Tuhan Menciptakan Sistem
|“Sialan, udah belajar giat sampe gak tidur semaleman, nilaiku tetep jeblog aja. Ngulang lagi deh tahun depan.. “
“Mungkin memang sudah takdirmu bro. Terima sajalah.. “ Kata temennya di suatu taman kampus.
“Iya bro, takdirku jelek banget. Tuhan kejam banget!!!”
Sodara-sodaraku ndofans tercinta, apakah anda pernah mengalami kejadian di atas? Di mana kita ujung-ujungnya menyalahkan Tuhan yang telah menciptakan takdir yang tidak sesuai dengan yg kita harapkan? Semoga gak pernah yah. Soalnya konsep “menyalahkan Tuhan” itu salah besar wahai sodaraku..
Begini…
Tuhan berkali-kali telah membimbing kita dengan firmanNya di Kitab Suci kalo kita harus begini-begitu untuk mendapatkan ini dan itu. Kita harus beribadah, harus berbuat baik dan menjaga silaturohmi dan lain-lain sebagainya. Tuhan juga telah melarang kita untuk tidak begini begitu supaya tidak terjadi begini begitu… OK semua sudah paham bab ini..
Nah, bagemana dengan takdir? Apakah kita bisa mengelak dari takdir dari Tuhan?
Tentu tidak bisa dong. Tapi apakah Tuhan tidur? Tentu juga tidak. Jadi apakah kita bisa menghindar dari takdir buruk? Tentu saja bisa! Itulah gunanya Firman Tuhan tadi. Itulah gunanya nabi yang membimbing kita untuk menuju jalan yang benar.
Bingung ya? Sama. Haha
Begini…
Tuhan mungkin telah menakdirkan si A untuk masuk neraka (naudzubilah) sejak dia lahir ke dunia. Si A kemudian tumbuh menjadi anak yang sholeh dan taat menjalankan aturan agama dan norma yang baik di masyarakat. Apakah semua amal baik si A tidak diterima oleh Tuhan karena si A sudah ditakdirkan masuk neraka sejak lahir? Tentu saja diterima dong. Tuhan kan tidak tidur ya bro. Jadi semua amal baik si A tetap dihitung dan peluang si A masuk syurga pun terbuka lebar.
Berati Tuhan bisa mengubah takdirnya dong kak?
Bisa banget dong. Tuhan khan Maha Kuasa. Yang nggak bisa mengubah takdir itu ya kita manusia dan semua ciptaannya ini. Kita hanya bisa mengupayakan supaya takdir kita ini baik. Itu saja. Tapi jangan khawatir, karena Tuhan sudah ngasih tips bagemana mendapatkan takdir yang baik melalui firman-firmanNya.
Sudah mulai faham? Bagus! Saya kasih contoh lagi..
Kalo kita nyemplung ke bak mandi yang ada airnya, kita jadi basah nggak?
Iya dong. Soalnya Tuhan telah membuat aturan kalo air itu bisa bikin basah tubuh kita kalo kita sentuh.
Kalo kita menyentuh api yang menyala-nyala, apakah tangan kita akan terbakar?
Tentu iya dong. Soalnya Tuhan telah membuat aturan juga kalo api itu panas dan bisa membakar kulit kita.
Bisa nggak kita terbakar kalo kita menyentuh air dingin?
Tentu tidak bisa, karena air dingin tidak bisa membakar. Demikian halnya dengan api yang tidak bisa membasahi kulit kita.
Yup, semua itu telah ada sistemnya. Dan yang menciptakan sistem itu adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita manusia tidak bisa mengubah sistem tersebut. Itu sudah TAKDIR dari Tuhan.
Lebih dalam lagi, Tuhan juga sudah menciptakan sistem-sistem lainnya yang jumlahnya tak terhitung. Sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem pembuangan dan lain sebagainya.
Sama hanya dengan dialog pertama di atas, Tuhan juga sudah menciptakan sistem untuk lulus ujian juga!
Trus kenapa bisa nggak lulus?
Ya berati sistemnya tidak sesuai dengan yang ditetapkan Tuhan. Kalo dia mengikuti sistem dari Tuhan, ya bisa lulus. Misal dia belajar jauh-jauh hari supaya ilmunya mengendap. Misalnya lagi dia belajar bukan dengan cara menghafal teori, tapi memahami teori. Mungkin dia kurang menjaga kesehatan, begadang, jadi pas mengerjakan soal keadaan tubuhnya tidak fit, pikiran pun gak fokus, ngantuk. Bisa banyak hal yang menyebabkan kegagalan ujian tersebut.
Jadi kenapa kok dia menyalahkan takdir Tuhan? Siapa yang salah? Siapa yang menjalankan sistem yang salah?
Nah itu yang salah. Semua hal baik dan buruk itu kita sendiri yang memilih. Bukan Tuhan yang memilih. Tuhan lah yang menciptakan sistemnya. Kita yang memilih sistem yang mana yang kita jalani. Sistem yang baik atau yang buruk.
Trus bagemana kita tahu sistem ini baik dan sistem itu buruk?
Ya khan Tuhan pun telah memberikan banyak contoh dari sejarah peradaban manusia sebelum kita. Banyak orang dipenjara karena korupsi. Oke berati korupsi itu sistem yang buruk. Banyak orang sukses karena kerja keras dan sabar. Oke berati kerja keras dan sabar itu sistem yang baik. Begitu seterusnya.
Itulah tujuan kita belajar. Belajar menemukan mana yang baik dan mana yang buruk. Tentu Tuhan juga memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya. Karena dengan doa itu, Tuhan pun akan memberi kita “bimbingan” privat menuju jalan yang benar.
Jadi kesimpulannya, Tuhan tidak pernah salah sedikitpun. Jadi Tuhan bukan tempat untuk dijadikan “kambing hitam” untuk disalah-salahkan.
Menurut hemat saya, bencana alam pun juga bukan salah Tuhan. Tapi memang manusialah yang menjalankan sistem supaya terjadi bencana alam itu. Sistem yang bagemana? Ya itulah gunanya belajar.
Tanah longsor misalnya, itu terjadi bukan karena Tuhan marah kepada manusia. Tidak ada sifat Tuhan yang bernama “pemarah”, yang ada justru pengasih dan Penyayang kan? Tanah longsor tentu saja terjadi karena kita manusia yang memangkas habis hutan-hutan sehingga menjadi gundul yang mengakibatkan tanahnya tidak ada yg “nggoceli” ketika terkena air atau gempa. Longsor deh.
Tanah longsor karena ulah manusia, bukan salah Tuhan!
Banjir juga begitu toh. Karena tidak ada daerah resapan air karena pada dibikin mol atau bangunan mewah lainnya. Sehingga airnya ngglender saja nggak bisa ngresep. Soalnya tanahnya sudah berubah jadi semen, jadi airnya ga bisa meresap gitu. Jadi jangan tebangi pohon-pohon lagi yah ntar banjir semua loh. Banjir karena ulah manusia, bukan karena Tuhan sedang marah ya.
Kenapa saya menulis bab serius begini?
Karena saya merasa banyak orang-orang yang salah memahami konsep takdir. Salahnya adalah ketika mereka kedapetan bernasib buruk, ujung-ujungnya pasrah dan bilang “Ini memang takdir Tuhan”. Hei! Itu ungkapan yang tidak fair yah! It sounds like Tuhan itu pilih kasih ke orang-orang tertentu saja. Padahal kita tahu kalo Tuhan Maha Adil.
Semua kejadian yang menimpa kita ya kita sendiri yang memilih mendapatkannya. Apapun alasannya itu bukan salah Tuhan yah. Karena Tuhan sudah menciptakan sistem baik dan sistem buruk, tinggal kita memilih yang mana. Begitu bro.
Eh, lha kalo orang terlahir cacat, khan kita gak bisa memilih, bagemana itu, salah siapa?
Sekarang pertanyaannya adalah: Apakah terlahir cacat itu sesuatu yang buruk??? Tentu saja tidak. Justru itu mungkin cara “unik” dari Tuhan agar dia survive untuk hidup dan bisa menginspirasi orang lain yang lebih “sempurna” agar lebih menghargai kehidupannya. Hei, kenyataannya anak-anak cacat itu jarang mengeluh dibanding kita yg merasa “sok” sempurna ini lo bro! Kamu pasti sering lihat di tipi toh, mereka begitu gembira dan memiliki semangat hidup yang tinggi!!!
Sudah ah. Saya rasa semuanya sudah paham. Hihihi…
mantap sekali mas ndop , sampai terharu aku ;)
Wah aku jadi ikutan terharu, tisu mana tisu
Sangat Mnginspirasi ini mas ndop, sangat menyntuh kalbu
mas…sepertinya sebagian besar orang pernah mengalami yg namanya menyalahkan Tuhan, karena dlm hidup ini khan memang semuanya tdk mungkin berjalan sesuai dg harapan kita semua. Akupun pernah mengalami hal semacam itu, tapi alhamdulillah, itu jadi titik nadir buatku utk lbh mengenal-NYA…
Baik buruk itu pilihan kita…
Bahkan sebenarnya kita bisa memilih itu juga karena Takdir Tuhan.
Pas kita giat belajar untuk mengubah nasib agar dapat nilai bagus. Sebenarnya belajar itu juga sudah ditakdirkan Tuhan.
Pas kita pasrah saja menerima nasib yang ada. Kepasrahan kita itu juga sudah ditakdirikan Tuhan.
Hakikatnya, kita dikungkung dan tidak bisa mengelak dari Takdir Tuhan.
Namun kita dianugerahi akal, sehingga diperintah untuk berfikir dan bertindak yang terbaik dalam hidup kita. Jika kita kemudian sukses dan mendapat hasil yg baik, kita tak perlu bangga diri, karena ikhtiar dan keberhasilan kita itu sejatinya juga merupakan takdir Tuhan untuk kita
saya tambahkan yah, takdir itu pilihan kita sendiri. Sama kayak aku ngetik komen ini, ini atas pilihan saya sendiri. Ini takdir saya. Saya hanya menjalankan sistem “menulis” yg diciptakan Tuhan.
mantep mas, setuju banget. Karena pada dasarnya, takdir adalah keping uang dengan dua sisi. Keping uang itu emang udah ditentukan buat siapa, buat siapa, tapi kita yang tentukan mau sisi yang mana, sisi yang baik atau yang buruk, dan cara dapetinnya dengan jalanin sistem Tuhan yang mas jelasin di atas :D
Nah saya setuju. Komennya mencerahkan. So, kita diberi akal pikiran untuk memilih.
“…Aku sekali-kali tak menganiaya hamba-hamba-Ku…”
Sebuah kutipan dari Quran, aku lali surat apa dan ayat berapa, cukup menjelaskan apa yang seharusnya kita yakini.
Dulu saya juga pernah mengalami fase itu, tapi di waktu yang lampau ketika saya masih SMP dan bersekolah diantara anak-anak orang kaya. Waktu itu saya menganggap bahwa Allah tidak adil, karena orang tua saya miskin. :D
Yah, itu dulu, kalo sekarang saya sudah memiliki pemahaman yang berbeda. Saya tersindir dengan kalimat “…Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” di dalam surat Ar-Rahman kalo mulai mengeluh. Hehehe…
Wehehehee… kuncinya ada hati. Orang kaya apakah hatinya bisa sebahagia yg miskin, belum tentu. Hehe..
setuju semua manusia punya kesempatan buat merubah nasibnya….
siiip…
sangat bermanfaat artikelnya,,
ijin share mas,,
Matur suwun..
Donyane wes tuwo mas, jadi ya wes wayahe mreteli sithok sithok,, :D
HAHA.. ayo disambung sitok2 mas
saya tidak bisa berkata-kata lagi. karena baik buruk itu pilihan kita maka semua pilihan kembali kediri kita masing-masing. asal jangan milih buruk dulu baru baik atau milih baik dulu baru buruk. tapi kalo saya nggak milih sih, pastinya orang milih baik semua. jadi saya akan belajar memilih baik meski sekarang masih buruk
Siiiiiiiip… tak dukungg…
Wow.. super sekali! Hehe…
Terus terang, saya juga sering mengkambing hitamkan “takdir” kalau mengalami hal buruk. :D
Wehehehe.. sama mas… manusiawi ternyata ya. Tapi manusiawi juga kalo kita berusaha untuk belajar lagi dan lagi..
berbicara persoalan takdir, sangat menarik untuk dibahas… heehehe…
takdir itu ada dua, yaitu qadla dan qadar..
qadla itu aturan dan qadar itu ukuran.. mengapa? karena dalam ajaran Islam sgla yg ada di muka bumi ini mengikuti sunnatullah (qadla). sedangkan qadar ukuran dari aturan2 trsebut. nah besar kecilnya (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut yg akan menentukan hasil. dan hasil dari usaha2 inilah yg dsebut dengan Takdir.. bingung kan? sama. heheehe..
contoh sederhananya gini…
kita tau bahwa umur tali makin lama makin tua (lapuk/keropos).. dan pasti jika untuk mengangkat atau menahan beban kemampuannya pasti akan berkurang, itu yg dinamakan (qadla). nha katakanlah dulu ketika tali tsb msh baru masih sangup menahan beban lebih dari 100 kg. tp jika tali itu sdh usang pasti hanya bisa mengangkat beban cm 50 kilo an, itupun tdk bisa berjam2, nha itu yg disebut (qadar).
maka dari itu jika tidak ingin terjadi kecelakaan ketika mengangkat beban ataupun bergelantungan menggunakan tali maka jgn lah mggunakan tali yg sudah lapuk/tua tsb.
kita tidak bisa menantang aturan Allah dengan nekat menggunakan tali tsb dgn beban yg mlebihi kemampuan tali itu. kalo kita nekat dan akhirnya celaka, kita tidak bisa semena2 menyalahkan Allah, apalagi sampe bilang gini “Tuhan tidak bisa melindungi hambaNya”.. ngawur kui. ra ilok (dibaca: nggak baik).
karena kita sudah diberi akal untuk bisa memahami aturan2 Allah tsb.. persoalan kita menentang akal kita sendiri dan celaka, maka itu akibat kelakuan kita sendiri, bukan karena Allah yg melakukan. maka dari itu kita harus intorspkesi.
Allah sudah tentukan Qadar pada aturan2 tersebut, karena itu kita harus menggunakan akal dlm memahami aturan tersebut dan memilih ketika melakukan sesuatu..
sampun mas ndop, mugi2 mboten ngebak-ngebaki blog e njenengan.. matur nuwun..
KOMENTAR TERBAIK!!!! Matur suwun sanget mas..
Alhamdulillah sama semua hal yang sudah diberi Allah buat aku, kita, semuanya …
Alhamdulillaah berjamaaah..
mugi-mugi nganjuk aman tentram, ga ada tanah longsor, ga ada kebakara, ga ada banjir, ga ada bencana alam.
mugi-mugi warga nganjuk tetep sholeh dan sholehah
Aaamiiiin… matur nuwun pandungane kang..
Super sekali postinganmu, Mas. Seringkali orang tak tahu siapa lagi yang akan dikambinghitamkan atas kesalahannya sendiri.. termasuk saya. :(
Iya mas.. saa juga sering mengeluh kenapa Tuhan menjadikan aku ganteng. Setelah saya pikir2, ganteng juga bermanfaat kok terutama buat pemotretan hahahahaha…
Tuhan memberikan segala sesuatu dengan keunikan dan juga keteraturan sehingga kadang manusia ingin lebih mengenal jauh tentang sistem rumit ini.
Setuju banget. Yang masih misteri adalah sistem keberuntungan. Itu sebenarnya ada polanya tapi masih misteri hehe..
Berusahalah kawan, ubahlah masa depanmu. Kalau menurut hemat saya, manusia itu kebanyakan hanya memikirkan dari sisi negatifnya. Makanya mereka lebih melihat buruknya dari baiknya. Tak bersyukur… Hemat 50% kan bang ndop. :p
hahaha… dg berfikir positive hematnya 80 persen kang :D
Pertama niat
kedua ikhtiar
ketiga do’a
keempat tawakkal
ya setuju.. Bahasanya bener2 pilosopis BGT nih.. Top….
Kadang emang di kita ini klo dapet yg buruk2 aja itu nyalahin takdir, tp giliran dapet yg seneng-seneng malah lupa…
Nyalahin takdir itu sama aja kayak kita nyalahin mobil baru beli, trus nabrak saat kita lagi latihan dapet SIM… Hahaha gak ngerti kan..???
HAHAHAHA… setuju… yg nyetir kita, yg disalahin mobilnya haha..
semoga kita bisa mengubah hidup kita jadi lebih baik ya mas ndop
terima kasih atas artikel inspiratifnya, sekarang jadi lebih bersemangat ..
wah aku jadi terharu looh…
Ya bang., jadi keinget iklan yang ‘kenapa pangeran diponegoro meninggal??’ jawab simurid ‘takdir pak!’ hehe..
huwahaha.. benar tapi gak realistis dan ga menyelesaikan masalah..
Postingannya sangat mencerahkan,,inibaru tulisan yang bener hehehe
saya setuju mengenai tuhan punya rencana..kalau sistem saya juga percaya..tapi yang tanpa kita tau apa dan seperti apa kehendaknya..tetap semangat kang dzofar..
salam satriyoku
Iya betul. Banyak misteri yg belum terpecahkan. Itulah gunanya kita belajar yaa. Salam balik mas