Foto-foto Wisata Air Merambat Roro Kuning

Di postingan yang ini, diriku sudah pernah berkali-kali ke Air Merambat Roro Kuning yang terletak di Mbajulan Nganjuk ini. Dan tadi sore jam 3 aku ke sana lagi. Mumpung Sudirman a.k.a Iman Jek main ke sini lagi. Hore.

Kali ini membawa kamera DSLR dong, Nikon D3200, yang menghasilkan gambar lebih tajam tentu saja. Siti Funiah untuk kali ini harus ndekem saja di dalam tas. Minder kali sama Ani Kondriatun ku. *puk puk*

Sehabis makan soto buatan Syef Munasikah, ibukku, diriku melunsur bersama Sudirman ke lokasi. Sore ini sinar matahari lumayan panas. Ah, asyik kalau liburan gak hujan begini. Hore.

Etok-etoknya sudah sampe ke lokasi, soalnya aku bingung mau menceritakan apalagi pas perjalanan, soalnya obrolanku dengan Iman Jek hanya, “Kiri, kiri, kanan, kiri… “. Obrolan ala tukang parkir gitu deh. Maklum Iman Jek gak ngerti tempatnya sementara dialah yg nyetir. Karena aku gak bisa nyetir motor.

Air Merambat Roro Kuning, Kecamatan Bajulan, Nganjuk

Air merambatnya ada tiga yang bertemu menjadi satu. Keren banget khan! Di sebelah kanan, kita bisa menaiki batunya, memasuki areanya, lalu mandi-mandi lucu di sana.

Inilah area air merambat sebelah kanan.
Aku gak mandi ah. Malu.
*Ya masa harus telanjang to ndop? Gak gitu-gitu juga kali*

Pemandangan di depan Air merambat Roro Kuning
Diphoto dengan posisi membelakangi Air Merambat Roro Kuning

Indah ya!

Langit Roro Kuning sore itu biru yaa…
Diphoto sambil berdiri menghadap air merambat Roro Kuning
Lalu kepala mendongak ke atas.

Langit yang biru di atas Air Merambat Roro Kuning
dihiasi pepohonan rimbun.
Diphoto dengan posisi membelakangi air merambat Roro Kuning
Lalu kepala mendongak ke atas.

Mumpung bawa DSLR yang bisa dibuat moto sesuka kita, maka aku pun coba moto high shutter speed, alias moto dengan jepretan cepet. Jadi bisa moto adegan main-main air kayak di bawah ini.

Awas ngiri..

Memotret Gerakan air di Air Merambat Roro Kuning
Perhatikan settingannya ya kak: F5,6, s 1/320, ISO 800

Pokoknya shutter speednya di atas 250 dijamin airnya beku!
Lalu kalau gelap ya tinggal naikin ISOnya. Bukaan F nya paling besar aja.
Duh, aku menggurui banget ya. Hahaha..

Jadi main-main air itu jam setengah limaan sore gitu. Ketika pengunjung sudah pada pulang. Tadi sih pengunjungnya sepi. Pas aku datang, ada sekitar 5-10 orangan yg mandi-mandi lucu di air merambat. Lalu mungkin gara-gara aku ngeluarin kamera DSLR, dikira orang sekitar aku ini photografer handal yg mau ngadain pemotretan di air merambat sini.

Ya entahlah kenapa mereka tiba-tiba nyingkrih. Pulang. Hanya kami berdua yg bertahan. Kami seneng! Banget! Bisa foto-foto sebebas-bebasnya tanpa ada gangguan. Hahaha..

Lalu, setelah main-main air di atas, kami melihat ada orang yg mau mandi juga. Waduh gangguan datang. Maka kami sebagai anak gaul dua satu (((ABAD DUA SATU))), gak afdhol kalau nggak foto-foto levitasi sebagai penutup.

Emaaak! Aku melayang emaaak!!!
Settingan kamera untuk levitasi kurang lebih sama dengan percikan air tadi

Kalau yg ini kayaknya yg moret kurang paham timing
yang tepat kapan harus njepret.
*tetep ujung-ujungnya nyalahin orang lain*

Nah, timing yang tepat itu kayak gini.
Sayangnya Iman Jek bukan ekting levitasi,
tapi melompat kayak tante-tante kegirangan.
Jadi yg bikin gagal kali ini modelnya. Kameramennya udah pinter.
*tetep gak mau kalah, ujung-ujungnya nyalahin orang lain*

Ekting levitasi di atas air ternyata susah. Airnya menghambat kelincahan aku melompat. Trus percikan airnya juga bikin levitasinya gak bersih. Tapi sudah lumayan lah ya. Yang penting sudah usaha mempersembahkan yg terbaik gitu. Tugas kalian adalah vote kami yaaa.. *duh berasa jadi peserta ngaidol*

Lalu timing di levitasi juga susah. Harus dirasakan bener lompatannya. Mendingan yang mengitung satu-dua-tiga adalah yg mau melompat, jadi kameramennya setenbae memencet shutternya. Biar konsentrasinya penuh gitu.

Cara aman ya pakek metode continuous alias burst pada shutternya. Jadi tinggal tahan mencetnya, otomatis kamera akan memotret berkali-kali dengan kecepatan tinggi. Tinggal dipilih yang mana foto levitasi yg baik.

Duh, postingan ini jadi kayak kuliah fotografi satu semester yang diasuh oleh seorang photografer alay kenamaan dunia bernama kak Muhammad Ali Mudzofar putrane Dokterandes Djainuri ya? Haha. Biarin, khan aku memang suka menggurui. Yang nggak mau digurui ya silakan, pintu keluar sebelah sana..

Oukei, bektu stowri..

Setelah terusir secara halus karena ada kedatangan orang yg mandi-mandi lucu di Air Merambat Roro Kuning, maka kami memutuskan untuk “laporan” ke Yang Maha Kuasa dulu. Khan di sini ada mushollanya gitu.

Musholla di Roro Kuning.
Kami mengisi kekosongan jiwa dulu ya. Biar gak kesambet #eh

Sehabis laporan, lha kok ada merah-merah bergerak-gerak di bawah sana. Walah, ternyata ada adik-adik SMP yang mau kemah di sini. Emang sih, Roro Kuning ini tempat yg sudah sangat biasa dibuat kemah. Pegunungannya kemah-able soalnya. Ada pepohonan cemara, pepohonan rimbun, dedaunan, air (terjun) merambat, sungai, hawa sejuk. Duh..

Roro Kuning ini mbah-mbahane tempat perkemahan.
Duh, kenapa yg kemah anak-anak SMP sih?
Kenapa gak mahasiswa saja? Biar seger dipandang gitu.. #eh

Jalan setapak di Roro Kuning
yg di kiri ada kolam renang,
di kanan ada gazebo buat leyeh-leyeh.

Di dalam rumah tabung di sebelah kanan itu
ada bunga-bunganya gitu. Semacam penangkaran? Duh tadi lupa ngintip.

Gazebo itu rata-rata bentuknya bagus ya,
gazebo di Roro Kuning ini salah satu contohnya.
Kayaknya enak nih kalau ke sini mbontot makanan
trus dimakan bareng-bareng sambil ngobrol-ngobrol lucuk.

Gazebo Roro Kuning tampak samping.
Apakah ada unsur wahyudi remason di sini? #eh

Aku gak ngerti bangunan oranye itu isinya apa.
Belum pernah masuk dan kayaknya gak pernah dibuka untuk umum.

Eh, di papan nama itu, tertulis Petilasan Sekartaji, Air Terjun Coban Lawe, Air Terjun Ngunut, Penangkaran Rusa. Wow, jadi penasaran mengunjungi air terjun-air terjunnya. Nganjuk memang kota yg kaya akan air terjun kok. Maklum tempat-tempat seperti itu memang enak dibuat bertapa orang-orang jaman dahulu (atau bahkan jaman sekarang?). Tempatnya tenang, gemericik air, kicauan burung, udara sejuk, bikin acara bertapa jadi makin khusuk ya.

Kapan-kapan ke sini lagi yuk, mengunjungi air terjun-air terjun itu loooh.. Duh penasaran..

Banyak pemandangan bagus di Roro Kuning.
Ini salah satunyaaa…

Buat yg ngajak anak kecil, trus bosen main-mainan air,
boleh tuh diajak manjat-manjat ala-ala out bond gituh..
Aku aja seneng banget loh tadi. Khan aku masih kecil..
*dilempar katepe bertubi-tubi*

Hati-hati ya dek..

Hari semakin gelap. Niatnya sih menunggu sanset. Tapi ternyata mataharinya lagi minder gara-gara Jokowi mencalonkan presiden #eh. Entahlah daritadi kok belum nemu matahari di Roro Kuning sini. Yasudahlah. Mari kita pulang.

Eit, sebelum itu, sangat tidak elok kalau belum foto bareng. Ya masa sejak tadi foto sendirian aja sih? Yowislah, mari kita manfaatkan self timer di DSLR Nikon D3200 alias si Ani Kondriatun. Mari kita photo berdua dengan background Air Merambat Roro Kuning…

Foto berdua di depan Air Terjun merambat Roro Kuning

Foto berdua di depan patung Roro Kuning yang gagah

BONUS FOTO (PENTING!!!)

Semenjak kurusan, mas ndop gantengnya semakin kurang ajar!

Dari dekat aja ganteng, apalagi dari jauh begini.. duh..

Kalau photografernya pinter, muka pas-pasan pun bisa jadi ganteng.
Sudirman ini contohnya. Fotografernya siapa sih? Pinter banget motonya..
*ehm ehm, keselek iPhone*

Sudirman di Monumen Panglima Jendral Sudirman
Kenapa namamu harus sama sih Jek?
Trus kenapa nggak ada nama pahlawan bernama ndop coba?
HIDUP INI (((TERKADANG))) TIDAK ADIL!!! #KZL

Baiklah, sebagai penutup, mending foto ini aja yaaa..

Selamat berkunjung ke Air Merambat Roro Kuning yaaa…

Thiyend..

*laper! Posting banyak foto begini membutuhkan waktu 4 jam lebih *