Ingatlah Sahabatku

Wahai sahabatku, kita dipertemukan Tuhan lewat dunia maya. Kita yang saat itu belum saling kenal, tiba-tiba saja terasa sangat akrab. Sangat hangat.

Kita punya banyak kesamaan. Kita satu enerji. Kita satu frekuensi. Walaupun tentu saja ada beda. Namun kita saling menerima perbedaan itu.

Kita saling support satu sama lain. Kita saling menghibur. Saling melengkapi kekurangan. Saling bertukar fikiran. Bercanda tawa, riang gembira.

Hingga akhirnya Tuhan mempertemukan kita secara nyata. Kamu datang, kita bertemu. Aku senang, kamu gembira. Kita tersenyum sepanjang hari. Enerji kita saling mengisi.

Wahai sahabatku, kamu pasti tahu siapa yang benci dengan keakraban kita. Iya benar, dialah syetan. Syetan sangat membenci persahabatan. Sangat membenci kasih sayang. Sangat membenci manusia bersatu.

Syetan akan berusaha memisahkan kita dengan caranya yang jahat. Dengan caranya yang gak disangka-sangka.

Hingga akhirnya di hari itu kita lepas kendali. Syetan berhasil memperdaya kita. Menguasai kita. Membisiki kita untuk melakukan hal yang bukan kita biasanya.

Kita jadi saling curiga. Kamu curiga sama aku. Aku curiga sama kamu. Kita dibuat tidak saling percaya.

Terjadilah peristiwa yang bukan kita. Peristiwa yang sepenuhnya syetanlah yang pegang kendali. Tingkah lakumu mendadak negatif. Yang kemudian memicu tingkah lakuku untuk bertindak negatif. Kita dinaungi aura negatif.

Syetan berhasil mengambil alih tubuh kita. Dia melakukan aksinya untuk membuat kita menjadi wujud lain.

Hingga akhirnya kita jadi saling curiga. Kamu diam menahan amarah. Aku terus-menerus menutupi apa yang aku lakukan padamu.

Sahabatku, ingatlah, kita bukanlah kita di saat peristiwa itu terjadi. Ingatlah kalau saat itu kita diperdaya oleh syetan. Dibisiki oleh syetan. Kamu gak begitu. Aku juga gak begitu. Kita biasanya gak begitu. Kemarin saja kita gak begitu.

Sahabatku, aku minta maaf. Aku sadar aku salah. Aku berbuat itu karena kamu berbuat itu. Dan aku yakin aku dan kamu sedang diperdaya syetan. Jadi maafkanlah. Mari saling memaafkan kehilafan masing-masing. Maka aku akan tenang. Dan bebanmu akan hilang.

Kamu pasti sakit hati. Akupun dihantui rasa bersalah sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan. Dan hal itu bikin aku sakit. Kita sama-sama merasakan sakit.

Sahabatku, ingatlah. Syetan berhasil memisahkan persahabatan kita. Kita jadi gak bisa bertemu lagi. Entah sampai kapan. Syetan akan membisiki kita untuk mengingat kejadian yang bukan kita itu. Supaya hati kita gak tenang. Gak memaafkan. Merasa benar. Gak mau minta maaf.

Sahabatku, mari kita sama-sama mendekatkan diri ke Yang Maha Kuasa. Supaya hal ini tidak berlarut-larut. Walaupun kita terpisah, namun hati kita jangan.

Ingatlah masa-masa indah kita. Masa-masa kita saling support satu sama lain. Masa-masa kita membicarakan kolaborasi yang bikin syetan benci. Masa-masa kita saling menguatkan di kala salah satu dari kita sedang terpuruk. Ingatlah kebaikan-kebaikan kita.

Aku tidak akan melupakanmu. Kamu juga gak akan bisa melupakanku. Karena kamu yang biasanya itu baik. Akupun juga baik. Kejadian buruk yang menimpa kita itu sepenuhnya atas kendali syetan. Itu bukan kita. Sekali lagi, itu bukan kita!

Tuhan pasti membantu kita untuk bertemu lagi. Bersatu lagi. Dengan cara seperti apa, biar Tuhan yang pegang kendali.

Mari kita sama-sama mendekatkan diri kepada Sang Maha Pembolak-balik Hati. Mari kita sama-sama introspeksi diri. Sama-sama menjadi pribadi yang lebih baik. Aku percaya Tuhan punya cara yang ajaib, yang kita gak bisa memikirkannya. Bahkan hal yang mustahil bisa kita pikirkan.

Sahabatku, semoga ketenangan hati selalu kita rasakan. Semoga Tuhan melupakan keburukan kita masing-masing. Semoga kita dijauhkan dari bisikan syetan yang membuat kita terpisah.

Semoga Tuhan mempertemukan kita kembali. Entah dalam wujud seperti ini, atau wujud lain. Entah dalam masa ini, atau masa yang lain. Yang pasti, semoga peristiwa yang kita alami ini menjadikan kita pribadi yang lebih baik.

اٰمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Rain and Fire

8 Comments

Leave a Reply to ndopCancel reply