Comfort Zone Itu Semu
|Banyak sekali orang-orang sok hebat di sana yang menyarankan agar kita tidak terjebak di dalam comfort zone alias zona nyaman. Menurut mereka, hidup ini terbagi dalam dua zona, yaitu zona nyaman dan zona nggak nyaman. Dan mereka yang sok hebat itu pastinya memilih untuk hidup di zona yg penuh tantangan (zona tak nyaman).
Kenapa? Biar hidupnya keren kali ya. Atau biar hidupnya gak membosankan. Ya silakan saja sih, terserah. Wong ya itu hidup-hidupnya dia.
Tapi yg jadi pertanyaan adalah apakah memang ada zona nyaman itu? Di mana di zona tersebut kita bener-bener nyaman tanpa ada tantangan dan cobaan hidup sama sekali?
Oke, yuk kita anggap saja posisi paling nyaman adalah seorang bos. Dia duduk saja suruh ini suruh itu, nggaji karyawan, memecat karyawan, dan segala kekuasaan yang bisa dia dapat. Tapi apakah dia nyaman sih sebenarnya?
Yuk, kita kasih kasus simpel. Seorang bos perusahaan sandal jepit mahal yg harganya 10 jutaan. Karyawannya bertugas sebagai pengontrol kualitasnya, juga melayani pembelinya. Tanpa disadari, sandal seharga 10 juta itu dipakai seminggu sudah rusak. Padahal garansinya setahun. Mau nggak mau, perusahaan harus mengganti dengan yang baru dong ya. Kalau memang itu kesalahan produk yg seharusnya gak lolos seleksi kualitas.
Dan tentunya perusahaan rugi 10 juta. Dan hal itu tetep bosnya yang kena. So, jadi bos tetep berada di zona yang nggak selalu nyaman. Akan ada godaan-godaan seiring dengan ketidaksempurnaan manusia.
Oke, kita kasih contoh yang ekstrim nyamannya. Misalnya anaknya bos yg kaya raya di atas. Si anak dikasih mobil sama bapaknya. Apa-apa dituruti. Mau makan, minum, tinggal suruh pembantu melayani.
Nyaman banget khan kelihatannya? Tapi apakah dia selalu nyaman?
Tentu saja tidak. Dia bisa saja kena sakit perut pas pembantunya masaknya gak higinis. Atau dia bisa juga kecelakaan mobil (kayak dul) karena kebut-kebutan. Apa saja bisa terjadi khan?
So, sejatinya apakah ada zona nyaman itu?
Menurut saya tidak. Karena Tuhan tidak tidur ya. Dia Maha Tahu pulak. So, kita mau menghindar dari mara bahaya kayak apapun, Dia tetep Maha Tahu. Tapi intinya Dia nggak “iseng” ngasih cobaan. Semua sudah ditakar sesuai kemampuan kita. So, tidak akan ada cobaan melebihi kemampuan kita khan. Kita semua pasti sudah pernah denger kalimat itu.
Nah, sekarang kita tinggal pilih. Mau hidup penuh tantangan, atau hidup di zona nyaman? Kalau ujung-ujungnya kita tetep akan mendapat cobaan dari Sang Maha Kuasa?
Terserah kita lah ya.
Nah, kalau saya, saya tentu saja memilih zona nyaman saja lah. Menurut saya, berada di comfort zone itu sifat alamiah manusia. Bahkan sifat alamiah semua mahkluk hidup.
Jangan dikira kelelawar tidur menggantung dengan kepala di bawah itu berati dia memilih hidup penuh tantangan. Bukan ya broh. Anatomi tubuh kelelawarlah yg bikin dia bisa tidur seperti itu. So, dia sebenarnya nyaman banget dengan tidur seperti itu. Dia tidak sedang “menantang” hidup.
Memilih hidup di zona nyaman itu bikin deg-degan. Kita gak bisa menebak cobaan Tuhan akan datang seperti apa. Dalam bentuk apa. Apakah kesandung? Apakah kejatuhan genteng? Apakah tiba-tiba didatangi polisi yg ternyata salah tangkap? Dan apakah-apakah lainnya yang kesemuanya itu tentunya dimaksudkan untuk kebaikan kita sendiri.
Khan kita ini ceritanya belajar hidup ya. Dan pelajaran hidup itu gak akan pernah lulus sebelum kita matik. Dan yang ngasih kita pelajaran hidup tentu saja Sang Maha Berkehendak. Tuhan yang Maha Bijaksana itu ngasih kita “mata kuliah” yang berbeda-beda terhadap setiap makhluknya.
That is why, kita seringkali melihat orang yg umurnya sudah tua, tapi masih kekanak-kanakan. Atau sebaliknya, umur masih belasan, tapi cara ngomongnya sudah dewasa banget. Itu karena cobaan hidupnya beda-beda dan sesuai dengan kemampuan genetiknya masing-masing.
Zona nyaman itu semu..
Saatnya aku curhat..
Aku tentu saja memilih zona nyaman deh. Dan bekerja di dalam kamar, berkumpul dengan keluarga, mau beli ini itu tinggal buka internet, pilih barang, transfer, nunggu barang datang dianter. Nyaman banget khan ya?
Padahal enggak selalu.
Jadi, comfort zone itu semu. Misal dalam kasus beli barang online ya. Iya kalau pembelinya gak nipu. Iya kalau barangnya nggak nyasar. Iya kalau barangnya gak ilang. Iya kalau barangnya gak palsu. Iya kalau barangnya nyampe rumah gak rusak. Dan ya kalau-ya kalau lainnya yang bikin kita was-was.
Contoh simpel di atas sudah pernah saya alami sendiri. Ketika memilih zona yg menurutku nyaman, ternyata gak selalu nyaman sesuai yg kita harapkan. Karena ada Tuhan yang sewaktu-waktu ngasih “soal ujian” ke kita.
Dan mau nggak mau kita harus mengerjakan “soal ujian” itu sebaik mungkin dan semampu kita. Dengan begitu, kalau kita lulus, maka kita akan naik kelas. Kalau nggak lulus, ya kita akan mengulang “pelajaran” yang sama di lain waktu. Waktunya kapan terserah Tuhan yg ngasih. Karena Dia Maha Tahu.
Jadiiii… Zona nyaman itu nggak mutlak ya. Akan selalu ada cobaan tak terduga. Karena Tuhan nggak tidur. Sekali lagi ya, Tuhan nggak pernah tidur…
ambil dulu mas…
mungkin zona aman di sini maksudnya yang kayak PNS gitu..kerja dikit gaji jalan terus… hahahahha
Oh iya lupaaa… Contoh nyata PNS ding. Lupa aku gak ngasih contoh pns.
Heiii Plagiart, tak kasi tau yaa.. PNS hanya sebutan utk orang2 yg bekerja dan digaji melalui APBN/APBD. Mereka profesinya macem2, kalo kayak di Rumah Sakit, ada dokter, perawat, rekam medis, analis lab, apoteker dll. Perawat pun macem2; ada perawat ICU, perawat ruangan biasa, perawat bedah, perawat di poli2… Ituh hanya PNS yg ada di RS, blm lg yg ada di instansi lainnya. Trus yg Loe maksud “kerja dikit gaji jalan terus”, tuh PNS yg mana? Ahh ketauan bgt kalo loe sebenarnya gak ngerti apa yg loe omongin, hanya ikut2an saja, tidak smua PNS spt itu brooh… Jadiii berkomentarlah yang cerdas dikit
kang Ndop…jadi agak krg nyaman nih hahaa…
heheheheh..tu mas ndop mengiyakan PNS..berani mau Komentar Pedes sama dia…anda yang tak cerdas apa cuman mau cari ribut aja…
Konteksnya bukan menjelekkan pekerjaan tertentu sih ini sebenarnya. Tapi lebih ke tidak ada zona nyaman di dunia ini. Semuanya akan dapat ujian.. Apapun pekerjaannya..
Mas Anton sebagai PNS tentu juga dapat cobaan khan? Kalau nggak dapat cobaan di pekerjaan ya dapat cobaan di sisi kehidupan lainnya, misal kesandung pas jalan kaki. Dll.
Itu poinnya kangmas…jangan menjelekkan profesi tertentu. Kalo sampean sebut anton PNS di kantor X kerjanya ongkang2 kaki, aku malah gak apa2 tapi kalo menyebut PNS kerjanya ongkang2 kaki itu artinya menggeneralisir semua PNS spt itu. Padahal bapakku juga PNS, dulu di DEPAG jadi guru agama di desa terpencil, kalo ngajar harus nyebrang sungai karena blm ada jembatan, pastinya kerjanya enggak ongkang2 kaki. Bapaknya sampean juga PNS, apakah kerjanya juga ongkang2 kaki? InsyaAllah spt kata sampean, beliau juga PNS yg amanah. Dan skrg pun msh banyak PNS yg amanah, walopun aku sndiri boleh dianggap kerjanya ongkang2 kaki Smoga dimengerti…
hahahhaha….ketahuan anda PNS dan ketahuan suka ongkang2 kaki…..saya emang tak cerdas mas..saya orang ndeso…yang nggak mau melihat negara di beratkan dengan APBN cuman menggaji Orang yang biasanya Onkang2 kaki…saya juga bayar pajak..jadi saya tak rela, pajak saya di bayarkan untuk ngasih makan orang yang porsi kerjanya cuman datang kerja telat pulang paling duluan…terserah dehhh mana yang ente sebut tu profesi.. yang jelas PNS sudah di cap buruk…maaf sebelumnya…ente pedas saya juga bisa pedas..
Wis wis.. Negoro iki rusak duduk mergo PNS e, tapi mergo KORUPSI.
Aku memang PNS kang..mampir aja ke blogku, di situ ada laman tentangku. Dari awal ngeblog aku gak pernah merahasiakan identitasku, termsk nama blogku sesuai nama asliku…. komentarku pedas karena tdk selayaknya merendahkan profesi tertentu. Kalo sampean sebut anton PNS di kantor X kerjanya ongkang2 kaki, malah gak apa2
Maksude mas plagiart kuwi contoh yg biasanya untuk comfort zone itu PNS, jadi intinya gak semua PNS ongkang ongkang. Haha, soale mbakku guru agama ndik smp wae ra leren sampe anake kudu diopeni ibukku haha.. Biyen khan wis tau tak bahas ndik postingan sing kontroversial biyen kae kang..
bos belum tentu di zona nyaman, biasanya orang yang -sok- hebat itu ngasih contoh karyawan, bukan bos :-)
Huahaha.. Iya bener. Lupa.
setuju, PNS
satu hal yang saya sadari betul nilainya lebih dari apapun dan ngga akan bisa tergantikan oleh apapun mas, yaitu ~> kebahagiaan saat bisa berkumpul dengan keluarga
Betul sekali. Itu bener bener area comfort zone yg gak semu. Walaupun kadang uncomfort kalau lagi engkel engkelan. Haha
Bener sing omongne Mbah mbah jaman mbiyen, urip kie gur sawang sinawang. Enak menurutku gung mesti lak enak menurut wong liyo lan sak walike (numplek).
Trus ditambahi, sak jane sing jenenge seneng, susah, lembar, lan sumpek kuwi tergantu ombo lan ciute ati. Nduwe duwik sewu lak dodo lan atine lapang, mesti ditanggepi positip penuh kesyukuran. Wong-wong sing nduwi pikiran koyo ngene biasane umure dowo.Seje karo wong jaman saiki sing umume kebrangas lan nggragas. Malah bingung ngartekno jona nyaman.
Lha iyo kuwiii… Duike diklumpukne sampek milyaran yo kangge opo to ya. Nek misale kangge anak cucu, lha opo anak cucune ra kepingin golek duik dewe yaaaa… Aneh pikirane wong sing kakehan duik kae..
saya bilang kalau menjadi ibu rumah tangga tuh enak banget, iya, memang betul…nikmat tepatnya bukan enak…melihat perkembangan anak-anak setiap hari, mengurus kebutuhan suami dan keluarga, merawat kala sakit…semuanya nyaman…makanya Alloh kasih reward buat para emak pahala yang banyak, bahkan sekedar mencucikan baju suami pun berpahala…enak kan?
jadi, pengen nggak jadi ibu-ibu???
*klotak, bakiak melayang
Huahahaha.. Nah, berati justru sebaliknya khan ya, yang kelihatan uncomfort tapi nyatanya malah bikin puas hati dan mendapat balasan pahala berlimpah..
wah keliatannya mas ndop lagi tersinggung dengan seseorang yang lg mengusik zona nyamannya
Huahahaha.. Gak jugaaa.. Belum ada yg berani ngajak debat masalah ini sih. Cuman diriku lagi kena sedikit musibah sih mas. Makanya aku posting ini. Bahwa senyaman nyamannya diriku yg sekarang, tetep aja dikasih cobaan hehehe..
Yo wis lah kang dikepenakke wae…
Iyo kang. Zona nyaman yg semu itu mendidik kita untuk selalu waspodo lan ngati ngati..
Tergantung cara pandang masing masing individu.
Ada yg ‘mempercayai’ istilah zona nyaman dan zona tantangan utk memacu diri menjadi lebih baik.
Akan tetapi ada juga yg berpendapat seperti mas Ndop ini, dan itu ndak masalah, krn memang tergantung cara pandang masing masing individu..
Yup yup. Jadi semua tulisan di blogku ini bisa salah menurut orang lain. Karena aku selalu bilang “menurut saya” hehe.. Yg penting saling menghargai pendapat orang lain saja sih. Biar damai sentausa..
Wah, aku setuju sama mas ndop, zona nyaman itu semu..
Senyaman-nyamannya zona nyaman, selalu ada resikonya.. Contoh belanja di internet di atas itu maknyus bgt, nyaman bgt belanja tinggal klik2 tanpa perlu susah keluar rumah, tp kalau nyampeknya telat, nyampeknya rusak, kepotong duit buat transfer, dll.
Hahaha.. Pinginnya nyante di rumah, pas barange teko, tibake barang palsu, lemes, rugi, bad mood…
Yup perbedaan pendapat itu sah-sah saja.
Kalo saat ini, saya lagi menghadapi tantangan. beberapa bulan lalu, saya memang selalu ada di zona nyaman. sekarang udah mulai keluar dari sana. Tapi ya gitu tiap hari dag dig dug! tapi bisa melatih kesabaran saya..
Alhamdulillah..
Sebenarnya zona penuh tantangan juga gak selamanya menantang.. Kehidupan ini akan terus seimbang kok.. Ada baik dan buruk yg berjalan beriringan..yg mendidik kita untuk selalu mawas diri.
Mungkin zona nyaman tuh Pegawai Negeri Sipil yang sudah diangkat mas, dia bisa bekerja seharian bahkan hanya setengah hari saja. Ya meskipun Sabtu dan Minggu bisa libur, namun tetap menerima gajian setiap bulannya. Hehehe
Iya benerrr… Tapi khan kembali ke konsep “Tuhan Tidak Tidur” jadi senyaman2nya PNS, tetep akan dikasih cobaan sama Tuhan Yang Maha Kuasa.
zona zona zon.. primazona desa…
ngono iku ta maksute? :d
HAHAHA.. ojo ngetok-ngetoki nek awakmu iki wis tuek to kang.. Kuwi khan lagu zaman batu..
kalo pengagguran itu zona aman nggak mas ndop?? koyok aku.. (mudah2an cepat berlalu), nggak ngapa2in tapi tiap hari bisa makan gratis dirumah(nyaman). Tapi kalo nggak punya duit, ya mrongoossss.. belum lagi nanggung malu sama org2 di sekitar(nggak nyaman).
Nah, tetep ada merasa nggak nyamannya toh? So, zona nyaman itu semu yaa… Apapun profesi dan keadaan kita, kita akan tetep dikasih cobaan karena Dia Nggak Tidur..
kalau ane dalam artian sebuah kata nyaman (tidak ada makna penjelas) berarti semua aman bebas hambatan tidak ada halangan,.
berarti jika saya harus memilih zona nyaman dan tidak nyaman tetap pilih yang nyaman, yang enak aja bisa, masak ambil yang tidak enak, rugilah haha.,. :D
salam..
Setuju banget! Yang nyaman aja masih dikasih cobaan, apalagi yg nggak nyaman? Nah sip. You’ve got it!
Pasti setiap orang ingin ekonominya menjadi lebih baik, untuk mencukupi keluarga, syukur2 membantu saudara atau teman sekitar. Keadaan orang berbeda beda, ada yang kerja santai digaji. Sementara ada orang lain banting tulang ekstra untuk mendapat yang hasil yang sama, ada juga yang belum beruntung masih menunggu kesempatan kerja, ada yang malas, ada yang pengen merubah nasib dengan kerja , ada yang digaji tinggi namun dengan tekanan yang tinggi, macem-macemlah. Dalane wong dewe dewe. Lha pas mlaku nang ndalen kuwi opo cumak mlaku, coba misal pas mlaku nemu paku mangap yo mbok disingkrehne, koncone rangerti dalan, awak e dewe ngerti yo mbok diduduhke, ono wong mlaku sing nang ngarepe dewe keplese mergo udan, yo di ewangi ngadekne, pas mlaku ngerti enek jetheh an yong ojo digenjretne, nek menurutku keluar dari zona nyaman kuwi duwe karep uripe luweh apik lan “urip kuwi urup”.
Asyik banget komenne. Jadi apapun pekerjaannya, sebenarnya zonanya tetep sama. Akan berubah-ubah sesuai kebutuhan kita.
Toilet yang katanya zona nyaman kadang membuat penggunanya terganggu misalnya ada semut iseng yang masuk ke selangkangan dan nithili pistol gombyok.
Selalu ada tamu istimewa dalam kehidupan manusia. Kesedihan dan kegembiraan datang silih berganti.
Salam hangat dari Surabaya
Nah, ini bisa jadi sinopsis postinganku di atas. Banyak yg belum ngeh sama maksud postingan ini soalnya. Makasih pak dheee…
Salam dari Nganjuk Jaya Sentosa.
Hidup kalau cuman mau nyari aman dan enaknya aja mending hidup di alam bawah sadar (ngimpi). Kan ada pepatah “berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, barulah bersenang-senang kemudian”. Jadi hidup itu harus “rekoso” dulu baru “unduh” hasilnya. Kurang lebih seperti itulah..
Iyaaa setujuuuu!!! Jadi masnya rekoso dulu yaa, ntar kalau sudah mengunduh hasilnya, jangan lupa call me, aku mau kok ditraktir makan apa aja
jos mas.. salam kenal mas…
wkwkwk ujung-ujunge curhat yo mas.. :p
cukup diambil hikmah dari semua ini mas..
semoga minggu depan udah megang idevice nya ye
:D
Yeeeee… Barusan tak cek resine, dan ternyata alamatnya bener ke Nganjuk. Asyik banget, tinggal nunggu nih..
Wes sui ra dolan mrene, ketinggalan rong postingan
jadi intine sakpenak-penake zona aman ke tetep ono tantangane
Nah, kamu paham maksud postingan ini. SOalnya banyak yg nggak paham. Coba komen2nya deh, banyak yg gak nyambung hahaha..
Yoi mas ndop…
gak ada yang nyaman di dunia ini,
kecuali bagi mereka yg gak berfikir dan ngabisin hidup untuk hura2..
Tapi, karna yang nyaman itu gak nyaman lah kita harus keluar dari zona nyaman yang gak nyaman. :p
Eeeeerrrr… Rada rada mbulet yaaaa… Hahaha..
mbulet pun yang penting kagak pusing mas. hahaha
zona nyaman terus mungkin buat beberapa orang bosen juga ya bro, jd seru juga kl ada tantangan, bener nggak ?
Iya betul.. Biar hidup kta ada grafik naik turunnya, khan lebih ada seninya daripada kayak garus lurus.. Hihi..
hmm, bener juga sih, kalo dipikir pikir, segala kerjaan apa pun pasti ada sisi gak enaknya. saya setuju, comfort zone itu relatif. menurut saya, selama kita mencintai suatu pekerjaan, hal hal yg gak enak biasanya kalah sama kepuasan sesudah kita berhasil mencapai target
Yoi, kita gak akan selamanya berada dalam comfort zone, akan seslau ada tantangan menghadang. Kapan datangnya, itu rahasia Illahi haha..
kalau saja kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang kita terima dari-NYA, apakah itu nikmat suka atau duka, disaat itulah zona nyaman itu akan kita rasakan dengan sesungguhnya :-)
Ketika didera duka, kita diuji apakah kita akan menyalahkan Tuhan, atau apakah kita introspeksi diri.. Namanya aja ujian, bisa lulus bisa mengulang.. Wehehe..
semoga tulisan ini di baca oleh mereka yang memiliki profesi mainstream ;)
HAHAHA… Hasek..
zona nyaman versi saya yaitu ketika kerja, punya gaji yang lumayaan laaah.. terus datang satu masa ketika saya harus melepas semua itu, melepas zona nyaman tapi masuk ke dunia nyaman versi baru *halaaah*..zona dimana saya harus menyeimbangkan semuanya *halaaaahhh*
intinya sih, nyaman atau tidak tergantung kita ya yang menilai :D
Betul betul betul.. ketika sudah nyaman, tiba-tiba dikasih ketidaknyamanan, trus kita belajar menyamankan ketidaknyamanan itu, lalu lama-lama jadi nyaman, lalu dikasih ketidaknyamanan lagi.. demikian seterusnya sampai level kita naik..
Zona nyaman atau tidak, konon tergantung konteksnya, Mas Ndop. Dalam politik ketatanegaraan, para politisi yang suka berada di zona nyaman berarti takut ada perubahan. Oleh karena itu, mereka digolongkan sebagai kelompok satus quo. Lain politik tentu lain pula situasi dan konteksnya.
iya pak sawali. Maksudku di postingan ini adalah kita sebenarnya tidak benar2 berada di zona nyaman, akan selalu datang ujian dari Sang Maha Kuasa agar level kita naik..
Ya memang semu. Yang bisa bikin batasan kita sendiri. kadang-kadang ada orang yang merasa nyaman dengan kondisi ekstrim, yang kalau orang biasa itu bukan zona nyaman.
Komentar yg baguuuus… Setujuuu..
Sebelumnya mau numpang kenalan dulu nih, saya baru nyasar disini :D. Dalam pembahasan comfort zone diatas saya sepakat dengan Mas Dzofar..Karena jika kita mencermati pengalaman para pendahulu yang sudah mengenyam asam garam kehidupan, kehidupan itu akan selalu berputar. Saat ini kita merasa sudah berada dalam zona comfort zone bisa jadi besok sudah keluar dari zona tersebut. Maka intinya memang semua harus kita serahkan pada Pencipta kita, tawakal dan ikhtiar itu kuncinya :D
Betul. Kita cari jalan yg bikin kita hepi aja. Entah itu jalan yg penuh rintangan atau jalan yg nyaman banget. Toh sama aja nanti ujung ujungnya juga dikasih ujian kok sama Yang Kuasa.
Kalau nggak aman ya pake pengaman cak #eh
Lagian hidup itu yang dicari kebahagiaan kok bukan kesusahan #tsah
Setuju!
Bahasane muter2 biyangett, Mas Ndop. Wkwkwk
Yes yes yes, saya paham. So, pilih Zona terbaik menurut diri sendiri saja. Kalaupun ada apa2 di zona tersebut, gak bakal nyalahin orang lain, kan? :P
Setelah aku baca ulang, aku merasa nggak muter-muter loh bahasane. Justru mengalir secara lancar dan tak terasa aku udah sampe di akhir postingan hahaha.. Mungkin dirimu lagi gak mood kali yaaa…
Tuuuh, buktinya dirimu paham maksud postingan ini. Kalau fastreading gak mungkin paham, kayak kebanyakan komentator di atasmu ahhaha..
zona nyaman itu ketika saya duduk di kamar kos sendirian ngebaca postingannya mas dzofar :p
HAHAHA.. sambil ngeteh anget.. Srupuuut..
Maksudnya, muter2nya ruh krn ada bbrpa kata yg diulang2, Pak. Hahaha
Jadi, mnurut saya comfortzone itu gak ada. Diulang smpe 10x. Wkwwkwk
HAHAHHA.. gaya penulisanku memang begitu. Gaya penulisan kayak “ngomong”. Kalau penting akan saya ulang. Karena saya menganggap pembacaku itu orang bodoh, jadi akan aku jelaskan sejelas-jelasnya kayak njelasin ke anak TK.. HAHAHAHAHA..