Sejarah Vector Saya…

Jaman dahulu kala, ketika diri ini masih belajaran mencet-mencet tombol-tombol di koreldro (CorelDraw, red.) *sekarang juga masih belajar, jangan khawatir, saya ini otaknya bodho, ada di dengkul, jadi ya nggak pinter-pinter walau sudah megang korel selama 2 tahun lebih*, saya penasaran, iseng-iseng tiru-tiru orang yang sudah jago. Jadi critanya saya ini sok belajar bikin gambar vektor gituh. Biar dikira gaul.. hehehe…

Nah, vektoran saya jaman dahuluh, masih sekedar tracing-tracing hal-hal yang kelihaan saja… jadi hasilnya amsih putih bersih. Polos. Pokoknya ya bikin kartun gitu… Seperti ini lo..

Vector ndop 1 (jadul)Ya Alloh Ya Robbi, Gusti Alloh nyuwun ngapuroo.. itu noh mbuatnya benar-benar nggak niyat blas. Lihat tuh bibirnya, masa merah keitem-iteman begituh.. huhuhu… Trus lihat tuk mukanya, datar banget, nggak ada pencahayaan sama sekali.. huhuhu.. wajarlah, itu karya perdana. Eh eh eh, meskipun begitu, ada juga yang muji lo.. *muji apa kasian?* orang despro ITS lo yang muji… *kalau ini jelas kasian, wakaka.. =)) *

Trus trus seiring bermbrangkangnya waktu *waktu itu kalau menurut saya jalannya mbrangkang (merangkak, red.)*, saya mulai berani bermain pencahayaan.. mumet juga tuh mikir pencahayaan. Mana yang gelap mana yang terang.. tapi lumayan lah, bisa terlihat volumenya (kata mas antown sih begitu). Begini lo hasilnya…

ndop vector 2 (nggak jadul banget)Wuih, menurut saya sudah lumayan, walau masih kurang rapi dan detail Tapi lumayan buat koleksi. Lumayan buat dipasang jadi profil friendster kala itu.

Lalu, seiring waktu berjalan (sekarang waktu sudah bisa jalan, tadi masih mbrangkang, hehehe..), saya mulai mendetailkan setiap lekuk-lekuk dan pencahayaan. Tapi tapi tapi, saya ragu hasilnya akan jelek. Karya ragu-ragu saya adalah sebagai berikut:

Karya ragu-ragu ndop vectorNah, kayaknya bukannya makin bagus, tapi justru makin ngaco khan jadinya. Mukanya datar, pencahayaan kurang maksimal. Wuih, pokoknya nggak sesuai keinginanku lah.. hahaha.. tapi saya nggak diem aja, terus bereksplorasi dan mencari jalan keluwar…

Lalu jalan keluarnya adalah.. dengan trik! Yup, dengan trik menggunakan photoshop! Saya mengakali pencahayaan itu dengan menggunakan image>adjustment>posterize. Yup, dengan itu perbedaan warna akan terlihat. Dan hal itu sangat memudahkan saya untuk menracing-tracingnya. Dan hasil dari trecingan menggunakan trik itu adalah sebagai berikut:

vector menggunakan trick posterize photoshopNah, hasilnya malah justeru seakin ngaco! pencahayaannya mati! pet! gambarnya jadi datar sedatar datarnya. Wuih, makin jelek deh. Waduh aku semakin kebingungan, begini salah, begitu salah.

Saya masih bertahan menggunakan trik itu selama berbulan-bulan. Mengerjakan vector dengan trik itu sangat cepat, nggak ngoyo, tapi dampaknya adalah pada hasilnya!

Ibukku selalu bilang kalau saya sedang nggambar vector di depan komputer, “Foto apik-apik kok malah mbok edit elek to ndop?”

Saya ngengkel, “Walah ibuk iki gak ngerti seni! iki jenenge vector, Buk. Saiki lagi ngetren. Fotone dadi kartun toh?”

ibu saya terdiam, males dia berdebat dengan saya yang keras kepala inih.. hehehe…

Lalu pada suatu hari, saya dengan pedenya pamer sama teman saya yang aseli seorang ilustrator, namanya sudah saya sebut di atas. Ada linknya lagi, hehehe.. Dia bilang, karyaku semakin anjlok!! nggak berkarakter seperti duluh lagi, datar, nggak ada volumenya!

Waduh saya diserang dengan kata-kata yang membuat saya makin penasaran *agak down juga sih sebenarnya*. Saya nggak putus asa, aku kirim gambar yang lain yang menurutku paling josh gandosh. Apa yang terjadi?

Dia bilang kalau lumayan bagus, tapi jangan terlalu main dengan gradasi warna yang malah menjadikan vectoran jadi aneh!

Waaaah… begitu toh… lalu lalu lalu, malamnya, saya penasaran. Ada apa sih dengan volume, pencahayaan, datar dan segala tetek mbengeknya?? Saya mendapat ilham! Yup, saya teringat dulu ketika saya seneng nggambar wajah pakek sondelot, eh, potelot atau pensil. Dulu itu saya perhatikan gelap terangnya dengan seksama. Walhasil jadinya juga lamaa banget. Musti detail soalnya biar tampak nyata.

Lalu hal itu aku terapkan dalam vektor saya. Malam itu saya konsentrasi penuh memendelikkan mata saya memelototi setiap gelap terang wajahnya Pak pulisi ini. Monitor komputernya teman kos saya gelap. Kurang terang seperti leptop kamu-kamu semua. Semakin berat aja nih…

Beberapa jam kemudian, 4 jam kalau nggak salah, jadilah vector perdana saya menggunakan trik manual lagi, back to basic, cuman lebih detail dan main gradasi opacity *wuih panganan opo kuwi ndop?* Hasilnya bisa kalian saksikan dalam gambar berikut ini:

zarod vector by ndopWaaah… saya grogi juga pas mau mengirimkan foto itu ke email temanku yang jagoan ilustrator itu. Pas mau ngeklik “send” saya mengucapkan basmalah dulu dan “klik”. Wuih… saya menunggu balasannya keesokan harinya..

24 jam berlalu, saya yang sedang gundah gelisah menanti jawaban, mengetikkan mail.dzofar.com di address bar.

Pasti pada banyak yang nanya, Loh, ndop, kok emailmu nggak di yahoo? nggak di gmail? itu pasti ngawur ya ndop?

Saya menjawab: Hehehe… itu khan pakek aplikasi membuat email domain sendiri menggunakan google apps. Udah udah, cari sendiri di google saja, he knows e’rithing!!

Saya login dan masukkan password, lodding bar pun berjalan pelan-pelan. Wuih, jantung juga ikut-ikutan loading nih.. Hohoho.. Yup, loading selesai! Mata saya langsung fokus pada inbox. Waah, sudah dibalas!!!

Balasannya kurang lebih, bahwa karya saya sudah lumayan bagus, volume makin kelihatan. Sayangnya rambutnya kurang detail!

Waaa… saya senang bukan kepalang.. jingkrak-jingkrak pun tak bisa dihindari, beryes-yes ria pun terlaksana sudah! Hohoho… Saya makin penasaran lagi. Saya belum puas sih, malamnya saya nggetu lagi mengerjakan vektor wajah saya sendiri! Lumayan lama, sekitar 4 jaman seperti kemarin. Hasilnya seperti gambar di bawah ini:

ndop vector final!Wuih, ketika mbuka email balasan, saya bener-bener terkejut membaca jawabannya… Karya saya dibilang like a photograph!! tapi kalau dilihat dari atas MONAS katanya. Hahaha.. gak papa, yang penting maksudnya bagus! *apa saya yang nggak paham ya mengartikannya?*

Katanya, saya berkembang begitu pesatnya dari karya-karya sebelumnya. Wuih wuih wuih, saya serasa melambung melayang ke angkasa! Dalam hati saya berkata, “akhirnyaaaa…”

Apakah saya sudah puas?? Belum sodara-sodara…

Dan untuk karya terakhir.. saya memersembahkan foto berikut ini:

Ismail Vector finalSehari kemudian, inbox saya buka lagi. Dan tidak banyak kata-kata keluar dari tulisannya. Hanya satu kata saja. “apik”

Wuih.. saya semakin bersemangat untuk serius di bidang ini. Alhamdulillah banget, akhirnya karya saya mendapat apresiasi dari sang ahli. Nggak percuma juga saya bermelek-melek ria, bernjelimet-njlimet ria, berngos-ngosan ria, berdehirasi-dehidrasi ria malem-malem… diiringi musik irama tidur (ngorok, red.)

Fiuhhh.. yang saya mau tingkatkan sekarang adalah kualitas dan kecepatan. Saya masih lambat untuk menangkap pencahayaan. Masih ragu-ragu untuk menentukan mana gelap mana terang. Tapi nggak papa, sedikit demi sedikit yang penting ada progress… Hohoho…

Akhirul kalam… SUDAH PADA MESEN BELOOOM….!!! Hahaha…

68 Comments

Leave a Reply to wientCancel reply