Ndop Studio Kenapa?
|Postingan ini bertujuan untuk menjawab semua pertanyaan klean kenapa Ndop Studio alias rumahku gak aku tempati sekarang.
Feye infemeisyen, Ndop Studio sekarang ditempati oleh mbak kandungku sama keluarganya. Daripada kosong lo. Katanya rumah kalau kosong itu lama-lama rusak kan, ya. Jadi rumahnya biar dirawat sama mbakku sekeluarga gitu. Lumayan daripada bayarin tukang bersih-bersih. Mending ditempati aja sekalian. Mbakku senang, aku senang, semua senang. Hihihi.
Emangnya kenapa sih, kok Ndop Studio gak ditempatin?
BLOKNYA GANTI
Awal milih blok, aku sudah sangat sreg dengan blok D2. Karena hanya dengan menambah OFAR, maka akan menjadi D2OFAR alias DZOFAR! Manteb to?
Sayangnya setelah bayar DP ratusan juta, karena suatu hal, developer bilang nama blok diganti menjadi C14. Lalu beberapa hari kemudian diganti lagi dengan C16.
Daku shock!
Daku mikir keras apa yang bisa dijadikan aikon karo bloknya C16?? Daku sampe sekarang masih stress karena gak nemu jawabannya.
SAKIT HATI
Banyak kejadian yang bikin aku sakit hati ketika di sana. Saya sebutkan satu-persatu yang aku inget ya.
- Pas proses pembangunan, aku gak dikasih jadwal hari apa aja rumahku dibangun. Jadi seringkali pas aku menjenguk rumahku, di sana gak ada tukang sama sekali. Capek lo. Sepedahan pepe 5 km ternyata zonk.
- Rumahku seringkali dianggurin. Malah ngebangun rumah-rumah sebelah. Padahal aku ingat banget aku termasuk yg awal banget melakukan peletakan batu pertama. Jadi semacam gak diprioritaskan walaupun aku sudah bayar DP lunas ratusan juta.
- Ketika hujan, bangunan ngrembes. Dan aku cuma bisa diam saja karena semuanya mengalami hal yang sama.
- Tukangnya galak banget sama aku karena aku gak mau ngambil paket tambahan, yaitu ngebangun bagian belakang rumah. Aku sakit hati banget. Ini rumah-rumahku sendiri kenapa kok tukangnya marah?
- Pas bikin kusen alumunium, dikebut semalam. Padahal hari-hari sebelumnya rumahku sering banget dianggurin. Walhasil jadinya gak rapi walaupun menurut orang lain sudah bagus. But it’s not for me. I’m perfectionist!
- Baru saja serah terima, eh sorenya hujan. Pas aku sandaran di dinding, bagian belakang bajuku basah kuyub. Ternyata gentengnya bocor! Sudah komplain berkali-kali dan baru ditangani 8 bulan kemudian! This is the ultimate kebacut!
- Pas sudah aku tempati, aku gak dihargai sama sekali. Keran rumah dipake tukang buat bersih-bersih dan airnya juga buat membangun rumah sebelah, parkiran dipake tukang untuk markir motornya, dikira aku gak ada. Dikira bukan aku yg punya rumah ini. Sedih
- Ada beberapa tetangga yang attitudenya aku gak suka. Dia suka maido. Capek.
AIR SUMUR KERING 2 BULAN
Alasan sakit hati di atas sebenarnya sudah bisa saya atasi dengan curhat ke temen, keluarga, atau dengan meditasi penerimaan diri. Tapi untuk alasan air habis ini bener-bener gak ada solusinya. Kecuali menggali sumur baru yang lebih dalam.
Dan aku sudah komplain ke developer. Tapi karena bangunan belakang itu aku mesen di third party tukang, maka mereka angkat tangan karena tidak masuk garansi. Harus bayar lagi karena sumurnya sudah dipaten sama pemborong yg baru. Halah embuh. Duik maneh.. Haha
Dua bulan air kering, akhirnya aku ekstend sampe sekarang gamau nempatin. Capek di pikiran. Hahahah
DUIT HABIS BANYAK
Punya rumah pengeluaran makin banyak. Kalau cuma uang makan sih enteng ya. Uang perbaikan ini itu yang bikin dompet jebol. Segala hal berbau garansi sudah saya komplainkan, tapi karena penanganannya antri, plus saya yg kurang galak, walhasil aku nyerah dan keluar uang sendiri untuk bayarin tukang untuk perbaikan ini itu.
Daftar kerusakan yang aku bayar sendiri pake tukang sendiri:
- Genteng bocor
- Pompa air masuk angin.
- Mengubah arah pintu dibuka. Awalnya kebalik.
- Lampu LED pager konslet kena hujan
- Masang pipa air
Kalau ditotal kayaknya ada 2 jutaan.
KESEPIAN
Sebelum aku mutung, sebenarnya banyak rumah sebelah yang sudah jadi. Tapi tetap saja sepi gak ada orang. Sepi banget. Karena rata-rata orang bangun rumah di perumahan ini hanya untuk investasi. Gak ditempati setiap hari. Mentok cuma ditempati sabtu-minggu karena pas weekday dia kerja di luar kota.
Ditambah korona, saat itu orang masih sangat taat untuk di rumah aja. Jadinya aku bener-bener kesepian kayak orang gila. Apalagi kalau malam tiba, suasanya sunyi kayak kota mati. Hihihi.
Sebagai extrovert yang suka rame-rame, berada di rumah sendiri tanpa tetangga, itu sama kayak menabung depresi secara pelan-pelan. Kalau diterusin aku bisa gila beneran!
Eh, apa udah ya? HAHAHA.
DESAIN RUMAH GAK SESUAI KEINGINAN
Sejak awal aku pinginnya rumah tanpa sekat dengan pencahayaan yang bagus dan sirkulasi udara yg sejuk. Jadi biar menghemat listrik karena gak perlu ase. Rumah banyak kaca, sekaligus jadi studio buat aku kerja. Gak perlu ada kamar karena cuma buat aku seorang. Satu-satunya ruangan privasi adalah kamar mandi dan ruangan salin baju. Sesimpel itu keinginanku.
Ternyata dibikin layaknya rumah biasa dengan 2 kamar dan ruang tamu. Bener-bener gak sesuai keinginan. Apalagi kamar depan yang buat aku kerja dibuat kecil banget. Gak bisa buat tiduran atau duduk-duduk temen atau klien offline yg misalnya datang ngeliat proses mendesign atau sekedar deal-dealan harga.
Konsep rumah kerja atau studio bener-bener zonk, tidak saya dapatkan di rumah ini. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa di sini, kecuali menyalahkan saya sendiri kenapa mau-mau aja dibikin kayak gini. Huhuhue. Nyesel.
MERASA TERTIPU
Punya rumah ini buatku is never ending problem pokoknya. Haha.
Jadi pas aku bangun ruang belakang, aku pakai jasa pemborong lain selain dari perumahan. Pihak lain ini sudah aku percaya 100% kejujurannya. Saya yakin banget sama orang ini.
Tanda tangan kontrak, depe 50%, semua kubayar lunas. Dengan harga yang sama dengan yang ditawarkan oleh perumahan, pemborong bilang kualitas bangunannya jauh lebih baik dibanding perumahan. Dia juga bilang gak ngambil untung banyak. Spesial buat aku, teman baiknya.
Aku meyakininya dan hatiku senang mendengar statement itu. Seneng banget dan merasa beruntung punya teman kayak dia.
Beberapa minggu kemudian setelah bangunan jadi. Hujan deras tiba. Bangunan atap yang diunggul-unggulkan itu bocor parah. Air mengucur deras mengenai lantai sampe banjir. Laporan bocor itu datang dari mbakku. Aku dikirimi video via watsap.
Pemborong bertanggung jawab dan akhirnya dibenerin walaupun nunggu tukangnya free. Walhasil selama beberapa hari ruangan belakang itu bocor. Bisa dibuat mandi outdoor kalau pas hujan deras. Hahaha
Setelah dibenerin, ternyata masih bocor juga. Yang ini sudah aku buktikan sendiri dengan mata kepala sendiri. Bahkan sempet aku videoin di story. Hihi.
Bangunan belakang itu ternyata belum 100% selesai. Ada pipa pembuangan air yang dibiarkan menggantung di kawat tanpa diletakkan pada tempatnya. Sungguh mengecewakan. Aku harus keluar uang lagi untuk membeli pipa itu. Fiuh..
Pagar rumah depan juga aku merasa tertipu. Soalnya menurut teman-teman, harga pagerku itu maksimal separuh harga dari pemborong. Jadi si pemborong yang katanya gak ngambil untung banyak itu zonk! Itu hanya kalimat marketing.
Kata temen, itu wajar kalau pake jasa arsitek. Walaupun kenyataannya, aku juga ikut andil dalam mendesain. Dan secara logika, pagar sesimpel itu gak perlu pake arsitek.
Yang tampak jelas kalau aku merasa tertipu adalah biaya permeter bangunan belakang dan pager depan rumah adalah di kontrak kerjanya. Satu meter bangunan belakang dihargai 550 ribu. Sementara pager depan dihargai 1 juta. Selisihnya banyak banget. Daku merasa fucked up! This is crazy!
No, bukan pemborongnya yang salah, yang salah tetap aku. Betapa gobloknya aku karena gak ngecek detail harga. Hahaha
CAPEK
Baru-baru ini, ketika berada di ndop studio selama beberapa jam, ketika rumah sudah ditempati oleh mbakku, aku merasa capek mental dan pikiran. Lalu membayangkan betapa bodohnya aku atas semua ini. Gimana bisa aku mau-maunya dibikinkan rumah kayak gini. Trus aku menertawakan diri sendiri. Hahaha
Pernah suatu hari gemes banget pingin benerin lampu LED pager yang konslet kena hujan. Jadi ceritanya pagerku yg ada lampu LEDnya itu kena hujan konslet mati total! Pager canggih yang katanya pake jasa arsitek itu kalah sama air hujan gaes. Gimana gak gemes?
Nah, karena tau sendiri, kalau komplain ke pemborongnya bakalan ngeles mulu, maka aku pake jasa temenku yang lain buat ngebenerin. Supaya cepet aja. Soalnya nungguin tukang dari pemborong, gak dateng-dateng, sudah seminggu nunggu.
Pakai jasa temenku, aku habis 800 ribu. Dan setelah kena hujan lagi, konslet lagi. Uangku 800 ribu kayak sia-sia terbuang percuma. Hahaha
Capek banget aku. Cari uang 800 ribu itu gak gampang tauk! Aku adalah seorang freelancer yang gak menerima gaji bulanan. Tapi harus bekerja demi dapat uang. Mengerti uangku terbuang sia-sia kan sakit ya rasanya. Capek fisik juga. Huhuhue.
Sebenarnya rumah ini laku kok dijual. Sudah ada beberapa orang nanyain harga. Tapi anehnya, kok banyak pihak-pihak yang tidak setuju rumah ini aku jual. Rumah-rumahku sendiri, uang-uangku sendiri, tanahnya juga bukan warisan, mau kujual kok gak boleh. Katanya sayang banget.
Lah situ lebih sayang rumahku daripada aku? Aku lama-lama stress dan gila beneran kalau mikir ini terus.
Heran aku. Ini ada samthin gak beres. Ada niat lain dibalik ini. Cuman aku gatau apa. Huhuhue.
SARANG ULAR
Sebenarnya aku animal lover. Tapi kalau bentuknya ular kok rada-rada gimana gitu ya. Aku tau kalau kita diem aja sebenarnya si ular gak akan nyerang. Mereka santuy.
Tapi kan kalau kita gak sengaja nginjek? Nah, itu masalahnya. Mereka by nature bakalan menggigit. Serem banget!
Total ada kali 7 kali rumahku kemasukan ular. Bahkan ketika semua pager sudah ditutup rapet tanpa celah.
Yang parah, si ular bisa jatuh dari ranting bambu ke atap solar flat! Ngeri banget ya!
Kalaupun itu rumah beres semua, aku bakalan mikir beberapa kali untuk mendiaminya. Bayangin aja hidup sendirian dengan terror ular!
12 JUNI BOCOR LAGI
Baru saja dibenerin beberapa minggu yang lalu, eh pas hujan deras kemarin, kamar depan udah ada genangan airnya dong!
Masa sih masalah bocor gak bisa teratasi dengan tuntas? Sesulit itukah membenahi genteng yg bocor?
Sebagai seorang perfeksionis, menghadapi hal-hal kayak gini bikin aku stress dan lama-lama depresi. Soalnya ekspektasiku gak separah ini punya rumah.
—-
Solusinya apa nih? Sampe kapan rumahmu dirawat sama mbakmu?
Aku mau menenangkan diri dulu sampe Januari 2022 nanti. Keputusan ada di Januari 2022 nanti. Entah mau aku jual, atau direnovasi, atau dibiarkan begitu saja. Siapa tahu aku bisa sembuh dan berubah pikiran. Kan semuanya bisa terjadi to?
Kalau nanti aku sembuh, pilihan terbaik adalah bayar pembantu sih. Biar di rumah gak sendirian. Trus pasang wifi yg kenceng biar temen-temen mau ngumpul. Beli kulkas showcase biar ambil minum sendiri. Pokoknya rumahku harus ramai. Akutu gak betah sepi.
Kalau ternyata aku gak sembuh-sembuh, keknya aku akan kerja keras ngumpulin duit lagi siapa tahu malah aku bangun rumah lagi sesuai keinginan. Gak usah pake arsitek-arsitekan. Trauma akutu.
Kemarin sempet ngebahas ini. Eh, malah ditentang habis-habisan! Katanya, “Lha trus kalau ada orang mau nginep, kau suruh tidur di mana?”
Lha kalau tau rumahnya kecil buat satu orang, ya jangan nginep! Simpel. Ini rumah siapa? Kok tamunya yg ngatur? Aneh bat cara berfikirnya!
Feye infemeisyen, keluargaku anaknya 5. Aku anak ke empat. Dua kakakku sudah bangun rumah dan bengkel di atas tanahnya bapakku. Alias tanah gratisan. Kemarin aku punya niat bangun studio kerja di belakang rumah mereka berdua. Tapi gak dibolehin karena alasan aturan jawa. Yaitu si adik gak boleh bangun rumah di belakang kakak-kakaknya.
Trus aku kudu piye? Kenapa kakakku bisa bangun rumah di tanah bapakku sementara aku gak bisa? Ini gak fair btw.
Akutu punya uang sendiri. Kenapa sesulit ini mau bangun rumah lagi? Aku sudah berkorban ratusan juta demi bangun rumah yang tidak sesuai keinginan loh! Masa mau bangun kantor kerja sesuai keinginan kok gak boleh? Uang-uangku sendiri, kok dikuasai orang lain?
Trus aku kerja dapat duit buat apa?
Yang tau cara membahagiakan diriku itu ya diriku sendiri. Bukan orang lain. Yang tanggung jawab atas pilihan hidupku juga aku sendiri. Aku gak mau nyesel kayak kemarin karena nurut kemauan orang lain dan akhirnya aku nyesel sekarang.
Sudah-sudah. Capek akutu ngebahas ini
Doain aja aku gak depresi ya ndofans tercintaku. Akutu orangnya asyik banget! Cuman agak beda aja jalan hidupnya. Just don’t complain with my life path! Selebihnya akutu orangnya sangat easy going, jujur, royal, santuy, penyayang…
Bye!
Semua karena kamu sombong Kak. Punya banyak uang tidak membuat semua jadi mudah.
Serahkan rumah ini ke kakakmu. Kumpulkan uang. Beli tanah. Bangun rumah lagi. Awasi betul pembangunannya. Dan jaga diri agar tidak sombong.
Kak, ketemuan yuk!
Njajal Work From Bali (WFB) mas hehehehe
Pingin sih haha.
Jadi mikir-mikir lagi untuk ambil perumahan
Ambil aja. Kan yang kejadian begini gak semua. Pasti banyak perumahan yang bagus-bagus. Atau akunya aja yg kurang teges.
Dulu juga sama. Saat beli rumah masih blm nikah. Namanya rumah dari developer ada aja kurangnya a,b, c agar rumah bisa ditempati. Klo ngurusi sendirian pegel juga sih. Tapi pas ada istri dan anak, alhamdulillah sudah punya rumah sendiri dan tidak ngontrak
Nah bener juga. Akhirnya aku berusaha menerima rumahku apa adanya. Sekarang sudah kutempati dan berusaha semaksimal mungkin untuk nyaman di sini haha