Jangan Menulis Diary
|Aku dulu punya buku diary. Aku tulis semua kejadian di hari itu atau hari-hari sebelumnya. Semua perasaan kutulis. Misuh-misuh pun kutulis. Katanya sih memang nulis diary bikin mental health kita jadi lebih sehat. Karena beban pikiran dituangkan semua ke dalam tulisan. Sama kayak curhat. Tapi kepada buku. Hehehe
Setelah belajar Law Of Attraction, ternyata nulis diary itu lebih baik dihindari. Especially kalau kita lagi sedih, marah, depresi, lebih baik jangan ditulis! Karena apa yang kita pikirkan itulah yang semesta kabulkan. Kalau kita lagi sedih, trus kita tulis, kita sama aja menarik kesedihan itu dari semesta.
Sedih itu artinya kekurangan. Kekurangan kebahagiaan. Kalau kita tulis sedang sedih, berati kita kayak ngasih tahu ke semesta kalau kita kurang bahagia. Semesta akan meresponsnya, dan kita malah semakin sedih.
Marah juga sama. Marah itu perasaan kekurangan. Kurang kasih sayang, kurang perhatian. Kalau kita tulis, semesta akan ngasih kita kekurangan kasih sayang berikutnya. Kita semakin marah dan marah.
Lebih baik nulis rasa syukur. Bersyukur itu artinya kita merasa cukup. Tidak kurang. Menulis daftar rasa syukur (gratitude list), bikin kita ngirim sinyal ke semesta kalau kita orangnya cukup. Maka semesta akan merespons dengan ngasih kita keadaan yang selalu cukup. Pingin ini itu selalu ada aja rejekinya. Selalu ada aja jalan keluarnya.
Jangan juga nulis kita lagi pingin sesuatu. Karena keinginan itu sama aja dengan kekurangan. Kita pingin sesuatu artinya kita kekurangan sesuatu itu.
Kalau lagi pingin sesuatu, lebih baik kita tulis SEOLAH-OLAH SESUATU ITU SUDAH KITA PUNYA!
Misal kita pingin mobil, maka kita nulisnya bukan dengan: “Aku pingin mobil ya Tuhan! Tolong kabulkan!”
Gak gitu ternyata cara semesta bekerja. Karena semesta akan merespons apa yg kita rasakan, apa yang kita fikirkan.
Jadi gimana cara nulisnya kalau kita pingin mobil?
Tulislah begini:
Hari ini aku bangun pagi. Mobil di garasi saatnya dicuci nih. Akupun meraih selang dan menyiramnya pelan-pelan. Mencucinya dengan sabun. Mengelapnya. Mobilku sekarang sudah kinclong! Siap dibuat wisata bareng sekeluarga!
Bandingkan dengan kalimat “Aku pingin punya mobil! Kabulkanlah ya Tuhan!”
Tentu energinya berbeda. Yang satu energinya positif karena kita gak merasa kekurangan. Yang satu kayak ngemis-ngemis karena merasa kekurangan.
Yang mana yang cepat terkabul?
Tentu saja yang pertama. Karena pikiran kita rileks. Kita berfikir dan merasa seolah-olah kita sudah punya mobil. Padahal aslinya masih otw alias belum. Dengan menulis seolah-olah kita sudah memilikinya, kita dianggap sudah pantes menerimanya. Semesta (atas izin Tuhan) akan mengabulkan keinginan kita. Soon! Tergantung seberapa yakin kita memantaskan diri.
Kalau kita cuma pingin, berati kita dianggap belum pantes punya. Karena cuma angan-angan. Cuma pingin. Jarak keinginan sama kenyataan itu jauh. Jadi kalau cuma pingin, terkabulnya sulit. Karena kita dianggap belum pantes menerima.
Tulislah dengan keyakinan penuh ya. Gak boleh halusinasi doang. Gak boleh hanya berandai-andai saja. Makanya kalimat demi kalimat harus ditulis dengan kaidah present tense alias kejadian sekarang. Hindari kata-kata pingin, nanti, gimana ya, seandainya, dll.
Contoh lain. Misalnya kamu pingin diterima kerja di sebuah perusahaan Google. Jangan nulis: Tuhan, aku suatu saat nanti pingin bekerja di google sebagai programmer.
Tapi tulislah begini:
Hari ini sehabis mandi aku pakai parfum mahal Christian Dior. Ini adalah hari pertama aku bekerja di kantor google. Aku harus berkesan di mata karyawan-karyawan lama di sana.
Berangkat naik mobil Brio warna kuning kesukaanku, aku menembus kemacetan Jakarta pagi itu.
Sampai di kantor, aku pasang senyum ramah menyapa satpam, lalu masuk ke kantor dengan penuh optimis namun tetap membumi. Karyawan-karyawan google menyambutku dengan ramah.
Aku betah banget berada di sini. Hari pertama kerja, aku…
..silakan diteruskan sendiri. Seolah-olah kamu sekarang sudah diterima kerja di kantor Google.
Cara nulis begini namanya scripting, manifesting, kita menciptakan skenario hidup yang kita inginkan dengan sangat yakin akan terjadi beneran suatu saat nanti!
Kalau memang kalian bener-bener pingin dan pantes menerimanya, kalian akan gampang menuliskannya seolah-olah kalian sudah menerimanya. Semakin detail tulisan kalian, semakin cepet terkabul. Karena kalian dianggap semesta sudah pantes menerimanya.
Logikanya gini, kalau kalian pingin kerja di Google, trus kalian cuma sekadar pingin, maka kalian pasti gak riset menjauh tentang apa itu Google, bagaimana cara bekerja di sana, kompetensi apa yg dibutuhkan oleh mereka, dll. Jadi kalian akan susah menuliskan secara detail seolah-olah sudah diterima kerja. Pasti ngeblank! Pasti banyak detail yg gak kalian tulis.
Kalau kalian bisa nulis detail tentang kantor Google, gimana kondisi di dalamnya. Karyawannya kayak apa, dll. Alias kalian sudah riset mendalam tentang bekerja di Google, maka semesta akan menganggap kalian orang-orang yang pantes dan siap bekerja di Google. Doa kalian akan cepet terkabul. Karena semesta akan mendorong kalian untuk mencapai tujuan.
Nah, gitu. Dulu ketika aku pingin punya Ndop Studio, alias rumahku sekarang ini, aku bener-bener membayangkan aku sudah punya rumah. Berner-bener berhalusinasi tidur di rumah estetis, suka gambar-gambar di buku. Gambar letak sofa, lemari, rak buku, TV, kasur, dan lain sebagainya. Aku berandai-andai seolah-olah sudah memilikinya. Gak sekadar pingin.
Dan apa yang terjadi?
Rejeki kayak datang bertubi-tubi. Duit cepat terkumpul. Didekatkan sama orang-orang yang bergerak di bidang property. Yah, walaupun ada ap sen daun, tapi nyatanya aku sekarang nulis ini di studio kerjaku. YAY! Padahal waktu itu aku gak tau apa itu Law Of Attraction. Hohoho.
Sekarang ketika sudah cukup tahu caranya, aku jadi bisa mengamalkannya. Keinginan-keinginanku bahkan lebih cepet terkabul daripada ekspektasiku.
Contoh nyata banget ya! Aku pernah nulis begini:
“Dia habis ini akan baikan sama aku. Dia akan menghubungiku. Kangen sama aku. Lalu kita berteman lagi. Ceria lagi…”
Tulisan di atas aku tulis ketika aku habis salah ngomong sama samwan spesyel dan dia marah diemin aku. HAHAHAH.
Dan apa yg terjadi? Besoknya, dia bener-bener ngajak aku video kol! WUSSHH!! Semesta langsung mengabulkan keinginanku! HAHAHAHH MAKASI LO!! Tuhan baik banget! Nget! Nget!
Jadi, kalian mau menerapkan LOA (Law Of Attraction) gak nih?
Langkah awal, keknya kalian harus follow tiktoknya kak Tresna deh (@tresnany_moonlight). Kak Tresna bakalan ngejelasin lebih detail cara-caranya.
Sante kok, ini bukan ilmu nggoib! Ini kekuatan pikiran. Kita jadi tahu kalau otak kita itu sedahsyat ini sehingga kita bisa mengoptimalkan fungsinya! Gak sekadar dianggurin dibuat ngelamunin kapan punya aifun, kapan punya mobil, kapan punya rumah, kapan dia ngechat.. haha
Okay, selamat mencoba bestie ndofans!
Sing penting yaqueen!
Gas!!!
Ih, bener juga sih ini. Seringnya sambat, “Ya Allah yotro Ya Allah” Haha, perlu dipikirin lebih bhaiq lagi. Makasi syudah berbagi masndop.
Betul. Semakin meminta, semakin miskin kita. Maka semesta akan merepons sesuai apa yang kita fikirkan. Kita mikir miskin, ya semesta akan ngasih kemiskinan ke kita.
Aku baca dari awal sampek rampung mas ndop! Bermanfaat sekali.
Wuih matur suwuuun. :D
hmmm…