Artjog 2024 Tema Ramalan: Makin Futuristik
|Apa gak bosen ke sini mulu tiap tahun?
Ya gimana bisa bosen, kalau tiap tahun temanya beda. Tahun lalu temanya Lamaran, tahun ini Ramalan. Beda tipis namanya, tapi karya seninya beda jauh. Karena ramalan, jadi ada hubungannya dengan masa depan. Dan beneran sih, karya seni yang ditampilkan lebih banyak yang berbau futuristik. Kalau tahun lalu lebih ke mistis menurutku (sebagai orang awam yang suka seni).
30 Juli 2024, aku pilih tanggal ini karena bertepatan dengan tanggal lahirku. Acara Artjog 2024 ini diadakan selama 2 bulan, Hiyaitu mulai 29 Juni – 1 September 2024. 30 Juli pas di tengah-tengah lah ya. Gak telat dan gak kecepetan.
Artjog 2024 ini aku beli tiket Presale online dan dapat harga 50 ribu. Karena tiketnya bisa dipake di tanggal apapun, maka saya berani beli. Karena aku maunya nonton bareng siapa gitu. Enak, bisa sambil diskusi dan bisa saling bantuin foto.
Banyak temen instagram yang aku ajak nobar Artjog di tanggal 30 Juli. Ada yang mau, tapi gak di tanggal itu. Ada yang gak mau sama sekali. Ada (yang kayaknya) maunya dibayarin. Haha. Sebenarnya, kalau dibayarin tiketnya doang sih, boleh-boleh aja. Tapi kalau seluruh akomodasi, ya prei ya! Hahaha.
Yaudah aku selou. Kalaupun ga ada yang mau, yowis budal dewe saja. Toh, aku sudah biasa solo traveling. Selama ada duit, segala masalah bisa teratasi. Haha. Tapi memang traveling bareng tentu lebih seru.
Dan ternyata ada satu orang, yang sudah bisa dibedek, bakalan mau. Karena satu orang ini memang punya pemikiran yang merdeka. Dan yang pasti waktu kerjanya fleksibel. Karena asal klen tahu, 30 Juli itu hari SELASA. HAHAHA. Pantesan ga ada yang mau! Semua pada kerja! HAHAHA. Makanya aku gak baper ditolakin banyak orang.
Joddie Palgunadi, lagi-lagi dia yang ikut nonton Artjog sama aku. Sama kayak tahun 2023 yang lalu. Tapi kali ini dia sendirian. Dan akhirnya aku berangkat mobilan bareng dari Solo.
Mas Joddie sekarang sangat-sangat sukses dalam karir. Berprestasi punya penghargaan di sana sini. Membanggakan. Kalau dibanding aku, tentu dia di atas awan. Sementara aku masih napak di bumi. Haha.
Kantornya Mas Joddie
Untungnyaaa.. hidup bukan tentang kompetisi kan ya. Jadi, aku anggap mas Joddie tetap seperti yang dulu. Dan mungkin gara-gara itulah, dia sepertinya nyaman traveling bareng aku.
Dalam perjalanan, karena kami sama-sama belum sarapan (karena memang gak pernah sarapan), kami mampir di SS alias Special Sambal Prambanan. Kami sama-sama gak apdit tentang kuliner yg lagi viral di tiktok atau sosmed lain. Karena emang bukan itu algoritma feed sosmed kami. Makanya cari amannya adalah cari rumah makan yg brandnya sudah terkenal dan buka cabang di mana-mana, kayak Special Sambal. Untungnya di SS Prambanan ini rasanya enak!
Di sini aku sekalian cantak-centuk petang rokangat, biar gak cari-cari masjid lagi.
Kami langsung njujuk ke venue Artjog di Jogja National Museum hanya mengandalkan gugel mep.
Mari kita masuk!
Klen langsung aku suguhi vlog di bawah aja ya. Soalnya aku blogger yang gaya penulisanku gak kayak koran yang ngasih informasi detail. Soalnya info kayak gitu bisa kalian brosing sendiri di media koran online saja. Di sini aku lebih suka beropini dengan wawasanku yang sangat cetek ini. Selamat menonton!
Selanjutnya aku akan share foto-foto yang ada di gallery dan yang aku upload di instagram story at that day!
Sebenarnya kita bisa baca deskripsi panjang yang ada di tembok. Tanpa perlu menerka-nerka karya seni ini maksudnya apa sih? Tapi karena aku males dan aku ngantuk, jadi aku memilih bengong ajah sambil sok-sokan mikir pakai otakku yang kosong ini.
Hmm.. barusan aku mikir, kalau arti padi dan telinga itu adalah bahwa selama ini negara kita yang agraris ini petaninya kurang didengar sama yang berwenang. Harga pupuk mahal, beras import, sungguh ironi.
Dan padi-padi yang subur di atas adalah ramalan di masa depan. Sesuai tema Artjog 2024 kali ini. Bahwa nanti kita bisa kembali berjaya di dunai pertanian. Gak akan ada lagi import beras. Kapan hal itu bisa terjadi? Kita tanyakan kepada padi yang sudah menguning…
Untuk menjelaskan karya lukisan di atas, aku perlu waktu. Bentar… ada mbak-mbak sedang memeragakan gerakan mantra, memegang mahkota di bawah, di belakangnya ada rak buku, antara lukisan yang satu dengan lainnya seperti rangkaian gerakan yang berulang atau loop. Sepertinya ini tentang.. gak tau. Otakku kosong. Haha.
Tentang ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang tidak sejalan? Soalnya ketika rak buku itu kehilangan nyawa dan warnanya menjadi abu-abu, mahkota yang dipegang menjadi berkilau.
Selain melihat sesuatu, di Artjog, penonton juga akan disuguhi audio yang bisa didengarkan melalui headphone berjejer yang antara satu dan lainnya saling melanjutkan cerita. Konon pengisi suaranya adalah Nikolas Saputra sama Happy Salma.
Sambil duduk, sambil nonton seni instalasi dua insan yang sedang berdiri di atas ranjang.
Nah ini lukisannya realistik banget. Tapi gak mungkin tanpa makna. Bayi bertatto nungging. Apa kira-kira artinya? Apakah generasi mendatang yang bebas berekspresi sejak dini?
Full silver! Tinggal dicari queennya biar bisa dimakan. Haha. Era millenium bakalan muncul lagi di masa depan? It sounds interesting! Dulu ketika SMA aku termasuk yang ikutan hype trend millenium. Sandal New Eraku dulu warnanya biru dongker sama silver.
Kalau togel ini keknya emang identik dengan ramalan. Ramalan togel. Mimpiin apa. Lalu ada nomernya. Setiap peristiwa ada nomer tertentu yang mewakilinya.
Nah, yang ini aku gatau apa. Tapi bagus aja. Wehehehe.
Yang ini juga bagus aja. Tapi aku gatau maknanya apa. Tapi aku suka sama eksekusinya yang kiri kanan gak sama. Jujur aku gasuka karya yang “kurang effort” kayak pake efek mirror. Untuk karya ini, aku salut! This is a perfect execution!
Klen ada ide arti lukisan di atas?
Nah, karya di atas ini paling aku suka di Artjog 2024. Tentang rumah kumuh. Yang kalau mau digusur, mereka bilang ini tanah Tuhan. Trus kan ada yg bilang, seni adalah sebuah ledakan. Di karya ini ada tuh, tiba-tiba di antara rumah kumuh, ada Ultraman! Waaaah! Good job!
Ironi sebuah teknologi. Tujuan teknologi memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Tapi faktanya manusia jadi gak keep in touch secara fisik. Contoh nyata ya, karena over use sebuah teknologi internet, ketika orang bertemu secara fisik, ternyata mereka masih menggunakan gejet masing-masing. Tidak nyaman ngobrol secara langsung.
Walhasil ketika mereka menyadari merasa kesepian, mereka baru sadar kalau teknologi internet gak bisa menggantikan pertemuan fisik.
Sebuah seni fotografi kontemporer yang sungguh aduhai.
Keknya cukup ya. Kalau aku bahas semua karyanya, aku ga sanggup. Otakku yg kosong ini mager dipake mikir. Hahaha. Klen tonton aja deh vlogku di atas. Sudah lengkap tuh. Gausah peduli sama voice overku. Klen, nikmati videonya aja. HAHAHA.
—
Habis nonton Artjog, karena hari ini adalah hari ulang tahunku, gak mungkin dong trus balik penginapan untuk tidur. Ultah apaan kayak gitu? HAHAHA.
Sebagai warga Indonesia yang gak afdhol merayakan ulang tahun kalau gak traktiran makan-makan, maka aku ngajak beberapa teman blogger yg stei di Jogja untuk makan malam. Pilihan warung makannya adalah Taru Martani. Namanya aneh tapi sangat familiar ya.
Aku mengajak beberapa orang, namun hanya dua orang ini yang bisa datang. Aku ngajaknya jauh-jauh hari ya. Jadi gak dadakan emang. Hahaha. Karena Selasa, emang gak semua orang bisa sih. Haha. Makasi kalian berdua!
Thank you Tomi Purba dan Mubaroki sudah datang!
Taru Martani pengunjungnya berbagai macam generasi. Namun yang dominan saat itu emang kaum milenial sih. Maka panggung live musicnya nyesuaiin audiensnya. Mereka bawain lagu-lagu Dewa, dkk. Lagu generasi kita banget! Hahaha
Akhirnya setelah capek muter-muter Artjog dan makan malam. Kami baru cekin di The Capsule Malioboro Hotel & Cafe. Penginapan langganan tiap tahunku kalau ke Jogja. Murah meriah dapat sarapan pulak!
The Capsule Malioboro Hotel & Cafe
Dua tahun belakangan, hotel murah namun mewah ini tidak mengecewakan. Mereka berbenah dari kasusku Desember 2022 yang lalu. Airnya melimpah ruah terus sekarang! Good job!
Mas Jodi nginep di kapsul juga. Dia di bawah kapsulku. Besok kami akan ke pantai. Nganjuk gak ada pantai. Jadi aku iksaitid. Lama banget gak ke pantai anjai. Yaudah daku mau bobok dulu. Bai-bai..
:zzz:
Duh iya di Jogja ada acara keren ini yah? dulu aku pas masih tinggal di Jogja biasanya gak ketinggalan sama event ini, mas
Dulu di JNM juga diadakannya?