Melihat Pameran Sharaku di Galeri Semarang

Anggap saja ini cover postingan
berjudul “Melihat Pameran Sharaku di Galeri Semarang”

Mas Bagus Aditio butuh bantuan untuk memvectorkan wayang miliknya. Sebenarnya dia sudah order ke orang lain, tapi katanya belum dikerjakan sama sekali sudah beberapa hari ini. Walhasil dia butuh bantuan banget ke saya. Oke deh. Aku sudah lama ndak liburan juga nih. Mas Bagus meminta saya membawa leptop. Karena nanti saya menginap di rumah barunya yg belum ada tipinya. Oke deh.

Karena bawa leptop dan merasa bahwa semua kerjaan akan terhandle, walhasil rencana liburan selama dua hari pun merembet menjadi 5 hari. Ini kasusnya sama kayak liburan pertama ke Semarang dulu, yang rencana cuma 2 hari malah merembet menjadi 10 hari.

Oh ya, kunjungan ke Semarang ini kunjunganku ke tujuh. Dan kali ini saya HARUS MAMPIR ke Lawang Sewu. Itulah alasan kenapa waktu merembet jadi 5 hari karena cuaca di Semarang yg hujan dan kesibukan temen-temen yg gak bisa anter aku ke Lawang Sewu.

Baiklah, kira-kira 9 jam perjalanan naik bus Mira dari Nganjuk ke Solo (karcis sekitar 18.500 rupiah), lalu diteruskan naik bus Safari dari Solo ke Semarang (karcis sekitar 20 ribu). Dari terminal Terboyo mas Bagus menyarankan saya untuk naik angkutan jurusan Johar dan turun di SD Kobong.

Baiklah, Mas Bagus pun menjemput. Aku dibonceng motor dan tercium bau semerbak syampo pentin. Oh mas Bagus habis keramas nih kayaknya. Sama dong, aku juga habis keramas pakek pentin.. Ternyata kita berdua memang berjodoh *oke ini nggak penting untuk dibahas*

Singkat cerita, besoknya kami bersama mas Sriyono budal melihat pameran Lukisan Jepang. Jadi Sharaku itu seniman Jepang yg mempunyai cirikhas karya yang unik. Dan pameran kali ini bukan memajang lukisannya Sharaku, tapi Tribute to Sharaku. Dengan kata lain, yg dipajang adalah karya orang lain yg ngefans sama Sharaku dan menginterpretasikan karya sharaku sesuai pemahaman masing-masing..

Oh iya lupa, ini dia fotonya mas bagus, si pembuat wayang (bukan dalang tapi), biar pada tahu..

Singkat cerita, sudah nyampe Galeri Semarang, tempat diadakannya pameran Sharaku. Photo-photo yuk!

Laper. Sarapan dulu ah. Saya sarapan bareng teman-teman Kuburupo, semacam perkumpulan anak seni rupa gitu deh. Habis makan, photo-photo dulu yuk..

Dari kiri ke kanan: Husni, ndop, Dani, Wisnu, Amin.
Semacam Ndop & Kuburupo Band. haha.

Ayok masuk ke Galeri, ada pemutaran film loh..

Yang di sebelah kanan itu Chris dharmawan, pemilik Galeri Semarang

Aku gak begitu paham kalo nonton film secara rame-rame begini. Sumpah. Beberapa kali nonton bioskop, aku selalu nanya kiri kanan, ceritanya maksudnya apa sih? gitu. Dan kali ini pun begitu. Aku gak paham. Kalo nonton film sendiri khan bisa direwind, jadi kalo gapaham bisa diulang haha..

Film di atas ini kayaknya sih menceritakan kebangkitan Jepang setelah kena gempa. Gitu apa bukan yah? *geleng-geleng *I realized that I’m not a good film reviewer*

Mari kita turun ke lantai satu. Tadi khan belum sempet liat lukisan-lukisannya. Wuih, lukisannya unik bin mejikel (baca: magical). Ada kesan mistis yg kuat di ekspresi muka lukisan Sharaku ini. Pandangan sedih, pandangan tidak bersahabat, meremehkan. Posisi bibir juga begitu, agak-agak sinis, protes, marah. Serem…

Yang mukanya kayak lukisan yang mana ya? #eh

Dua-duanya lukisan realis Sharaku. Semuanya digital soalnya. Maklum seniman jaman sekarang, suka yg insetan-insetan #eh

Ndop dan Arief Yudanto, koordinator ndofans™ chapter Semarang.
Btw, kamu udah daftar jadi ndofans™ belum?
Kalo belum bisa mendaftar di koordinator ndofans™ tiap kota yah..

Sharaku mata satu haha.. *Do not take seriously ya kakak*

Lihat lukisan sebelah kanan, jadi kangen sama seseorang.. #ups

Berfoto bersama ORArT ORET

Ndop sambil memegang brosur berfoto di depan tembok yg menjelaskan apa itu Sharaku

Laper. Makan yuk. Ada hidangan jajanan di lante bawah. Ayo serbuuu… eh ada pak Aryo, dosen dan seniman yg disegani di Semarang lo, photo-photo dulu ah..

Ndop dan Pak Aryo. Kayak anak dan Bapak ya? #harusbilangiya #kasihduit

Mas Sriyono yg pakek kaos kuning dan yg pakek kaos putih siapa lagi kalo bukan whiz, sang ahli design apa aja dari Rembang yg tersohor itu. Ada mas Gun yg berdiri. Yang kaos merah aku gak kenal #okesip

Woh ada whiz di bawah sana!! Sebagae seorang fans, aku langsung turun tangga dengan semangat dan langsung berpelukan cipika cipiki.. *ditendang whiz sampe nganjuk* salaman. Pingin ngobrol tapi kok dia lagi asyik sama Sriyono. Lagian mau ngobrol apa juga belum siap materi. Maklum ngobrol sama orang penting dan sibuk macem whiz, harus tentang hal-hal yg penting, gak boleh guyonan macam sampah serapah. #okesip

Jam menunjukkan pukul 2 siang kurang sedikit. Pemutaran film kedua adalah jam 2 siang. Aku belum sholat dhuhur! Wah, aku pun dilema. Walhasil aku pun tanya-tanya satpam, dimana letak musholla terdekat, ternyata ada! Langsung meluncur… Sendirian… Biasanya sih dulu sama whiz

Selesai sholat jam 2 lebih. Aku buru-buru masuk ruangan pemutaran film di lantai dua. Dan mendadak bosen banget! Damn, ini mood kemana coba. Hey ndop, kamu sedang bersama teman-temanmu. Ayo semangat!!

Aku keluar ruangan karena gagal mengatasi kebosanan. Kebetulan bertepatan dengan adzan Ashar. Oh, oke ini #kode dari Yang Maha Kuasa. Langsung menghabur ke Musholla lagi. Sholat berjamaah. Ya Alloh, mendadak alim banget nih diriku..

Males balik ke Galeri, aku malah jalan kaki ke Gereja Blenduk. Nyekets.

Nyeketsa irit kertas, karena pakek pensil dulu baru ditebelin pakek drawing pen. Hihi…

Ndop dan sketsanya dan Gereja Blenduknya.
Mirip gak hasil sketsa sama gerejanya? Mirip dong!!! #kasihduit

Lelah. Beli makan. Lalu kembali ke Galeri. Ternyata ada makan-makan jajan lagi. Onooo.. perutku sudah kenyang. Ambil satu risoles. Lalu pulang..

The end..

______________________________
Tunggu postingan selanjutnya tentang Lawang Sewu yah…