Nonton Generasi Emas 20450, Standup Comedy by Gilang Bhaskara di Malang

Beli tiket sejak Agustus, padahal acaranya masih nanti 9 Nopember 2024. Sengaja beli tiket di awal-awal biar dapat harga presale 150 ribu saja. Harga normalnya 200 ribu soalnya. Lumayan menghemat 50 ribu kan ya!

Bahkan di Jambore awal September, aku sempet foto bareng Gilang Bhaskara dan bilang sudah beli tiket Generasi Emas 20450 di Malang. Semoga dia inget aku ya! Wahahah.

Baru tahu kalau Gilang Bhaskara atau Gilbhas itu baru bikin standup comedy special show sekali doang, berjudul “Live at Theater Jakarta” pada tahun 2017. Habis itu udah. Gak pernah bikin lagi.

Karena aku lumayan banyak nonton episodes HOHO HIHI di channelnya Bang Abdel Achrian, aku jadi tahu kalau bang Gilbhas memang cocok dijuluki komika cerdas. Gilbhas tuh tau banyak sesuatu. Gak hanya tahu doang, tapi detail banget sampe ke dalam-dalamnya. Makanya layak juga dia jadi juara 2 Standup Comedy Indonesia di Kompas TV.

Ternyata aku sama Gilbhas ini punya kemiripan-kemiripan. Contohnya, kami sama-sama gabisa nyetir motor. Bedanya, aku against polusi udara, sementara Gilbhas emang orang kaya aja jadi gapunya motor. Katanya bahaya. Tapi Gilbhas bisa nyetir mobil, aku gabisa. Hahaha

Kemiripan selanjutnya adalah kami sama-sama Drop Out kuliah atas kemauan sendiri. Bukan karena tolol. Wahaha. Cuman semesternya Gilbhas berapa ya? Kalau aku mentok di 14 semester alias 7 tahun. Kalau di ITS Surabaya emang 7 tahun gak lulus itu auto DO.

Dia juga dulu seorang blogger. Bahkan dia tahu My Space, Geocities, email Plasa, wordpress, blogspot. Maklum ketika anak-anak seusianya masih main kelereng di depan rumah, Gilbhas udah main internet, karena di rumahnya sudah ada internet.

Coba bayangin, aku sama Gilbhas selisih 6 tahun. Ketika aku mengenal internet di usia SMA, berati dia masih SD! Gila anak SD udah main internet, kirim-kirim email, bikin website di geocities, WHAT???

Di zaman itu (circa 2000an), keknya anak SD masih main layangan ga sih? Eh, main layangan bahaya ding. Benangnya bisa menggores tangan! Mending main internet sajah ya bang! Haha

Kami juga sama-sama suka edit-edit foto di photoshop. Suka desain-desain juga. Keknya kalau ngobrol sama Gilbhas itu bisa panjang karena banyak yg mirip. Wahahah.

Jadi sangat wajar dong, kalau aku wajib nonton spesial syonya Gilbhas. Kuingin tahu POV kelucuan stendap generasi Millenial 80-an.

Walaupun ya. Habis beli tiket, aku ngebleng! UBTV itu di mana. Aku harus nginep apa nggak. Harus mitap sama temen di Malang apa nggak. Harus mampir ke rumah sodara apa nggak..

Dan hari demi hari berlalu..

Lima hari sebelum hariha, aku baru kepikiran kalau bus Malang ke Nganjuk itu ga ada yang malam. Walhasil aku ga mungkin pulang ke Nganjuk jam 11 malam. Ya bisa sih, tapi ke Surabaya dulu, trus oper bis ke Nganjuk. Wicis pemandangannya gak ada pegunungan-pegunungannya.

Kalaupun lewat pegunungan pun, kan jam 11 malam hari sudah gelap! Gak bakal kelihatan juga. Padahal aku pengennya pas pulang ke Nganjuk nanti lewat Pujon (daerah pegunungan), biar kerasa “habis wisata ke Malang”-nya. Yaudah, wajib nginep demi melihat pegunungan! Haha

Cari penginapan murah di dekat UBTV Brawijaya. Nemu Homestay Syariah namanya HOMEY. Hanya 300 meter dari UBTV. Harganya 118 ribu rupiah saja. Lah ini masuk! Langsung cekaut Traveloka!

Penginapan sudah didapat. Transportasi dipikir keri saja. Pengennya sih naik bus Bagong yang Nganjuk-Malang langsung. Tiketnya 70 ribu saja. Kalau naik kereta sudah pasti mahal kalau berangkatnya dari Stasiun Nganjuk. Kalau stasiun kecamatan Kertosono baru murah. Tapi harus ribet ke Kertosono dulu (25 km). Skip!

Akhirnya hariha datang. Karena jam 10 pagi bus ke Malang belum ada sama sekali, yowis akhirnya aku naik bus Patas Sumber Kencono (udah ganti nama jadi “Sugeng Rahayu”) saja.

Bus patas sumber selamat

Sejam lebih dikit kemudian, sampelah di Terminal Purabaya a.k.a Bungurasih Surabaya. Langsung bergegas ke Masjid klasiknya Mbungur. Gila ini masjid sejak 22 tahun yang lalu masih tetap begini. Jadi teringat zaman dulu ketika masih kuliah, setiap jam 5 pagi selalu subuhan di sini.

Masjid Bungurasih

Aku kalau singgah ke suatu tempat, selalu cari Musholla atau Masjid. Karena harus centak-centuk dulu. Sama memanfaatkan toilet basahnya. Maklum aku paling gabisa kencing di toilet kering kayak di mall-mall gitu. Pasti malu karena sekatnya terlalu pendek. Lubang di bawah pintu juga gedhe banget. Merasa ada yg ngintip aja. Soalnya FYI, aku kalau kencing selalu lepas semua celana! HAHAHA.

Kira-kira 45 menit aku duduk-duduk di Masjid Bungur. Perjalanan dilanjutkan! Cari bus ke Malang. Sengaja milih Patas biar gak capek-capek amat ketika sampe Malang nanti. Aku naik bus Hafana. Entahlah ini tergolong bus bagus apa enggak. Haha.

Bus Hafana Surabaya Malang

Kalau tiket bus patas dari Nganjuk ke Surabaya 50 ribu, tiket bus Hafana Surabaya ke Malang ini 40 ribu. Jadi total perjalanan ini memerlukan biaya 90 ribu.

Sialnya.. aku dapat bangku yang joknya copot. Jadi ketika aku bersandar, bokongku maju ke depan. Haha. Yowislah. Mari kita tertawai saja kesialan ini.

Satu setengah jam saja sudah sampe ke Malang. Zuzur perutku lapar. Kayaknya aku tadi belum sarapan. Atau cuma ngemil roti tawar saja. Langsung kepikiran menuju ke Riciz Fekteri yang kata temen rasanya enak.

Riciz Fekteri

Aku yang plonga-plongo soal kuliner fensi begini, gatau harus mesen yang mana. Akhirnya kupilih yang fotonya menggoda lidah saja. Kupesen menu Combo apa itu. Pokoknya dapat faiyer ciken plus pingk lawa. Karena aku laper banget, aku nambah perkedel.

Pesanan datang belasan menit kemudian. Di atas nampan segedhe itu, terdapat paha bawah ayam ukuran mini, lalu nasi sak ndumit, minuman pink yang irit gula. Shock banget aku melihat hidangan di depanku. Berharap akan datang ayam susulan. Berharap hidangan di depanku ini bukan punyaku. Berharap pelayan minta maaf karena salah ngasih hidangan. Berharap ada pelayan yang menukar porsi anak-anak di depanku ini dengan menu dewasa yang lebih pantas..

Belasan menit juga aku menunggu, tidak ada kode apa-apa. Suasana tenang. Aku sibuk melihat ke sana kemari. Ngintip menu orang lain yang mereka makan. Kuperhatikan ukuran ayam mereka. Dan aku makin shock! Ternyata memang sekecil ini ayamnya!

Sebenarnya kalau harganya 20-25 ribu udah include minum, aku memaklumi. Lha ini hampir 50 ribu loh! Baru kali ini makan habis 50 ribuan tapi perutku kayak habis makan gorengan 2 bijik. Whahaha.

Soal rasa memang enak! Tapi soal porsi, sangat tidak worth it. Mending beli Hotways saja sama-sama habis 50 ribu tapi dijamin kenyang!

Ayuk ke Homey Homestay Syariah. Penasaran seperti apa bentuk penginapan murah dekat UBTV Brawijaya ini.

Btw aku kalau di luar kota, kalau ke mana-mana naik Grab/Gojek ya. Dan ketika otw ke riciz tadi, abang grabnya marahin aku karena aku pegangan pundaknya ketika abangnya ngerim mendadak. Makanya jangan ngerim mendadak to bang!

Otw ke Homey ini pun menemui kendala. Tiba-tiba hujan deras. Kami berhenti untuk memakai jas hujan. Untung jas hujannya muat ketika tasku ikut masuk.

Sampe ke Homey jam 4 sore. Tidak ada resepsionis. Aku lagi-lagi harus plonga-plongo gatau harus ngapain. Untungnya aku dominan extrovert, jadi gak malu nanya-nanya ke orang baru.

Homey Homestay Syariah

“Mas, mau cekin.” Kataku ke mas-mas di ruangan depan, yang ternyata itu bukan ruang resepsionis. Entah ruangan apa. Hahaha.

Kata masnya, aku disuruh masuk ke lorong. Akhirnya aku bertemu orang yg ngurusin penginapan. Dianter ke kamar di lante dua. Di pojokan! Mantab!

Kamarnya pake kipas angin yg lumayan kenceng, kamar mandi di luar, gak ada TV, ga ada hiburan apa-apa, gak ada minuman, gak ada handuk, besoknya juga gak ada sarapan. Ya memang kamar seperti ini yang kuinginkan. Wahahaha. Murah kok njaluk fasilitas lengkap!

Menjelang maghrib, aku mandi, magriban, dan cari makan lagi. Makanan sore tadi ternyata cuma tahan 3 jam doang. Hahaha.

Planku sih jalan kaki ke Alfa/Indo terdekat, beli Sari Roti, beli minuman 2 liter. Pulangnya langsung siap-siap otw ke venue.

Namun seperti biasa, Tuhanlah yang menentukan endingnya seperti apa.

Di perjalanan beberapa puluh meter menuju ke Alfamart, aku menemukan toko mracangan milik warga lokal. Belanjalah di situ. Aku beli keripik tempe (yang serpraisingli enak!), sama akua 2 liter.

Gak jadi beli roti?

Nggak, karena pas perjalanan ke toko mracangan tadi aku nemu warung mie ayam estetik, bersih, padang njingglang, dan bisa bayar pake QRIS. Weits! Gas nih!

Mie Mandala

Namanya Toko Kopi dan Mie Ayam Mandala. Serpraisingli lagi, rasanya enak! Dan kalian akan syok liat harganya: DUA BELAS RIBU! Sudah bonus teh anget! Weits! Mantab nih!

Mie Mandala

Ternyata dibalik kesusahan emang akan datang kemudahan. Dibalik harga riciz yg kemahalan tadi, akan datang mie ayam Mandala yang kemurahan. Haha. Tuhan Maha Guyon!

Karena letak venuenya cuma 300 meter dari penginapan, maka aku agak slow living. Halah palingan juga acaranya telat. Gitu-gitu. Bahkan pas makan mie tadi waktu menunjukkan pukul 7 lebih. Gila ya! Padahal masih pake kolor doang.

Aku jalan kaki menuju venue di belasan menit sebelum acara di mulai. Berharap ada banyak kumpulan panitia acara. Berharap ada spanduk-spanduk bergambar bang Gilbhas. Berharap bertemu penonton lain yang lagi otw.

Dan harapan-harapan itu sirna. Aku jalan kaki sendirian. Aku bertemu sekumpulan orang, namun ternyata itu organisasi mahasiswa. Aku bertemu penonton lain, tapi kami sama-sama kebingungan mencari letak venue. Gak ada petunjuk arah di mana letak venue berada.

Gugel mapku tetap menyala, aku ikuti titik-titik biru langkah kaki di layar hape. Yang ada aku cuma muter-muter gajelas. Waduw!

Tuhan Maha Guyon ya. Tadi udah dikasih kemudahan, eh sekarang dikasih kesulitan lagi. Hahaha. Sabaaar…

Tiba-tiba ada malaikat penolong yang menyamar sebagai mbak-mbak kudungan. Mbaknya nanya ke satpam yang lagi duduk-duduk di sebelah gedung. Pas mbaknya balik arah, aku nanya ke mbaknya. Ternyata sama-sama mau nonton Gilbhas. Okegas!

Dan ternyata di gedung Rektorat inilah venuenya berada. Eh, aku ada vlog. Silakan ditonton:

Ternyata petunjuk-petunjuk venue ditempel-tempel di gedung ini.

Petunjuk nevue Generasi Emas 20450 Malang

Aku ternyata bareng beberapa penonton lain yang tersesat mencari venue. Kami naik lift dengan tegang. Karena acara dimulai beberapa menit lagi. Untuk memecah ketegangan, aku nyeletuk, “Koyoke akeh sing telat ki, venuenya mbulet!“. Ada mas-mas yg ketawa hoho hihi. Keknya masnya extrovert kek aku.

Kami yang datang hampir terlambat ini, ternyata mendapatkan gelang tiket yang gak semestinya. Ketika penonton lain dapat gelang tiket bertuliskan Generasi Emas 20450, aku dan beberapa penonton hampir telat itu cuman dapat gelang tiket bertuliskan Hiburin. HAHAHA.

Gelang tiket Hiburin

Lil bit dissepoined! Tapi yowis lah. Yang penting tiketnya sah. Wahaha.

Masuklah ke dalam UBTV Brawijaya. Weits, kayak teater begini ya. Sukak banget nih. Aku otomatis duduk di belakang. Tapi enak, tetap bisa ngeliat panggung secara utuh. Karena kursi duduknya makin ke belakang makin meninggi.

Kursi UBTV Brawijaya Malang

Bangku penonton banyak yang kosong.

Konon hanya di Malang yang penjualan tiketnya gak sold out. Duh, piye sih penikmat stendap jatim? Komika berkualitas loh, yang tampil ini? Masa klen ga antusias sih?

Tapi memang seharusnya di Surabaya sih, kalau pengen sold out. Tapi Gilang Bhaskara punya alasan tersendiri kenapa memilih Malang. Pertama karena ketemu pacar sekaligus istri, kak Gaby, itu di Malang. Kedua karena banyak tempat wisatanya (Batu). Jadi sekalian sambil ngejak Saka liburan ngelihat Batu Secret Zoo.

Konon bang Gilbhas nginep di Malang seminggu. Habis 4 jutaan untuk biaya nginep doang. Belum tiket pesawat katanya habis 6 jutaan. Belum makan, tiket masuk wisata dll. Modal banyak pokoknya. Mengetahui tiketnya gak sold out kan jadi nyesek ya. Wahaha.

Tapi untungnya Gilbhas sudah menyadarinya. Karena ternyata acara ini bertepatan dengan acara stendapnya Coki Pardede di Malang juga, jadi penonton terbelah dua. Jadi Gilbhas sudah siap untuk tidak sold out untuk tiket Malang. Tapi tetap digelar karena memang Malang itu spesial secara moment.

Penonton disuruh berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya itu unik. Kunci aslinya itu pasnya dinyanyikan cowok. Kalau dinyanyikan cewek pasti ketinggian karena harus naik satu oktaf. Ujung-ujungnya kalau cewek harus falseto deh. Jadi kurang powernya. Kalau si cewek ngikutin kuncinya cowok, ya kerendahan. Gak nyampe.

Lagu Indonesia Raya emang lagu cowok sih. Hahaha.

Btw, aku suka lighting show di acara ini. Penonton full gelap. Yang terang cuma panggung saja. Jadi penonton bisa fokus lihat depan. Kecuali kalau ada yang main hape sih.

Baiklah, mari kita panggil opener pertama..

Dewa Komika Londri

Dewa Malang Komika Laundry

Seorang mas-mas lemes yang deliverynya juga lemes. Dengan materi yang tidak lemes karena ngebahas laundry. Kalau londri lemes ya gak bersih nanti. Tapi bukan dia yang ngelondri ya. Ibunya. Si Dewa hanya nyumbang nama doang, sama bantu-bantu marketing di kampusnya yang jurusan Sastra Arab.

Ada bitnya yg kurang lebih begini, “Ibunya lebih bangga kalau anaknya pulang bawa 3 kresek londri, dibanding IPK kumlaud”.

Penampilan Dewa ini lumayan berhasil membuat rahang penonton terbuka. Setidaknya sudah gak kaku lagi buat ketawa.

Opener kedua tampil..

Kamal Ocon

Kamal Ocon

Sama seperti Dewa, aku pun belum pernah tahu siapa Kamal Ocon ini. Padahal dia ternyata sudah melanglang buana ke podkes-podkes. Mana akunnya sudah verified lagi. Tapi entahlah gak masuk di timelineku. Maklum aku bukan anak komunitas stendap sih ya.

Komika Bandung ini ngebawain materi pengangguran. Materi yang sebenarnya sudah banyak dipake. Tapi dia beda, karena dia pengangguran senior. Sudah (kira-kira) 10 tahun dia menganggur! Pengangguran profesional. Jadi kalau kita tanya kiat-kiat menjadi pengangguran, Kamal Ocon ini sudah sekelas S3. Paham banget!

Selain nganggur, dia juga benci sama kucing. Tapi bencinya bukan yang kekerasan ya. Dia benci karena dia direpotin oleh kucing-kucing tetangganya yang pada numpang makan di rumahnya yg punya warung. Kenapa si kucing-kucing tetangga ini gak pulang aja ke babu masing-masing gitu. Malah bikin rapat di depan rumahnya. Makan bareng. Udah kayak gathering kucing. Wihihih.

Opener ketiga.. gak ada! Langsung ke headliner.. Baiklah mari kita sambut..

Gilang Bhaskara

Gilang Bhaskara

Gilbhas tampil jam 8 malam. Dia tampil dengan setelah baju pejabat putih dan celana bahan warna hitam. Udah kayak kostum debat capres gitu. Di materinya, dia juga ngebahas baju pejabatnya yang beli di online.

Dia gak langsung ke materi. Tapi lebih ke menyapa-nyapa penonton dulu. Ngebahas hal-hal ringan. Kayak kenapa penonton Malang gak full seat. Masih ada bangku kosong. Padahal tiketnya cuma 150 ribu dan dapat stendap selama dua jam.

Dia juga bilang kalau nanti stendapnya sejam saja deh. Karena ngapain lama-lama, yang nonton dikit aja lo. Kalau nanti ternyata sejam lebih, penonton disuruh bayar 150 ribu bisa bayar pakai QRIS. Kalau gamau bayar, gabisa pulang. Pintu dikunci! Hahaha.

Yang aku notis pas Gilbhas tampil adalah rileks. Gak grogi. Kayak tenang aja gitu. Aku gatau ada catatan apa nggak di panggung. Tapi memang sudah kayak cerita aja gitu. Gak kayak sedang menghafal.

Sebelum masuk materi inti, Gilbhas ngebahas tentang pengalaman liburan di Malang beberapa hari terakhir bersama anak istrinya. Ngebahas Batu Secret Zoo. Namanya secret tapi gak ada rahasia-rahasianya. Ngebahas pengunjung di situ yang masih kecil tapi sudah medok ngomongnya.

Dia juga ngebahas apa yang sedang viral di Malang. Kayak akuarium di pinggir jalan.

Keknya materi pembuka ini ada kali 15 menit.

Masuk ke materi umum. Dia ngebahas Generasi Emas 20450. Yang artinya adalah dia optimis generasi Emas itu terjadi di tahun DUA PULUH RIBU 450. Alias masih jauuuuh banget. Soalnya kalau sesuai prediksi 2045, alias 20 tahun lagi, kayaknya gak mungkin. Karena..

Masih banyak pengendara yang naik motor di trotoar. Masih banyak yang ngelawan arah. Udah ngelawan arah, ketika ditegor, malah dia yang geleng-geleng. HAHAHA.

Masih banyak yang gak pake helm! Masih banyak yang ngebut, gak mau ngerem, gak mau ngalah, pokoknya serba terburu-buru. Seolah-olah punya bisnis trilliyunan yang kalau dia terlambat satu detik saja, bisnisnya gagal!

Ngebahas motor udah. Sekarang ngebahas mobil. Ternyata masih banyak saja yang gak mau pasang seat belt alias sabuk pengaman. Padahal kan itu untuk keselamatan diri sendiri ya.

Saking malesnya pake sabuk pengaman, ada lo alat untuk ngunci sabuk pengaman tapi tanpa sabuk. Jadi cuma ujungnya doang. Dan alat itu dijual di online.

Materi tentang motor dan mobil pun juga ada. Ketika bulan puasa kan banyak tuh di pinggir jalan orang-orang pada jualan takjil. Sudah ada tempat parkir. Tapi banyak pengendara motor yang belanja takjil sambil bawa motor. Jadi menuhin jalan kan.

Mobil yang mau liwat jadi gabisa tuh. Macet deh. Udah tahu macet, eh pengendara motor gak malah cari tempat parkir, tapi malah miring doang. Trus nyuruh mobil lewat aja. Lah tolol! Roda motormu kan tetep di situ tolol! Lu pengen motormu kelindes mobil? Haha

Tema lingkungan gak kalah lucu. Generasi Emas 20450 itu nyata kalau orang-orang masih santai saja buang sampah di sembarang tempat. Buah sampah di jalan alasannya gak ada tempat sampah. Lah, kan bisa disimpen dulu di saku atau di dalam mobil. Ada loh tempat sampah khusus mobil tuh. Ntar kalau ketemu tempat sampah baru dibuang.

Ada materi tentang polusi udara, di mana yang miting tentang polusi udara, orang-orangnya pake kendaraan yang full polusi.

Dan yang bikin ngakak kocak adalah materi kasur. Buang sampah kasur ke sungai! Anjay! Hanya ada di negara Wakandanesia tuh. Haha. Sampah plastik dibuang di sungai saja sudah bikin mampet sungai, apalagi kasur! Wahaha.

Ntar di surga, orang-orang kayak gitu sungainya gak mengalir air susu doang, tapi sekalian kasur!

Kok aku nulisnya gak bisa lucu ya? Pas Gilbhas bawain kok bisa bikin ngakak sih? Hahaha.

Setelah sejam lebih ngebawain materi tentang Generasi Emas 20450, akhirnya tiba ke materi personal. Tentang perkenalan dia sama kak Gaby di sebuah Bar di Malang, nikah beda agama, dituduh hamil duluan! Nah, tema yang terakhir itu diklarifikasi sama Gilbhas di syonya.

Jadi emang acara nikahnya Gilbhas itu digelar 3 kali kalau ga salah. Yang terakhir sampa yang pertama itu selisihnya 3 bulanan. Nah pas resepsi terakhir itu, kak Gaby sudah hamil 3 bulan.

Tamu-tamu yang gak paham, pasti bakalan mengira Gilbhas nikah by accident. Haha. Dan semakin absurd ketika ortunya Gilbhas bangga kalau menantunya sudah hamil 3 bulan di resepsi pernikahan. HAHAHA.

Materi tentang USG yang pernah dibawain di Jambore, dibawain lagi di sini. Cuman lebih lengkap ceritanya. Lebih detail nama dokternya. Nama rumah sakitnya. Lebih puas pokoknya.

Lalu materi pamungkas Show Generasi Emas 20450 ini adalah Jendral Bintang Empat Saka. Aku pernah nonton Hoho Hihi kalau ga salah, bahwa Gilbhas pengen banget anaknya nanti jadi Jendral Bintang 4. Karena dia pernah lihat rumah jendral bintang 4 tuh bagus banget, mewah banget, kaya banget lah!

Jendral Bintang 4 Saka

Trus ngebahas tentang nama anak kecil dan nama orang dewasa tuh ternyata beda. Jadi seharusnya orang tua ngasih nama buat anaknya tuh yg timeless. Ada nama khusus dewasa bapak-bapak gitu, contoh: Bambang. Nama Bambang tentu kurang cocok untuk nama bayi kan? Haha nemu ajaa materi ke gini!

Ada materi sedih juga sih. Tentang sodara iparnya yang meninggal di usia muda. Bisa jadi materi perenungan. Bahwa manusia umurnya gak ada yg tahu. Apalagi adik ipar itu meninggal mendadak. Gak ada riwayat penyakit apa-apa. Yah gitu deh..

Kira-kira dua jam 10 menitan Bang Gilbhas membawakan materi dengan lancar. Kalau orang-orang menjuluki dia dengan komika cerdas, kalau versiku, bang Gilbhas ini komika yang detail banget. Ternyata hal-hal kecil, hal-hal detail, kalau kita cari lucunya, banyak banget!

Jadi emang cari premis gak perlu jauh-jauh, yang deket-deket aja asal detail nguliknya, ntar bakalan nemu lucunya. Karena sebenarnya hidup itu penuh komedi. Jadi jangan heran kalau ada orang gila yang ketawa mulu. Belum tentu dia gila beneran, mungkin dia menemukan kelucuan di setiap moment kehidupannya.

—-

Acara selanjutnya adalah foto-foto. Ternyata bang Gilbhas masih inget aku ketika aku bilang, “Bang, aku yang dari Jambore”. Waaaah terharuuu… dan inilah fotonyaaa..

Ndop dan Gilbhas

Panitia mencet shutter camera berkali-kali bahkan ketika udahan pun masih dipencet..

Ndop dan Gilbhas

Untungnya Gilbhas dan panitia nyuruh openers untuk standby di panggung. Karena openers juga layak diajak foto bareng penonton. Eh kebalik ya. Haha.

Kamal Ocon, Ndop, dan Dewa

Openernya masih malu-malu ya. Hahaha.

Ouwerol..

Puas banget nonton Gilbhas. Materi yang dibawakan bisa rilet ke banyak orang, karena memang seputar kehidupan sehari-hari. kita gak perlu ngefans dulu sama Gilbhas bertahun-tahun supaya rilet sama materinya. Orang baru kenal aja bisa ketawa liat stendapnya.

Okay deh segitu aja. Bye bye.

Post credit scene..

Besoknya, aku pulang naik bus Bagong jurusan Malang-Nganjuk. Tiketnya 70 ribu saja. Nyegat bis di terminal Landungsari. Kayaknya ini terminal khusus bus-bus yang liwat Pujon alias lewat pegunungan. Jadi tujuannya mblusuk-mblusuk gunung yang pemandangannya auto indah!

Terminal Landungsari Malang

Sayangnya aku duduk di sebelah kiri. Wicis aku hanya melihat tebing-tebing saja. Sementara di sebelah kanan, pemandangannya biyuuutifeul!

Tapi gak papa, ternyata duduk di sisi kiri akhirnya dapat pemandangan bagus juga di pertengahan perjalanan.

Total perjalanan naik bis Patas Bagong ini 5 jam. Berangkat dari Terminal Landungsari jam 1 siang. Nyampe Nganjuk jam 6 sore. Lebih lama dibanding liwat Suroboyo. Tapi ikspiriyensnya lebih seru karena pemandangannya bikin sejuk udara, mata, dan hati.

Karena baru pertama kali naik, jadi aku gatau jadwal berangkatnya. Brosing di google sih, jadwalnya jam 3 sore. Ternyata ada jadwal jam 1 siang juga. Aku nyampe Landungsari jam 12 siang. Hahaha.

Coba kalau beneran jam 3 sore, keknya aku bakalan dolan-dolan dulu 2 jam. Lumayan lama lo itu. Tapi ternyata gak jadi. Aku nunggu sejam dengan bikin QnA di instagram. Dengan followers 7000an, ternyata lumayan banyak yg nanya. Haha.

Udah ah, capek! Bye!

*tirai ditutup*

Komen yuk kak!