Curhat Yuk!
|Duh, lama banget gak posting yaaa.. Maklum aku tuh makhluk Tuhan berjenis kreatif dengan spesies sibuk. Jadi ya gitu deh, gak sempet posting baru.
Mau tau nggak aku sibuk apaan?
Facebookan!
______________
Tanggal 18 Juni kemarin aku ke Tulungagung naik bis patas loh. Karcisnya kok ya 25 ribu sendiri. Kirain cuma belasan ribu. Tapi sebagai pengusaha muda yang duitnya turah-turah karena tiap hari cari duit tapi gak bakat ngabisin duit dan nggak ada orang terkasih yg bisa ditraktir, yang didukung hidup di kota kecil bernama Nganjuk siti ini di mana nggak ada fasilitas foya-foya semacam mall atau mekdi, ke ef si, atau karaoke, maka harga karcis 25 ribu itu aku bisa mengiklaskannya dalam waktu seperlima detik! Cepet banget!
Saya anggap naik bus Patas ini sebagai WAHANA FOYA-FOYAku.
Buat kamu yang ahli di bidang perfoya-foyaan duit, bisa tuh kerja sama aku. Kerjaannya gampang, cuma buang-buang duitku doang..
Eh. Tapi ternyata naik bis patas itu enak. Gak sering brenti di tengah jalan. Dan gak ada suara fals dari pengamen. Dan diriku bebas facebookan pakai iPhone 5 ku yang mahal itu. Gak takut dikira iPhone replika.
Pernah gitu dikira replika?
Pernah tauk! DUA KALI PULAK!!
Jadi mukaku yg ndeso ini, yang nggak pernah berhasil menyisir rambut biar kayak orang-orang kaya di perkotaan, yang sekaya ini tapi masih sibuk mengoles Daktarin setiap hari karena panu meraja lela di seluruh tubuh, yang punya tampang default berupa mulut ngowoh ndomblong ini memang selalu dianggap remeh sama orang-orang sekitar. Kalau penduduk gang Arjuno sini sih udah tau ya kehebatan putranya Ibu Munasikah yang ganteng ini. Tapi kalau temen sekolah khan gak tau. Mereka meremehkan aku tauk.
Boleh nangis gak?
Jadi waktu itu ada kumpul-kumpul dadakan sama temen-temen guyonan waktu SMA dulu di kafe Istana Es yg tersohor di jagat raya itu. Teman-teman pun pada pamer kendaraan masing-masing.
Sepeda motor?
Cuih, kendaraan macam apa itu? Mereka jelas mengendarai mobil lah ya.
*nelen ludah*
Diriku saat itu sedang sibuk facebookan, lalu terpaksa harus meninggalkan fans, untuk menemui temen SMAku. Iya aku datang terlambat.
Kukayuh sepeda United Dominate yang aku beli seharga 2,6 juta itu sekitar 5 menit dari rumah. Nyampe ke kafe langsung ketemu teman-teman. Menyapa basa basi gitu lah.
Lalu ketika itu ada BBM masuk, aku keluarkan iPhone 5 ku dong. Lalu dilirik temen sebelah. “Itu replika ya?”
*PETIR MENYAMBAR*
Piye perasaanmu ditanya begitu nda?
Duh, remuk redam jiwa raga ini. Hasil jeri payah bekerja membanting tulang sampe go internasional dan go nasional ini kenapa masih ada yg meragukan kalau aku kaya sih? Pasti karena tampangku yg ndeso ini. Pasti karena sepedaku yg cuma 2,6 juta itu.
Duh, haruskah aku beli sepeda seharga 17 juta biar mereka bisa bungkam dan menganggap aku pantes punya iPhone 5 ya? Mungkin iya.
Itu yang pertama.
Yang kedua, pas mantenan temen SMA 15 Juni kemarin. Ada temen yang juga nanya hapeku itu iPhone beneran atau bukan. Eya amplop. Udah mandi, udah pakek parfum kasablanka seharga 14 ribu, pakek baju batik seharga 100 ribu, pakek celana jins seharga 120 ribu, pakek sandal mahal sekelas Crocs kawe, masih dianggap kayak orang miskin aja nih diriku. Pasti karena tampangku deh. Pasti karena sepedaku juga deh.
Akunya juga sih. Gaya hidupnya kayak orang miskin. Masa udah kaya kok masih mengendarai sepeda sih? Mbok ya beli motor sana ndop!
Iya ya, harusnya aku tuh minimal punya motor. Senajan mungkin gak pernah aku pakek. Hanya aku pakek kalau mau pamer doang.
Yaudah, aku pikirkan dulu deh masalah motor.
LAH KATANYA ANTI MOTOR?? KATANYA MAU MENJAGA LINGKUNGAN?? KOK SEKARANG JADI GOYAH PIKIR-PIKIR MAU BELI MOTOR? DI MANA LETAK KEKONSISTENANMU NDOP?
Ah, ternyata konsisten itu gak keren kok. Buktinya aku jomblo aja nih. Bahkan aku pernah suka sama orang jelek aja ditolak mentah-mentah sama dia, padahal khan aku ganteng banget. Soalnya aku terlalu konsisten. Gak bisa fleksibel. Gak bisa dirayu-rayu. Kolot.
_________
Sampe ke Tulungagung, aku turun prapatan Njepun. Lalu menunggu jemputan sodara. Dan aku sukses menunggu selama SATU JAM. Selama satu jam itu aku ngapain?
Aku duduk sendirian di halte bus kayak orang hilang!
Sebagai orang kaya, yang baru merasakan enaknya naik bis patas, aku pun jadi jijik kalau mau naik bis kecil yg bau dan penuh debu. Apalagi naik kol yg sempit yang bikin kepalaku sering kejeduk pintu masuknya.
Jadi aku duduk aja nunggu sodaraku menjemput. Ternyata gengsi itu menderita loh!
_________
Pas kumpul-kumpul sama keluarga di teras depan rumahnya budhe, isinya mas-mas semua. Mereka kebul-kebul merokok sambil ngobrol. Di meja ada kopi hitam berjejer.
Okay bro ndop! Saatnya kamu bertahan dari segala godaan-godaan ini. Kamu nggak boleh menghindari hal ini. Mereka harus melihat kamu nyaman berada di antara mereka. Biar reputasimu sebagai keluarga besar di sini nggak jatuh.
Dan nafasku pun jadi aneh. Aku lebih banyak membuang nafas daripada menghirupnya. Kopinya terpaksa aku minum. Wong aku tuh sebenarnya doyan kopi. Cuman gara-gara aku orang yg cerdas yg hobinya baca buku (baca: artikel di twitter dan facebook), maka aku ikut-ikutan menghindari kopi yang gosipnya bikin jantung berdebar-debar itu.
Tiba-tiba adik kandungku yang dari tadi ikut nimbrung, mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya pakek rokok sodaraku lainnya. He did like professional smoker! Dan sodaraku lainnya memuji kehebatannya.
Sementara aku cuma tersenyum sinis. Duh.. pinter ngerokok kok dipuji sih? Kayak aku dong, tukang vector yg sudah go internasional ini layak dapat pujian.
Tapi mereka nyatanya malah nyuekin aku. Aku merasa kayak alien. Asing banget.
Ngobrol apa gitu loh ndop? Khan kamu seneng ngobrol?
YU NO WET? (baca: you know what?) Aku tuh kalau ada asep rokok, konsentrasiku buyar. Gak fokus. Bagemana mau bisa fokus kalau aku harus lebih banyak membuang nafas daripada menghirupnya?
Dalam hatiku, aku mikir-mikir juga. Apakah aku harus belajar ngerokok ya? Keknya kalau orang ngerokok itu asyik banget gitu. Akrab. Becandanya bisa lepas. Kalau lagi nggak ada ide ngobrol, mereka bisa pamer kemampuan merokoknya. Menyembulkan asap berbentuk lingkaran. Atau nyethe, yaitu menghias batang rokok pakek kopi.
Tapi kalau aku baru belajar ngerokok di umur segini, apa nggak ketuaan?
Iya juga ya. Ntar mereka udah penyakitan, aku masih sehat-sehat saja khan nggak fair.
Etapi apa bener sih kalau rokok itu mengganggu kesehatan? Jangan-jangan itu politik perdagangan? Jangan-jangan ada yg iri sama kesuksesan pabrik rokok lalu berusaha menjatuhkannya dengan bikin gosip ini itu?
HU NOS? (Baca: who knows?)
Tetanggaku ada yg ngerokok umurnya bisa tahan sampe 90 tahun. Bahkan kalau gak ngerokok dia merasa sakit. Itu yg jadi pedoman masku yg sehari bisa ngrokok berpak-pak itu. Merokok itu tidak berbahaya. Soalnya buktinya jelas. Tetanggaku sendiri.
Wah, godaanku kok besar banget ya. Keluarga besar sendiri mendukung rokok. Kok aku malah melawan arus sih? Kalau kayak gini, kapan aku bisa srawung sama keluarga besarku? Masa aku kalau ngobrol sama keluarga besar harus sama ibu-ibu atau ponakan cewek, khan aku jadi merasa cantik sendiri. Lama-lama aku pakek hijab loh kalau kek gini..
___________
Waktu itu aku naik bis Kawan Kita. Mau ke Nganjuk. Pulang. Bisnya masih nunggu penumpang. Adikku kehausan, minum akua. Lalu membuang gelas plastiknya ke luar bis. Gelas plastik itu berguling-guling di aspal terminal.
“HEH, BUANG SAMPAH DI TEMPAT SAMPAH! ITU DI DEPAN ADA TEMPAT SAMPAH!”
Aku suruh adikku mengambil gelas plastik itu dan membuangnya ke tempat sampah. TAPI IBUKKU MALAH MENCEGAHNYA. “Udah biarin.. udah terlanjur.. “
Wah, ini saatnya aku melalukan pencitraan!
Aku pun turun bis dan membuang sampah gelas plastik akua itu ke tempat sampah terminal. Semoga pencitraanku ini berhasil. Biar orang lain mau mencontoh aku.
Melakukan pencitraan itu enak banget loh. Kita jadi merasa lebih sempurna dan suci dibanding lainnya. Kita jadi bisa bebas ceramah ke orang lain tanpa merasa bersalah. Bebas mengritik orang lain yg gak sadar tentang kebersihan. Soalnya kita sudah mempraktekkan sendiri.
Coba deh kamu melakukan pencitraan kayak aku! Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya.
_________________
Waktu itu aku berada di dalam mobil pikapnya masku. Yang mengangkut buah duku dari gunung Cepoko Nganjuk yg mau dikirim ke agen buah di Surabaya.
Di dalam pikap itu aku ngemil duku dong. Lalu bingung mau membuang kulitnya di mana. Iseng aku buka laci mobil. Mau membuang kulitnya di situ.
Tiba-tiba ada suara menggelegar..
“HEH! JANGAN DIBUANG DI LACI! BUANG KULITNYA KE LUAR SANA. BIAR DIBERSIHKAN OLEH PETUGAS KEBERSIHAN. BIAR MEREKA ADA KERJAAN!”
WHAT???
Eh, iya juga ya. Kalau aku membuang sampah di dalam mobil sini, khan sama aja bikin petugas kebersihan jadi nganggur nggak ada kerjaan. Lha kalau aspalnya sudah bersih, mereka enak dong dibayar tanpa bekerja?
Setelah mikir-mikir pakek dengkul, akhirnya aku memilih membuang kulit duku itu ke dalam tasku. Biarin ah, petugas kebersihan itu nganggur. Emang guwe pikirin. Aku khan orangnya egois. Titik!
The end.
Akh,, seperti biasa.. curhatannya meluber ke mana-mana… hahahaha..
Huahaha.. enak nulis gaya begini, lepaaaas tanpa mikir yg rumit…
Luas dirangkum dalam satu kesatuan curhatnya. Mungkin lain kali perlu bawa slip pembeliannya mas, tunjukin bahwa mas mampu membeli handpun yang asli orisinel
Huahahaha… gak popo wis.. Kalau dibilang replika mending “diiyain” aja kali ya, hahaha
Pesenku sabar mas.
Curhate kok penuh emosi empane.
cep, cep, cep.. sini sini peluk aku biar gak emosi
Awakmu sing moco kurang woles.. Komentator liyane loh podo ngguyu.. Aku dewe sing nulis yo ngguyu kekelen.. Apakah dirimu lagi banyak masalah mub? Yuk curhat.. *kapok kowe tak walik*
calon presiden merakyat jilid 2 telah lahir. aku nyoblos gambarmu mas ndop tahun 2034
Huahahaha.. jamanku nyalon nanti milihnya ga pakek coblosan. Kurang gaul. Primitif. Jamanku nanti milihnya pakek tanda tangan atau cap jempol. Huahaha..
hwkwkkwkwkkwkkwkwwkwkkkww…. *gak komen, mung numpang ngakak kepingkel-pingkel*
Hahaha.. nek disambi mangan sahur, iso muncrat muncrat segomu kang
Yaolo, Ndoooooop, postinganmu tenan ye :)))
Tadinya mau sedih, terharu, tapi yang ada aku malah ngakak ngikik ngukuk :p
Syarafku lagi pedot mbak. Harap dimaklumi
mas ndop ki orang kayah kok naek sepeda, beli mobil saja lah ndop, Hon Da Si Ar Vi gitu, kayak tukang bangunan yang dulu mbangunni rumahku ini, naiknya Si Ar Vi, wohohoh padahal idupnya dikampung yang gak ada mol, mek di, ke ef ci, naek mobil yang harganya hampir fo handred millien… hhh…
Huahahaha… lha skill nyopirku ki sangat buruk. Nyebrang dalan wae ra wani nengah. Padahal kuwi nnyopir sepeda ontel! Haha.. Lha nek dikongkon nyopir mobil, woh iso membikin macet dunia! Huahahah
Kalau kita kaya tapi masih bisa hidup sederhana, kenapa tidak?! Kenapa harus mikirin anggapan orang. Yang penting kan diri kita nyaman dan nggak ganggu orang lain mas. Jadi, tetap sama pendiriannya mas Ndop aja-meskipun susah dan banyaaaaaak sekali godaan. (tuuuh, udah banyak ditambahi lagi ama kata “sekali”)
mungkin si bapak yg ngerokok sampe umurnya awet itu keliatannya masih sehat2 aja,tapi kita kan nggak tau apa penyakit yg ada di tubuh beliau? bukannya mendoakan loh ya #saya tunggu deh cerita/kabar kelanjutan si bapak yg panjang umur-meskipun merokok
kayaknya yg ngersa pusing gara2 nyium asap rokok secara nggak langsung(apalagi merk tertentu yg asapnya bau banget-hrs nyemprotin pewangi ruangan dulu baru balik netral bau ruangannya) cuma saya #semoga jumlah perokok semakin berkurang
wis entheng yo mas lek wis curhat
Bener banget kuwi. Sing akeh terjadi khan justru sebaliknya. Wong ra nduwe duit mekso nduwe mobil, padhaal kredit.
He eh ki wis lego nek bar curhat..
Apik mas posting-e. Anti mainstream, dalam arti positif.
Syarafe pas pedot mas, dadine postingane koyok ngene
Enak toh numpak bis patas. Dari dulu kemana aja kamu ndop? ndekem ndek kamar garap vektor ae yo. Hahahahaha…..
Aku setuja kalau merokok itu kebiasaan buruk. Aku dewe gak seneng bau rokok. Ojo sampek tergoda merokok gara-gara gak srawung. EGP aja jawab e.
Kebersihan sebagian dari Iman. Ojo buang sampah sembarangan ya.
Huahahaha iyooo.. aku ki ndekeeem tok ndik kamar.. Lha boloku Nganjuk ki dijak dolan ning kutho podo ra gelem. Gak gaul blas. Padahal loh bensin tak bayari, tiket bioskop tak traktir, tetep ra gelem.
Yo wis nek ngunu. Aku ae ndop sing ngewangi ngentekno duitmu. Lebaran jatahe wisata kuliner gado gado biyen iko loh. Bek menowo koen due langganan gado-gado enak liyane.
Loh iyo jelas. Sing kae ternyata enek sing ngalahne enake.. Yoiku ndik Warung Baru. Wis suk mben tak jak sepedahan mrono.
Asik….enek gado-gado enak liyane. Insya’Allah aku mampir, soale karo minta fotoku sing nang Sedudo.
Di Tulung Agung beli hiasan dari batu marmor nggak? :D
Ah .. soal sampah aku juga mengalaminya November lalu, habis makan arem arem, kerabat bilang lempar aja daun pembungkusnya ke luar mobil, aku ngotot nggak, mau taruh di tas kresek biar ntar dibuang ke tempat sampah kalau sudah turun, kerabat tetap ngeyel, aku juga nggak kalah ngeyelnya, ampun deh :(
Jauuuh, ini Tulungagungnya nggak deket sama gunung marmer mbak. Huahahaha… perdebatan kalau sama orang yg beda prinsip dan gak open minded itu hanya akan bikin mangkel..
Btw, baca judulnya jadi pengen tanya kapan mau curhat di DE? hihihi *dilempar klepon* :D
Huahahaa.. khan aku punya blog sendiri.. (blog khusus curhat juga ada), ngapain juga curhatnya ke blognya orang lain? huaahahaha..
Cie cie curhat dia,,, kudu ngguyu terus kudu piye hahaha…
alah cak lingkunganmu sama kok koyok lingkunganku… mereka kan mindsetnya mainstream toh. lah sampean kan anti mainstream hahaha. Tipsnya sih tetep melakukan menurut idealisme kita, dibuat sante aja.
Tapi nek aku duwe iPhone masio aku ketok gak duwe duwet tapi wong-wong percoyo ae kok hahaha :p
Tapi sampean kan barang cak yang bisa dibanggakan, nek aku dilokno gak isok tuku mobil utowo gadget keren tak sekak langsung “masio hapemu canggih tapi kuwe loh gaptek, masio koen iso tuku mobil tapi lak gak iso se dolan nang luar negeri muahahaha”
Huahahaha.. brati nek misale mereka membahas kekayaan, kita mbahas blog wae, biar mereka tau rasa kalau gaptek itu nggak enak.. Nah, kesempatan buat mencela balik mereka, misalnya, “Yaah, lu gaptek amat? Punya mobil kok gak bisa ngeblog? Itu duit beli mobil darimana coba?” *kemudian petir menyambar*
Egois banget sih? Sampah kulit duku aja gak mau bagi2….
*lempar duku sak pika-pikapnya*
:wink: aku yo pernah mas koyo ngunu haha,,, terutama soal rokok dan Kopi.. putune mbah ROIS sing ra rokokan karo ngopi mung aku,,, haha
Huahahahaha.. berati kita senasib tenan!
haha aku yo sering mas koyo ngunu,, terutama soal rokok karo kopi :D
Mas ndop lagi galau nih yeee..Galau sing produktif yo koyo ngene iso ngehasilke tulisan, haha
Huahahaha.. galaunya khan bukan saat nulis..
manteb mas, ojo galau galau ngko kurus maneh. kunjungi blog aku ya makasih banget
Huahahaha siap!
Waaaa. Curhatannya panjang bingit. pundakku capek nih menopang kepalamu bang…
Huahahaha.. iya buanyaaaak… Soalnya rapelan..
Nek rapelan duit rapopo…
karcise lumayan ya mas ndop,,luwih larang daripada jombang-surabaya naik harapan jaya 11 ewu hehe :D
Jelas lah kang.. Patas soale. Hahhaa
kalo masih ditanya replika atau nggak, kasih pinjem aja iphonenya ke temenmu mas. suruh pegang, lalu diraba, lalu diterawang wkwkwk
kali aja temenmu itu ternyata gak tau ngebedain iphone replika sama yang asli. jadi cuma asal nanya doang hhehe
Iyo bener.. Mereka yg bertanya begitu kok kebetulan gaptek semua..
hahaha gokil
kalo aku percaya iphone5 ga replika,, pasti asli (perkara bayarnya cash atau kredit itu bukan soal,,hehehe)
ampun mas
Hahaha… cash dong.. Khan aku pekerja keras maaas..
Kereeen… Pekerja keras
Sudah ada peringatannya, kalo mengikuti orang kebanyakan itu belum tentu benar. :D
Ya semacam pengalaman sampeyan itu, banyak paradigma pandangan yang salah. :D
Ngerokok dipuji, buang sampah sembarangan malah disarankan. Kadang ngelus dada, soalnya di sekitarku juga banyak kek gitu.
Mungkin ya, orang cari aman. Yang banyak pengikutnya berati aman. Senajan mengingkari hati nuraninya.
aku juga lama gak posting Ndop. wakakakakaa
Huahahah.. hawanya males banget..
hahaha keep writing mas ndop. sapa tau tulisannya bisa dijadikan buku atau bahkan dibikin film. kayak raditya dika :D
Sip makasiiih…