di tempat sampah dengan perasaan agak jijik gimana gitu. Trus kalau yg disisain itu daging ayam, atau daging kambing, khan si pencuci piring akan merasani si pemakan dong. Gila daging ayam kok gak dimakan! Ini pasti orang yg gak bersyukur. Hidupnya pasti sengsara! Hahahahha.
- Kenyang. Kalau ini pastinya. Makan habis dan makan nggak habis tentu saja lebih kenyang makan habis. Masalah ini, kalau kita ngambil makanan secara prasmanan, alias ngambil sendiri. Usahakan sesuai dengan keadaan perut kita. Kalau perut gak lapar-lapar amat, ya ambil dikit aja (dulu), kalau ternyata masih lapar, nambah lagi. Gak usah takut kehabisan lauk pauk! Di dapur sana masih ada stok banyak. Panitia nikahan itu pasti ngelebihin porsi menunya kok.
So, jangan ngambil makanan buanyak, sementara perut kita gak muat. Trus makananmu gak habis deh. Itu dosa lo! Hahaha. Iya, serius. Mubadzir itu berdosa.
Oh iya, aku mau ngasih pendapat ya. Kalian pasti tahu dong hadits nabi yang “Berhenti makan sebelum kenyang”? Nah, menurut bapakku dulu (Sarjana Tarbiyah), hadits nabi itu maksudnya kita kalau makan jangan terlalu kenyang. So, kenyang dikit gak papa lah. Manusiawi.
Kalau ada yang mengejek kamu rakus karena makanan dihabiskan sampe tuntas, atau ngeledek kamu kelaparan, udah cuekin aja. Mereka itu contoh yang buruk karena mereka pengecut kali ya, karena berani memulai (makan) tapi gak mau mengakiri (masih sisa). Haha.
Percayalah, memakan makanan sampe habis itu gak bikin kamu gemuk! Haha. Trus gak bikin kamu rakus kok. Gak ada hubungannya sama makanan habis.
Trus yg beralasan gengsi karena makan disisain dikit itu tandanya kaya dan berkelas, wah ajaran sesat itu. Kaya dan berkelas itu harus dibuktikan dengan murah hati rajin nraktir dan rajin memberikan sebagian harta kepada yg membutuhkan. Juga memberikan banyak manfaat buat banyak orang. Nah itu baru disebut kaya raya. Gak ada hubungannya dengan menghabiskan makanan. Ngaku kaya tapi pelit berbagi, ya itu kaya abal-abal. Gak ada bukti.
Sebaik apapun kamu sama orang, tapi kalau sama makanan aja gak baik, gak mau menghabiskan, berati baikmu belum paripurna. Belum sempurna. Karena apa, tidak menghabiskan makanan sama aja kamu membuang jatah makan orang yg lebih butuh makan daripada kamu. Kalau kamu gak butuh makan banyak, ya jangan ngambil banyak.
Ibaratnya begini lo. Setiap manusia di bumi ini punya jatah makan yg cukup buat mereka. Ingat, CUKUP. Bukan berlebihan atau kekurangan. Nah, jatah makan mereka itu ada di mana saja. Ingat, DI MANA SAJA. Ada yang di warung soto ayam Cak Di, ada yang di nasi pecel Mbok Iro, ada yang di dapur masing-masing, BAHKAN ada yang di rumah orang lain.
Di rumah orang lain?
Iyes! Orang-orang yg gak mampu, yang hidupnya sengsara, tentu saja dia untuk makan aja kurang. Nah, jatah makan mereka sebenarnya di rumah orang-orang yg punya harta berlebih. Yang hatinya pemurah yang mau menyumbang sebagian harta mereka kepada yg hidupnya belum cukup.
Nah, kalau kamu tidak menghabiskan makananmu, lalu terbuang percuma di tempat sampah, hal itu sama saja kamu menghabiskan jatah makanan orang yg kelaparan yg mungkin hidup di kolong jembatan sana. Atau itu jatah tetanggamu yang masih tiap hari kelimpungan kerja keras membanting tulang demi makan nasi sama tempe doang yang kadang sehari mungkin cuma dapat jatah makan sekali aja. Atau lebih dekat lagi, mungkin jatah makan keluargamu sendiri yg masih miskin di luar kota sana. Yang hidupnya gak seberuntung kamu.
So, makanlah makananmu sampe habis. Untuk membuktikan kalau itu jatah makanmu sendiri, bukan jatah makan orang lain. Kamu mampu menghabiskan sampai tuntas berati itu memang jatahmu. Kamu puas, kamu kenyang, gak ada pihak yang dirugikan.
Nah, untuk mengetahui suatu makanan apakah benar-benar jatahmu sendiri, kamulah yang tahu kemampuan perutmu memakan seberapa banyak makanan. So, ambil/pesanlah makanan sesuai kemampuan perutmu sendiri. Jangan berlebihan. Lalu habiskan. Sampe tuntas. Saya jamin, hidupmu gak akan repot. Mudah semuanya. Kamu juga akan bahagia. Karena banyak orang juga bahagia dengan apa yg telah kamu lakukan.
Kalau semua cara di atas gak mempan. Okay, anggaplah nasi, lauk, dan makanan itu bernyawa. Anggap dia hidup. Nah, nasi dan kawan-kawannya itu akan merasa senang kalau dia bisa bermanfaat buat tubuh kita, yaitu dia bermanfaat kalau kita memakannya. Bayangkan kalau kita menyisakannya beberapa butir/sendok di piring, tentu saja nasi itu akan kecewa dengan kita. Dia akan bersedih dong karena merasa gak ada gunanya.
Kita gak akan tahu, si nasi yang gak kita makan akan berdoa apa kepada kita. Kalau doanya buruk, trus terkabul gimana? Serem khan ya. Kalau kita didoakan sama nasi agar kita gak doyan makan, gimana hayo? Gak doyan makan sama dengan sakit dong. Duh amit-amit.
Pernah tahu khan, ada orang yg tiba-tiba sakit padahal dia awalnya sehat-sehat saja, bisa saja itu doa nasi-nasi dan makanan-makanan yang selama ini tidak dia habiskan. Who knows? Tuhan itu Maha Adil loh. Gak mungkin Tuhan memberikan penyakit kepada makhluknya tanpa sebab. Pasti selalu ada sebab.
Nah, kayaknya sudah paham khan, kenapa kita harus menghabiskan makanan kita. Di sini kita belajar menghargai sesuatu yang kecil, mulai dari butir nasi yang kita makan. Dengan kita menghargai sesuatu, efeknya kita juga akan dihargai oleh siapa aja. Bisa manusia, bisa alam sekitar juga. Karena Tuhan khan tidak tidur, jadi dia akan membalas semua hal yg kita lakukan (sekecil apapun bahkan yg tak terlihat oleh kita) dengan balasan yg setimpal.
Kapan balasan itu kita dapat? Dia Maha Tahu kapan kita membutuhkannya.
Baiklah pembaca ndofans yang berbahagia, kayaknya semua sudah paham betapa pentingnya menghabiskan makanan yang kita makan. Di bawah ini contoh nyata kalau diriku ini kalau makan selalu habis tuntas tak bersisa.
Piye? Isik resik pangananku to?
Related Posts
-
Pokoknya Posting
31 Comments | Sep 27, 2011
-
Kenapa Dian Gak Lolos ke Spektakuler?
10 Comments | Nov 13, 2019
-
Inisiatifnya Mana?
106 Comments | Nov 6, 2013
-
Manfaat Memiliki Fake Friend
67 Comments | Nov 16, 2016
About The Author
Muhammad Ali Mudzofar
Bocah ngganteng putranya Bapak Dokterandes Djainuri (Nganjuk) dan Munasikah (Tulungagung) ini sehari-hari bekerja di kamarnya, kadang di cafe, menggambar vector untuk klien-kliennya sedunia. Aku adalah seorang seniman (KTP) dan suka olahraga lari. Bersepeda masih, tapi untuk alat transportasi saja. Kenalan lebih lanjut? Buka halaman About Me ya!
kenapa itu gak dihabiskan juga batang cabenya?
kata guru aku itu ada vitaminnya loh, dan aku juga udah cari tahu memang benar.
Oh baru tau aku. Teksturnya gak enak dimakan mas. Haha
aku juga tipikal yang kalo makan sampe bersih sepiring-piring. hahahahaa
Hahahaha tandanya sehat soalnya doyan makan haha
Konstruksi budaya Jawa itu ndop. Kalau dihabiskan ‘isin’ dikiro keluwen, kaliren, atau serakah. Intinya, kalau makan dihabiskan sampek bersih itu ndak baik. Atau ada filosofi kearifan lain yang mungkin kita tidak tahu dari tetua jaman dulu kenapa makan dihabiskan itu tidak baik. Budaya Jawa kan penuh dengan simbol. Tetapi, kalau konstruksi budaya modern jaman sekarang, seharusnya skr dah ndak berlaku lagi. Kalau di pondok ku biyen, sisa makanan/minum di piring/gelas kyai/bu nyai jadi rebutan santri. Barokah Jarene. Ada juga santri yang aneh, kalau acara makan2 bareng pakek piring, dia hanya makan sisa-sisa makanan di piring temanya.
Wow menarik sekali ya. Jadi tahu sekarang kalau mereka juga gak salah karena melestarikan budaya. Tapi nek umpomo aku ya budaya yg kurang sip gak usah ditiru sih. Haha.
Saya kalo makan juga dihabisin. Mubazir itu pekerjaan setan, kata ortu dulu.
Kalo makan yang ditempat tahlilan itu saya juga gak setuju gak dihabisin. Kalo mengambil makanan kira-kira yang bisa dihabisin.
Kesian dengan orang yang ngerti agama tapi tak memberikan contoh baik itu.
iya ya. Padahal aku yakin perutnya masih muat kalau untuk makan beberapa butir nasi yg tersisa.
mantanku dulu sering tuh kayak gitu. seleranya gak jelas. daging gak suka. ayam pilih-pilih. jengkol malah doyan. kebalikan banget sama saya haha. tiap makan bareng pasti nyisa. nyisanya banyak banget kalo dia gak doyan, dan sialnya makanan yang dia gak suka banyak banget. kesel banget dong, karena saya tiap hari aja ngorbanin laper demi bisa makan bareng sama dia saat kencan hahaha.
btw, beberapa budaya emang ada yang lebih sopan menyisakan makanan di piring saat bertamu supaya gak dianggap rakus (beberapa daerah di sunda), dan ada pula yang wajib mencicipi sepotong lapis legit di pisin kecil yang disuguhkan tuan rumah (di makassar), kalo gak dimakan dianggap gak menghormati tuan rumah. di dunia ini masalah perut aja ternyata gak sepele ya hmm…
Iya nih. Budaya jawa ternyata juga ada yg begitu. Kalau makan disisain biar gak dikira rakus. Nah biasanya cewek cewek nih yg males ngabisin makanan. Makanya hidup cewek biasanya penuh drama hahaha mungkin dia dikutuk sama nasi nasi sisa yg gak dia makan hahha.
bbrp hadist dan keputusan NU bahwa menyajikan makanan besar atau memakan makanan besar pada tahlilan kematian adalah makruh. (silahkan cari di google).
Saya setuju makanan musti dihabiskan supaya ga mubazhir soalnya dari kecil ibuku mengajarkan itu. Tp khusus tahlilan kematian hal ini (makanan tidak dihabiskan/tidak perlu dimakan) dilakukan supaya lama kelamaan kebiasaan ini ditinggalkan. Maksudku disini kebiasaan menyajikan/memakan makanan besar pada momen tahlilan kematian.
Kalo peringatan/mendoakan yg meninggal di hari 1,3,7,40 dst aku setuju banget. Pola masyarakat nganjuk (katanya abangan) memaksa scr halus keluarga yg ditinggal supaya mendoakan minimal di hari2 tsb. soalnya apakah akan mendoakan kalo tidak dipaksa spt itu ?
masyarakat jawa dulu kalo beli sesuatu misal sepeda disuruh ngeluarin zakat ga akan mau tp kalo disuruh mandiin sepedanya dgn air seember+uang disebarin supaya selamat mereka pasti mau.
So, begitu smart taktik wali-wali Allah yg menyebarkan Islam di Jawa
Iya sih. Masuk akal. Tapi kalau dilihat dari sisi manfaat menurutku sah sah saja. Untungnya makruh ya, bukan haram. Kalau haram gak masuk akal soalnya memberi makan orang yg tahlilan khan bermanfaat.
Trus aku gak setuju ya kalau tidak menghabiskan makanan di tahlilan dengan alasan supaya gak diselenggarakan lagi, soalnya gak mungkin. Tahlilan itu menyenangkan. Dan dikasih makan setelah membaca doa panjang itu suatu kewajaran haha. Trus ini juga bukan makan besar. Wong porsinya aja dikit ahhaha. Lagian keluarganya berasal dari keluarga mampu kok ya. Kapan lagi bersedekah kalau gak dimoment seperti ini.
Alasan utama memang itu “tidak menghabiskan makanan di tahlilan dengan alasan supaya gak diselenggarakan lagi” karena makruh. Hanya skr esensi tujuan itu sudah ga ada. maka ada 2 pilihan dihentikan atau terus tp dgn niat2 yg lurus lain yg lebih realistis. Tiap tahlilan jg tak habisin tuh makanan… hehehe
Iyo e mas, mesakne wis dimasakne tapi gak dihabiskan. Hahah. Btw ndik desoku Kauman iki roto roto wong NU sih, sing abangan lumayan akeh juga ding. Roto mungkin yaaa…
Suka sedih klo pas di hotel tamua asal main tuang banyak aja ke piring. Akhirnya gak habis juga hikss
Trus dimakan sama karyawan2nya. Trus pada gendut semua hahaha
yang jelas mubadzir klo bersisa dan menolak rezeki namanya
Setuju banget!!
rakus takut ga kebagian, malu ngabisin takut dianggap baru nemu makanan dan malu di bungkusin klo tersisa makanannya… itulah sifat syetan dan sifat yahudi yang di contohkan buat umat islam,dan tak sadar kita bangga mencontohnya
Yup. Itu semua bisikan syeiton ya.
Kalo sendok dan garpu masih telentang itu tandanya masih kurang (pengen nambah lagi) . . . .. .
HUAHAHAH. Ngerti ajaaaaa
Makan harus sampai habis, sebagai tanda syukur kita kepada pemberian Yang Maha Kuasa, betul kan mas?
Nggih mas. Betul sekali!
Apane, lha itu masih sisa kok.. haruse bersih sih,, sampek sendoke..
HAHAHAHAH. kuwi jik enek gagang lomboke :P
Hahaha, mantep nih gaya kepenulisannya.
ngena banget
Setuju, gaya kepenulisannya khas. namun kita tetap bisa memahami maksudnya (y)
ane liat sih enggak abis tuh gan. sendok sama piring belum dimakan. hahahaha
Bantuin dong gan! hahahah
Podo cak, aku enak gak enak klo kondangan ta ke kawinan mesti tak habiskan. Padahal bener juga porsinya seupil.
Terus rumus dari mana itu nasi ke berapa ada berkahnya? Ngasih berkah kok itung-itungan pilih kasih nasi ke berapa, diskriminasi banget. Semua nasi ada berkahnya.
Alah tapi surveymu ki kadang sing jawab yo ngunu-ngunu cak tapi dekne ra ngelakoni wkwkwwkwk
Aku juga lagek ngerti masalah barokah kui hahaha.
Bener banget ms Ndop, makanan memang wajib dihabiskan. he
Tapi aku kadang sering malu kalau makan bareng temen2 trus sampai dihabiskan, tapi kalau dipikir-pikir iya bener juga makanan itu sebaiknya memang dihabiskan y.
trims
Yoi. Habisin aja sampe habis tuntas. Cuek aja. hahaha
eman-eman mas kalo nggak dihabiskan, dan setuju sama beberapa poin yang sampeyan tulis.. entah kenapa “nyutiki” sebutir dua butir nasi yang tersisa itu rasanya nikmat dan ada seninya.. cuma ya itu, kalo lagi menikmati makan ndilalah temen “nyusu-nyusu” untuk agenda selanjutnya bisa membuat ritual “nyutiki” tak terlaksana..
Bener. Makanya makan bareng itu nikmat. Sehabis makan, ngobrol sambil nyutiki butir2 nasi yg masih tesisa. hahah
ada hukumnya berarti ada manfaatnya
wah,, sama mas ndop sama kaya saya nih, kalau makan pasti dihabisin sampe sebiji nasi yang terakhir, mamaku sudah ngajarin hal ini dari masih kecil kalau makan harus tuntas, jangan sampai sebiji nasi yang terakhir itu merupakan berkah.
Wah josh sekali! mari kita lanjutkan budaya makan sampe bersih!
Lek gak sampe entek pitik e mati mas. Minimal lek ga duwe pitik asli, pitik elektronik ndek harvest moon.
tapi lek jare guruku, biasane lek ndek tahlil gak dientekno, mben lek tahlilan ndek umah e bakal e sing teko sitik. Dan sampe saiki aku percoyo e..
Beneer. Aku kadang percoyo karma itu ada loh. Semacam hukum kekekalan energi, apa yg kita beri, ya apa yg kita terima. apa yg kita perbuat, ya itulah yg diperbuat orang ke kita. Keren!
Super sekali, filosofis dan penuh makna ini tulisan, padahal cuma tentang menghabiskan makanan….
Tambahan no. 5
Menurut penelitian yang belum pernah dilakukan, yang disampaikan emak saya waktu saya kanak-kanan, mengatakan bahwa katanya pada nasi terakhirlah pitamin paling banyak tersimpan, sehingga membuat kita menjadi sehat dan gemuk.
Aku setuju deh sama penelitiannya makmu. Karena sebagus apapun penelitian, kalau gak ada manfaatnya, ya percuma. Kalau penelitiannya makmu itu bermanfaat sekali. Makanya aku setuju!
yap benar sekali, banyak orang yang sengaja meninggalkan sisa makanan karena dikira rakus
Kalau aku sih cuek ya dibilang rakus hahahaha.
Aku termasuk pasukan sapu jagad, yaitu menghabiskan makanan sampai habis. Bahkan kadang bungkus pulang kalau makanan di resto gak habis. #ogahrugi
Aku juga punya teman yang kalau makan cuma secuil, jadi kalau pergi sama dia biasanya aku pesan minum doang, karena yakin makanan dia paling jadi pajangan doang. :))))
HAHAHAHAH. Apalagi kalau makanan mihil ya. Contohnya di Pitsa Hat itu dedek dedek cewek makannya cuma secuil doang. Ngobrolnya panjaaaaang haha. Jadi tau kenapa mas mas pitsa hat gendut2 perutnya :))))
saya dari dulu punya prinsip, kalau makan harus dihabiskan
Slalu Bersyukur, Karena selalu teringat banyak saudara” kita di luar sana yg mau makan saja susah
Hidupmu pasti bahagia ya
kasihan ayam+kucingnya ya
tapi bagus juga bisa membantu meringankan beban pencuci piring
thanks
Hahaha kucing bisa cari makan sendiri. Ayam pun bisa. Haha
Piringnya juga dijilat donk mas, biar tuntas. Hehe
tak kiro mas ndop melu dilalap sak piringe :v *setruman
Iyo sih pingin sak jane tapi isin haha
setuju banget, emang makan sebaiknya jangan tersisa…sebab bisa jd barokah ada pada butir terakhir.
tambahan, mengurangi sampah makanan
katanya kalo makan gak di habisin ntar ayam ayam nya pada mati, mitos apa fakta ?
kalo bisa sampai dijilat tuh piring hehe
Wahhhh setuju banget nih Mas Ndop! Setuju banget sama poin-poin manfaatnya, penjelasannya baguuuus. Saya juga sering kesel liat makanan yang nggak habis, misalnya temen-temen yang makan di kantin kampus. Duh itu kan udah bayar, nggak sayang apa ya? Terus juga suka sedih mikirin makanan yang kebuang… Apalagi kalo di kondangan. Huft. Kalo emang nggak sanggup ngabisin, seharusnya makanannya jangan diambil..
Kemarin aku kondangan juga. Ada orang yg kurang mampu tapi makanannya gak dihabisin masih sisa banyak. Kalau kayak gitu aku yakin dia gak akan sukses2 lha wong dikasih rejeki aja gak dihabisin haha
Hal ini merupakan sesuatu yang sangat sederna dan sangat dianjurkan dalam agama islam, tapi banyak orang mengabaikannya… musah2an saya dan keluarga tidak termasuk diantara mereka… amin….
itu cabe di piring.. ngakak banget.
Saya juga kesel mas sama orang yang suka nggak habisin makanan di kondangan. pernah saya tulis juga di sini malah promosi. hehe
hmm,. aku juga tipikal yang kalo makan sampe bersih sepiring-piring. hahahahaa
Huahaha.. Toast dulu!
Kata orang jaman dulu, kalau makan gak habis nasinya bisa nangis mas. :D
Aku setuju hahahah
makan harus sampai habis, piringnya sekalian ! Muehehe :D
Nasi di piring sampai gak habis? mereka belum tau berapa banyak keringat yang dikeluarkan untuk menjadi sebutir nasi yang ada di piring, :v
Nah bener. Tega yaaa. Demi sebuah gengsi.
padahal agama mengajarkan untuk selalu menghabiskan makanan sampai butiran nasi terakhir
Mas, kalau kita makan nih berdua dan posisinya itu kita udah sama sama kenyang tapi tuh makanan bersisa dan teman aku ini ga mau ngabisin lagi karna udh kenyang, wajib ga sih mas bagi aku untuk abisin tuh makanan, soalnya aku dididik untuk selalu ngabisisn makanan biar ga mubadzir .Terus dia bilang “kalau kenyang itu ga di paksakan”, agak gimana gitu dengernya jadi ya aku mutusin buat habisin tuh makanan walaupun kenyang bgt karna aku takut kita sama2 berdosa karna buang2 makanan. Berasa orang kufur nikmat.
Aku setuju sama kamu sih. Asal kenyangmu masih gak bikin mau muntah (terlalu kenyang), menurutku gak papa banget. Yang gak boleh itu makan “terlalu” kenyang. Alias yang bener-bener mau muntah karena kebanyakan makan.
Kalaupun sudah amat sangat kekenyangan, mungkin itu termasuk darurat kali ya. Jadi dimaafkan. Tapi bisa jadi pelajaran dong, lain kali mesennya sesuai porsi makan sehari-hari. Bilang ke syefnya porsinya dikit aja. Hehe.
tulisan mu apik mas, salam soko wong nganjuk seng domisili jogja… mugo2 iso ketemu nko ndek nganjuk….
Oke gaes! Gawakne jajan ya nek pingin ketemu.
Postingan ini bagus bro.dijaman sekarang makanan itu harus dihabiskan apapun alasannya.karna menyisakan makanan berpengaruh buruh pada perubahan iklim global.sy baca koen banyk yg setuju kalau makanan dihabiskan.ane berharap sesuai dengan prakteknya.karna byk org jaman sekarang khususnya kaum milenial jarang bgt menghabiskan makanan.kalau malu habiskan makanan brarti kamu lebih malu dengan org yg malu berbicara didepan org banyak.jadi demi lingkungan, habiskan makanan mu !!!!!!
Memang seharusnya makan harus sampai habis, tidak boleh sisa walaupun sedikit.