Bikin Mural “Freedom” di SMK PSM Warujayeng

Malam Minggu itu aku ada janji nongkrong di Kedai Besok Lagi. Cafe baru di Nganjuk yang buka 24 jam.

Baru saja sepeda listrikku aku jagang, lha kok aku melihat ada Hanif and the gang magrok di trotoar di depan cafe. Tentu saja mereka duduk di kursi biru khas BesLag.

Beslag malam itu sangat rame, jadi banyak kastemer milih duduk di trotoar sambil menikmati semilir angin Nganjuk.

Sebagai tinejer yang punya eticud, aku salami mereka satu persatu. Lalu ikut nimbrung bentar sampe temenku yg udah janjian kopdar sama aku, datang.

Beberapa puluh menit kemudian, di tengah aku ngobrol sama temenku, Hanif a.k.a Kong Vector, bersama Aul, his personal assistant, ikutan nimbrung bentar sama aku dan temenku. Saking ramenya BesLag, mereka nimbrung sambil berdiri.

Tanpa basa-basi, Hanif langsung nantang aku untuk bikin mural di sekolah yang dia dirikan, Sekolah Menengah Kejuruan Pesantren Sabilil Muttaqien (SMK PSM) Warujayeng, yang digadang-gadang sebagai sekolah digital nomer satu di Nganjuk. Istimewa!

Anak Leo kok ditantang, apalagi yg nantang anak Leo juga (aku dan Hanif ultahnya kacek sehari doang! Haha), waaah, tanpa basa-basi juga, aku langsung, ayuk gas! Hahaha.

Tapi tunggu dulu ya. Aku orangnya bukan type yang nekat. Aku harus ready 100% baru take eksyen. Aku iseng nanya, tema muralnya apa? Dijawab freedom!

Sambil nggrayang mikirin tema freedom, aku langsung bilang, okay gampang!

Dengan bantuan Chatgpt, aku nanya elemen-elemen apa yang mengambarkan sebuah kebebasan alias freedom. Si bebeb Chatgpt pun ngasih beberapa jawaban. Di antaranya cewek-cowok melompat dan berlari, balon, burung, tangga nada.

Berhari-hari setelah malam itu, aku sibuk berimajinasi dan nyari referensi. Bahkan aku juga minta bantuan bebeb untuk bikin desain mural sekalian. Tapi hasilnya tentu saja sangat generik dan tidak organik.

Inspirasi Freedom dari Chatgpt

Akhirnya aku skets dengan styleku sendiri. Kalau kalian folo igeku, klen akan familiar dengan ciri khas lukisanku risenli kayak gini:

Lukisan Kaligrafi Ndop Style

Nah, karena styleku wanov ekaind (one of a kind), dengan gagah berani aku pede aja bikin mural pakai style sulur-sulur warna-warni ituh. Maka jadilah sketsa ini:

Sketsa mural Freedom

Orang awam ga akan tahu ada gambar apa aja di sketsa benang meliuk-liuk di atas. Kalau kalian punya kecerdasan tinggi, kalian akan menemukan hidden shapes dari elemen-elemen Freedom yg sudah kusebutkan di atas.

Di sketsa itu, aku tambah elemen awan, kucing, tanaman, yang menggambarkan alam. Bintang dan roket, yang menggambarkan cita-cita setinggi langit. Gimana, sudah nemu elemen-elemen itu? Pinter! Haha.

Awalnya aku random aja ngasih warna. Ketika minta dibeliin warna cat sesuai sketsa, mas bos Hanif bilang, pake cat yg sudah ada aja. Besoknya aku dikasih info kalau warna cat yg tersedia adalah ini, ini, dan ini. Yang gak ada adalah magenta.

Sketsa + coloring mural Freedom

Warna sketsaku ada enam. Sementara cat yg tersedia ada 8: kuning, orange muda, ijo muda, biru muda, biru tua, ungu, dusty pink, merah. Wah, ini malah bagus! Warna-warni.

Akhirnya aku warnai ulang sketsaku di aiped. Sekali lagi, aku bukan type orang yg nekat. Aku ga setuju sama quot “learning by doing“. Quotku adalah “learning dulu baru doing“.

Dan ini hasilnya setelah recoloring:

Sketsa dan coloring Mural

Setelah hasilnya sesuai hati nuraniku, aku langsung pede banget buat nanya kapan jadwal ngecet muralnya.

Akhirnya ditetapkan tanggal 27 Juli 2025. Tanggal yang merupakan tonggak sejarah aku ngemural sekolah. My first job as an artist! Haha. Am souuu iksaitid!

Dengan mengendarai Dzoviar, nama sepeda listrik Viar C2-ku, aku otw jam 2 siang. Perjalanan menuju SMK PSM Warujayeng ± 1 jam.

Otw ngemural

Sampe sana jam 3 sore dan lumayan gak panas-panas amat.

Sudah sampe SMK PSM Warujayeng

Setengah empat sore, aku mulai ngemural. Karena ini pertama kali, maka aku kebingungan caranya mindah gambar di iPad ke tembok supaya proporsinya sama.

Akhirnya setelah memutar otak, aku pakai cara seperti yang dicontohin miralis sebelumnya. Yaitu bikin coretan penuh yang kemudian aku multiply ke gambar di iPad.

Teknik ngeblat mural

Kesalahan yang seharusnya gak aku lakukan adalah menggambar sketsa di tembok pakai pensil. Karena susah banget dihilangin. Yang bener pakai warna kuning. Atau warna tercerah dari desain muralnya. Biar bisa ditimpa dengan warna lainnya.

Kesalahan kedua, aku harusnya memastikan di lokasi ada apa aja. Soalnya saat itu aku bingung cari penghapus, gombal, dan printilan lainnya. Harusnya aku sudah siapin dari rumah. Huhuhue.

Nyeketsa di tembok pun selesai. Walaupun gak mirip 100% kayak di contoh, tapi sudah bener sesuai keinginanku. Proses mewarnai pun dimulai.

Orang awam akan melihat kalau karyaku ini mudah eksekusinya. Karena tinggal mewarnai aja. Tapi fakta di lapangan, gak semudah itu. Soalnya aku harus memastikan bentuknya seluwes dan seestetik yang aku mau. Warna-warnanya juga harus rata. Gak boleh ada tekstur yang mengganggu estetika.

Karena kasihan melihat aku ngecet sendirian, akhirnya Hanif dan Aul menghampiriku. Mereka ngebantuin mewarnai. Wah lumayan banget ini dibantu. Biar kerjaan cepet selesai. Sementara mereka ngecat, aku makan ayam katsu dan kopi. Sambil ngasih tau brief mana aja yang perlu dicat.

Jam 8 malam lebih mereka berdua pulang. Dan aku ngelanjutin sendiri meratakan cat-cat yang masih belum tertutup sempurna dan menyempurnakan tepi-tepi obyek yang masih blepotan. Jam 12 malam akhirnya selesai tahap pertama mural Freedom ini.

Di bawah ini time-lapse yg bisa kalian tonton:

Capek banget 9 jam ngecat. Apalagi habis ini masih harus nyetir Dzoviar ke Ndop Studio sejaun 20 km selama satu jam perjalanan.

Tahap kedua, alias finishing, alias menyempurnakan detail, aku kerjakan dua hari kemudian. Yaitu 29 Juli 2025. Karena tanggal 28 Juli aku ada janjian sama temen untuk nonton film di Madiun.

Jam 2 siang aku dijemput mobil Kong Vector yg berisi seorang driver dan satu karyawan lain. Kami ngobrol bentar, lalu makan siang (untukku sarapan haha) di ayam Geprek Al Chicken 14 ewu murah meriah.

Hari kedua ini aku ga ada dokumentasi soalnya memang tinggal finishing. Tapi aku gamau cuma finishing doang sih. Aku tambahi ngecat bagian kiri tembok yang masih putih. Biar full semuanya.

Karena pengen ninggalin legacy, akhirnya aku bikin tulisan latin “ndop” secara abstrak dari atas ke bawah yang hanya aku yg tahu tulisan itu. Haha. Tak lupa ngasih nama kreator di pojok kiri bawah supaya memudahkan orang lain untuk catch up dengan aku yg keren ini. Haha.

ndop mural

Dzofar Mural

Jam 9 malam mural selesai semuanya. Aku lanjut ngerjain orderan vector di kantor SMK PSM Warujayeng. Bentar doang sih. Cuma ngegambar baju sama background aja. Soalnya wajahnya udah selesai kugarap di ndop studio.

Mural Freedom SMK PSM Warujayeng

Sejam kemudian, aku diantar pulang. Saking iksaitidnya, aku gak sadar kalau perutku kosong malam itu. Mau makan gak sempet. Pas perjalanan pulang juga gak kepikiran mampir cari makan.

Yowis, akhirnya aku baru makan nasi pecel jam 12 malam.

Karena kecapekan dan telat makan, besoknya badanku sakit semua. Pinggangku kena. Pipisku juga kuning banget. Ternyata selain lupa makan, aku juga lupa minum.

Mas Ndop sembrono ya!

Aku sudah coba minum sebanyak mungkin sampai pipisku bening lagi. Tapi sakit pinggang belum sembuh juga sampe beberapa hari berikutnya. Aku sudah praktekin peregangan otot untuk pinggang di yutub. Tapi efeknya cuma beberapa jam saja. Habis itu kumat lagi.

Waduh kenapa ini?

Seminggu berlalu. Sakit pinggang belum sembuh total. Ini aneh banget. Karena sudah berkurang dikit sakitnya, aku bikin konten tentang mural yang kuupload di semua sosmed. Viewnya lumayan, 3400 views di reels instagram, dan 3600 views di tiktok.

Sambil masih menahan sakit pinggang, 15 hari setelah mural selesai (H+15), akhirnya aku chat karyawan Kong Vector mengenai proyek ini. Soalnya proyek ini kayak ada sesuatu yg belum selesai. Hihihi. IYKWIM!

Aku mendapat jawaban yang kurang memuaskan. Hmm..

H+18 aku chat lagi. Hanya diread. Hmm..

H+26, aku ke Awor Cafe untuk WFC (Work From Cafe) bersama Ageng Riyadi. Senin itu adalah hari di mana aku sudah melepas hal yang mengganjal. Hari di mana aku sudah gak sakit pinggang lagi.

Setelah Ageng pulang, aku, gatau dapat inisiatif dari mana, dengan tenang, aku chat ig ke brother Hanif.

Sebagai sesama Leo yang anti basa-basi, akhirnya semua yang menggantung, semua yg mengganjal, terlepas bebas dan merdeka! Balasan my bro Hanif sungguh bagai air terjun di padang tandus. Menyegarkan dan melegakan. Aaaaah! :malaikat:

Malam itu juga, my bro Hanif bersama Aul, datang ke Awor Cafe. Iksaitid banget! Ternyata aku dikasih bingkisan elegan plus amplop dengan nilai fantastis. Auw. Di luar my ekspektesyen.

Rasa capek 14 jam ngemural terapresiasi dengan layak dan tuntas. Pulang ke studio aku langsung unboxing dengan riang gembira. Upload ke semua sosmed.

Bingkisan PSM Warujayeng

Bingkisan SMK PSM Warujayeng

Uang lelah

Lanjut cari makan. Mampir ke BCA buat setor tunai (uhuk) :mrgreen:

Hari-hari berikutnya, aku menjalani kehidupan dengan tenang dan bahagia. Terfikir untuk mengabadikan cerita seru ini melalui tulisan di blog. Dan voilà… tulisannya sedang kalian baca sekarang ini! Haha.

Happy Mural

Moral cerita yang bisa kupelajari adalah

Kalau kita gak enakan. Maka hidup kita gak bakal enak.

Sukses buat kita semua. Lancar segala usaha. Terkabul segala doa. Tenang menjalani hidup. Selamanya!

Mantab.

Bye bye.

Komen yuk kak!