AUDISI INDONESIAN IDOL 2008
|Update 18 Februari 2008
Buat teman-teman yang telah mendoakan aku untuk masuk di babak spektakuler di Indonesian Idol 2008, aku mohon maaf sebesar-besarnya. Karena aku baru babak precast saja GAGAL. Padahal babak precast adalah babak paling bungsu. Alias cuman tes awal saja. Tes menyanyi di hadapan juri orang biasa, bukannya artis kayak Titi Dije dan Indra Lesmana. Padahal untuk menuju ke juri artis, musti nglewatin babak selanjutnya lagi, yaitu babak videoboot. Kurang jelas aku tulisannya seperti apa. Pokoknya di babak Vidiobut itu, kita-kita para calon penyanyi disuruh nyanyi (yaiyyalah, masak disuruh nyuci!). saya ulangi lagi, kita-kita disuruh nyanyi dengan direkam kamera plus ada jurinya juga. Jurinya masih orang biasa.
Inilah cerita selengkapnya yang saya liput selama 2 hari kepungkur.
Pagi-pagi buta (menyewa bahasanya Dian Sastro), aku sudah bangun. Langsung sholat, mandi. Dan hal itu adalah tingkah lakuku yang langka. Sehari-hari, aku bangun jam setengah dua siang, mandi jam dua siang. Karena malamnya, aku memang suka gantiin kelelawar yang sedang ronda. Apalagi pas ada bagi-bagi mangga. Waah… aku paling semangat buat rebutan sama kelelawar-kelelawar itu. Tapi aku selalu kalah, soalnya dia curang sih, dia lo pakek sayap, lha aku kan nggak punya sayap. Khan nggak fer dong namanya….<— ngomong apa sih????? Kita kembali ke jalan yang lurus… Semua pada curiga, tapi pura-pura cuek. Hnah, yang nggak bisa nyembunyiin kecuekannya adalah ibuk. Alhasil aku ditanya,”arep nandi Ndop??” dengan logat Tulungagungnya. “Dolan nggone koncoku,” aku pun menjawab seenaknya “Ojo lali lo, ngko jam papat enek slametan nggone Kusmedi. Acarane lamarane Nunuk. Ngesakne lo, mosok gak teko.” Kata Ibuk. “Insya Alloh…,” hanya itu yang bisa aku ucapkan… Langsung mak mblesit budal… pokoke tanpa melihat ke belakang lagi… Nyegat bis nang pertelon gang. Entuke len. Oke lah. Gapopo. Weerr…… menuju ke terminal Nganjukjokarto. Alhamdulillah langsung ada “Sumber Kencono” The wildest bus ever. My favorite bus eva. Mak plencing, nyolot “mak plug”. Golek lungguhan, hnah, ini dia ada kosong…. Aku pilih yang kursi dua. Dari berangkat sampai ke Surabaya, aku nggak ada partner duduk alias dewean terus. Alhasil, sikilku yang panjang semampai namun berbulu lebat itu, sangat amat bebas berpetakilan ria ke sana-ke mari. Jam dihape menunjukkan pukul 11 siang. Dan sampailah aku di esbeye. Langsung aja naik bus Ijo. Turun Giant. Langsung jalan kaki menuju Maspion Convention Center. “Mak Gedubrak jerantal” wuih… pesertane… berjut-jut!! Ya amplop ya prangko, seperti inikah banyaknya orang-orang yang mau jadi Idola Indonesia???
Dengan segala kecuekan, aku pun bertanya ke kru RCTI yang badannya subur-subur semua itu. Dan keberanianku bertanya sangat mengilhami para peragu-ragu yang berjejer di pinggir trotoar pintu masuk MCC. Mereka lo, berdiri-diri nggak jelas. Wong gak jelas kok nggak nanya? Trus mau tahu dari mana? Menunggu ilham datang?? Ilhamnya datang kalau kita mau bertanya khan??
Alhasil, aku nggak ada acara berdiri-diri nggak jelas. Tapi digantikan acara berdiri-diri panas. Dengan suhu kira-kira 40 derajat ke atas (suhu panas Surabaya berapa sih??), aku dan rekan-rekan calon aidol dipepe selama EMPAT JAM!!!
Badan kita-kita, para calon arteeees!!, sudah pasti keringetan pol-polan. Apalagi 75 persenan semua pakek jamper (Jaket yang ada tutup kepalanya, red.). kalau dianalogikan, jamper itu bagaikan dandang, matahari bagaikan kompor, tubuhku yang kurus kerempeng adalah bandengnya…
Kami-kami sebagai wakil daerah masing-masing pun merasa dehidrasi pastinya. Untungnya ada yang jualan di luar MCC. Walaupun musti keluar “arena” antrian sebentar, aku pun beli satu. Yaolo bos, harganya selangit. Kalau minuman mineral itu semua laku, mungkin si penjual bisa dapet omset dua kali lipat!! Dasar iso ae sing dodol, mumpung kabeh podo butuh, dee sengojo ngelarangne dua kali lipat! Tapi apa artinya uang tiga ribu rupiah di saat dehidrasi menyerang??
Sambil manggut-manggut gak jelas karena sambil mendengarkan MP3 ku yang kuisi lagu-lagu hip-hop milik Ice Cube, aku menikmati setiap detik waktuku dengan semenyenangkan mungkin. Banyak yang iri denganku, kok aku bisa senyum-senyum sendiri di tengah hawa panas menyengat tubuh sih? Hahaha… belum tahu dia, music seems like a energy to me…
Bukan itu saja, aku senyum-senyum sendiri itu karena ngeliat kostum peserta yang 80 persen pakean distro semua. Tahu nggak, yang sejenis soft jins yang semakin turun ke bawah, semakin menyusut. Trus pakek sepatu yang sama modelnya.
Sebenarnya bukan mereka sih yang banyak aku tertawain, tapi aku sendiri… soalnya, aku benar-benar themeless. Nggak ada tema blas. Dari bawah ke atas: sandal Carvil yang ada magnetnya, jins murah yang biasanya ada di umbruk-umbrukan Ramayana, Matahari, dll. Kaos merek Proshop, jamper merek Ice Walk, Topi merek Cardinal. Untuk urusan warna, dari atas ke bawah: merah, hitam, abu-abu, biru, coklat. Wahai para designer baju, sudah mecingkah warna bajuku?? Kayaknya warnanya mbeleset pas sandal deh. Masak coklat sih??
Ternyata ada yang lebih parah. Tepatnya urutan ketiga di depanku, masak dia pakek baju PRAMUKA sih??? Lengkap sak dug-dugnya, kabaretnya, sepatu hitam, kaos kaki hitam… untung aja dia nggak bawa tongkat pramukanya sekalian… mungkin bakalan diusir kali… Eh, ada tim Naruto lo… sayang yang jadi Naruto perempuan. Sekitar empat ekor yang memakai kostum naruto sak bolo-bolonya. Komplit sak loggo dan asesorisnya. Malah ada yang bawa asesoris kebanyakan, yaitu pagar. Emangnya ada ya, Naruto yang bawa pagar?? Aku ndak tahu tuh, soalnya nggak sering nonton pilm kartun. Tapi kok pagarnya dipasang di gigi ya???
Trus ada yang berusaha mengubah warna kulit mukanya dengan menempelkan berkilo-kilo bedak… padahal mata jeli saya tidak bisa ditipu bos. Tuh, tangan lo masih item tuh, nggak ikut dibedaki juga toh, mbak?? Padahal, menurut saya, mending operasi plastik aja bos. Lebih murah dan praktis. Apalagi di saat pencemaran lingkungan gara-gara plastik sedang marak-maraknya. Tak sumbang toh?? Oke, kayaknya banyak tuh ember pecah di rumah.
Kayaknya empat jam dipepe jadi nggak terasa gara-gara ada yang berpenampilan unik dan konyol. Nggak ada mereka, mungkin sudah ada yang semaput kali. Dan memang terbukti banget, soalnya emang nggak ada yang semaput. Padahal yang belum sarapan pun nggak sedikit. Beda sama upacara bendera pas kita-kita SMA dulu. Sarapan nggak sarapan, tetep aja ada yang semaput. Walau cuma sejam doang, nggak panas pisan.
Akhirnya, aku pun tiba giliran mendaftar ulang… Sebagai tanda telah daftar ulang, peserta harus mencelupkan jari kelingking kanan ke dalam tinta. Jadi berasa Pemilu.
Setelah itu masuk ke ruangan. Aula di dalam terasa dingin. Dengan lampu di setiap meter piannya, pencahayaan jadi oke. Apalagi ditambah dua lampu super terang yang menerangi kita-kita para calon penyanyi idola. Acara bernarsis-narsis ria pun tak terelakkan ketika kamera RCTI berlalu-lalang membidik kita-kita. Aku males bernarsis-narsis ria, soalnya aku haus plus lapar banget. Untung ada mbak-mbaknya yang nawarin Pop Mie. Yaudah, langsung aja dalam hitungan detik, mie panas itu ludessss… tinggal kuahnya doang! Kuahnya dibuat minum pada saat haus ini dat
ang lagi. Hehehe… minuman kok gurih!
Sori ya bos, aku nggak punya hape kamera. Jadi acara poto memoto emang nggak ada. So, u musti betah ngebaca postingan ini dengan sedikit gambar. Semoga aja u betah ya bos…
Ayo, yang pada kasihan, dibelikan dong si Ndop kamera Digital. Kessian khan kalau musti posting tanpa gambar terus.
Tapi memang missiku itu sedang belajar menulis novel. Menurutku lebih enak membaca novel dari pada membaca komik. LEBIH PUNYA TASTE!!!! Kamu??? Kembali ke barisan!!! Kameraaaaaa….rolll on… action!!!!
Akhirnya, giliranku dipanggil pun datang. Ada perasaan, aduuh jangan dipanggil dong, soalnya belum siap niih.. trus ada perasaan yang lain, aduuh… cepetan dipanggil dong, selak luwe niih… bingung-bingung ku memikirnya…
Maju ke depan bersama sepuluh kontestan lainnya. Disuruh baris. Dicek satu-satu. Disuruh jalan kayak sepur-sepuran. Trus baris lagi. Trus disuruh duduk. Ada lima lapis kursi berderet sepuluh-sepuluh. Deret paling depan dipanggil giliran menyanyi, deret di belakangnya menggantikan. Begitu seterusnya.
Pas dipanggil satu tim bersepuluh, semua jelas punya perasaan yang sama, yaitu: NDREDEG!! Apalagi pas nunggu giliran menyanyi…. Waaah… mak jedak-jeduk-jedak-jeduk… dan aduh, kenapa aku urutan kedua??
Dan aku pun memasuki bilik ukuran dua setengah kali dua setengah meter. Di bili itu, kita benar-benar disuruh-suruh nggak boleh nolak. Tapi ngeles boleh. Hehehe… contohnya saya, saya disuruh nyanyi reffnya saja, ee.. saya ngengkel, saya maunya satu lagu komplit,walau nggak semua lirik. Alhasil, belum nyampek reffnya, aku di “CUT” secara tiba-tiba. Benar-benar seperti penyiksaan. Masak lagi enak2nya nyanyi, pas bagian semangat-semangatnya, eee… dikat. Kurang Amplop!!
Lalu duduk kembali ke tempat semula. Belum lega tuh, masih “mak bregedek-bregedug” jantung ini. Soalnya masih akan diumumkan hasilnya setelah kesepuluh-sepuluhnya selesai nyanyi.
Kita bersepuluh, menuju tempat duduk lain di ruangan lain. Bilik-bilik ditata sedemikian rupa secara acak. Seperti pazel. Dan… pengumuman pun dibacakan…
Tiga orang, kalau nggak empat, lolos. Aku tidak termasuk… yaaah…. Aku pun pura-pura lemes. Biar berasa gemanaa geto…Padahal?? Benar-benar lemes. Hehehe…. Lapar Buuuoooss!!!
Pulang dengan langkah gontai…tapi ketika ada yang lihat, disemangat-semangatkan biar gak ngisin-ngisini. Nggak ada acara tangis-menangis di sana. Yang gagal, ya gagal aja, yang lolos, ya lolos aja. Kayaknya nggak pakek “tangisan cino” yang kayak di tipi2 itu. Yang nangisnya sampek “mbrebes mili” itu. Masi mending kalau mbrebesnya dari mata, kalau dari hidung? Ngisin-ngisini bos. Opo maneh mbrebese teko lambe… tambah nggilani…
Habis itu aku bingung. Waktu sudah pukul setengah delapan malam. Lalu tolah-toleh ke sana ke mari. Bingung nyari pintu keluarnya. Alhasil, mbebek aja…
Sampai di poskamling, aku bertemu para gagaler Indonesian idol alias yang gagal lolos ke babak selanjutnya. Mereka pada lesu-lesu semua.
“Piye bos??” sapaku tanpa memerdulikan dari mana asalnya, apa bahasanya.
Untung mereka orang jowo semua. Dan mereka emang sama nggak lolosnya.
Akhirnya…. Ada tempat curhat!!
Mereka pun ternyata nggak hanya satu kali ikutan aidol. Tapi sudah pernah ikut juga sebelumnya seperti aku. Lalu kita-kita pun mengobrol…
Ya oloo…. Kita ngobrolnya nyambung banget bos!!!!! Secarak kita-kitak emang hobinyak sammak semuak, yaituk menyanyik.
Salah satu ada yang sampai babak selanjutnya, tapi gagal di babak vidiobut, gara-gara batuk di tengah-tengah lagu… (yaiyyyiiiaaalllaaahhh….)
Kami pun bertukar-tukar nomer hape. Standar lah… jaman sekarang…
Dan berencana mau ikutan audisi tahun berikutnya… siip lah bro!!
kita ketemuan tahun depan bro…
mereka-mereka pun pulang…
aku sendirian plonga-plongo…
mobil-mobil mewah menyentrongiku dengan lampunya yang sombong….
Titik-titik hujan di atas sana terlihat jelas tersentrong lampu iklan… pemandangan yang bagus!
Trus temanku bernama Purwodani Prasetyo pun datang… (Dan, awakmu tak promosikno nang blogku loh!!! Ayo mbayar!!! Hehehe…)
dia memang sedang berbaik hati padaku. Dia mau ngantar ke gebang ke kosnya Aditya Hidayat Jati (Jat, tak promosikno lo jenengmu, ayo mbayar Jat!! Hehehe…)
Kebetulan di kamar itu ada Ade Irfandy Suyatno (hehe.. iki barang, ayo mbayar!!)
Beberapa saat kemudian, langsung mak klesek aku turu….
Memang sangat ngantuk aku, sebelum naik bus ke Sby, aku nggak mau ketinggalan nonton Alien VS Predator di Bioskop.
Bioskop gratisan alias Bioskop TransTV. Baru bisa tidur jam dua malam.
Di hari pertama ini, ai wuud laik to thanks to:
- Ruli, thanks atas semangatnya!!
- Mbak Anindya dan temannya, thanks telah dibelikan Pop Mie.
- Seorang bertubuh tambun, berjaket putih, berkulit item, bercelana -yang saknya banyak- berwarna krem… kamu penyemangatku bos!! Sopo kuwi Ndop?? Anu bos, dee kuwi lucu, nek aku kesel gara-gara ngantri, pas ndelok bocahe langsung ngguyu… soale lucu… hahaha…. Jadi tambah semangat!! Trus kadang-kadang tak bayangne nek dee gundul, nek dee kuru koyok aku, nek jakete dicepot, trus tibake dua orang berada di dalamnya… hahaha…. Dasar wong edan!!!
- Buat kru-kru RCTI yang tubuhnya subur semua, kalian adalah obsesiku!!! Kapan ada lowongan jadi kru nih?? Aku mau dong.. biar bisa subur kayak eloh-eloh… bosen kerempeng terus!
- Purwodani Prasetyo, yang sudi mengantarku ke rumah Aditya Hidayat Jati.
- Aditya Hidayat Jati, yang sudi memberikan sedikit space kamarnya untuk saya klesoti… untung aku gak ngiler Jat!
- Buat Chandra, yang dengan sangat senang mengantarku beli sego goreng…
Bangun jam setengah enam in the moning. Ngenet. Blogging. Buka www.indonesianidol.com. Ternyata pendaftaran sudah tutup. Aaaah…. Kecewa…
Maunya ikutan lagi… abis yang kemarin emang kayak penyiksaan. Dipepe nang panasan empat jam, didinginkan di ruangan selama empat jam juga. Hhh…..
Dan di pukul 10 am, aku pun berangkat ke sana….
Sampai MCC, langsung tanpa banyak basa-basi aku nanya kru RCTI.
Mendengar jawaban melegakan, aku langsung excited gak karuan. Ternyata, boleh ikutan lagi boss!!!
Aku pun dengan semangatnya membeli Koran Sindo yang memang ada formulir pendaftarannya. Saking semangatnya, aku nggak sadar kalau sedang ditipu. Lima ribu rupiah harus kurelakan untuk membeli koran. Baru sadar ketika tadi pulang naik bis. Ternyata harganya dua ribu saja!
“plak” , batukku tak keplak!! Adduh, ketipu aku…..
Kuisi formulirnya…
Eeeeeeeee……… tiba-tiba ada yang nyelonong…
“masnya, mau ikutan lagi ya?? Emang boleh ya??” mbaknya ini aneh banget… masak bedaknya belepotan gak jelas. Dan
sepertinya kata “chemonk” lah yang pas untuk muka mbaknya itu. (mbak Dian Sastro, aku pinjam lagi kata2nya)
“Boleh kok mbak, tadi udah nanya ama krunya katanya boleh”.
“tapi kok aku nggak boleh ya? Tadi pagi udah audisi, trus nggak lolos. Mau ikutan lagi, nggak boleh kata masnya,” kata mbaknya yang semakin lama aku kok semakin mengenalnya…
“Aku tadi udah nanya mbak, katanya boleh ikutan lagi kalau kemarin udah ikut.”
Dan kami pun berada sangat dekat. Karena mbaknya emang lagi nyatet jadwal audisi di Jogjakarta… yang kebetulan ada di formulir yang sedang saya pegang.
Sambil dia melihat tulisan itu, aku sempet2in ngeliat mukenye sekali lagi, kuperhatikan sekali lagi… dan lagi… dan anganku teringat pada artis “coba lagi award” yang pernah mencium Daniel Mananta.
Yang nyanyi lagunya “Pilihlah Aku” dengan sangat sukses. …..Sukses ancurnya!!!
Trus nyanyi lagunya “Sang Dewi” dengan penjiwaan yang dahsyat!!… dahsyat Gilanya!!!
Saking penasarannya, akupun bertanya….
Dia bilang iya, aku bilang masa sih?? Dia bilang iya, aku bilang coba lihat KTP-nya dong mbak?penasaran niih….
Dan mbaknya pun merogoh isi tasnya. Isinya amburadul wis pokoknya… eh, ada rotinya… roti “xxx” dan ia temukanlah potokopi KTP-nya dan menyerahkan kepadaku.
DIIEENG!!!!! GLODAK!!! Aku berada tepat mepet di sebelah “””SUCIYATI”””
Langsung aja nafsu isengku pun tak terelakkan. “Mbaknya bener Suciyati khan?? Ayo mbak, nyanyi “pilihlah aku” di depan sini lo mbak…??”
Tanganku menunjuk ke depan. Dia nggak mau nyanyi. Katanya dia kesel ama RCTI karena sudah marah-marah sama dia. Katanya, gara-gara dia, makanya Daniel putus sama kekasihnya…
HWELKKHH!!! JUH..JUH….!!!
Hahaha…. “masa sih mbak??”
“Iyya, dibilangin nggak percaya!”
“Alaah, bo’ong… buktinya kok nggak pernah nongol di acara gosip di tipi? Hayooo…”
Dan dia pun tetep ngeyel… dan aku tetep nggak percaya…
Gila boooos…. Dia deket banget sama aku. Nempel lagi. Wuih pakeannya, norak banget. Bedaknya chemonk, kayak anak dua tahun habis mandi trus dibedaki ala kadarnya gitu…
Karena takut ketularan, aku pun menetralisir keadaan dengan pindah tempat ke mana kek pokoknya jauh-jauh dari makluk planet ini… dan tiba-tiba…
“MAS DANIEL!!!” Suciyati pun dengan lantang memanggil “kekasihnya” itu.
“Hey..!!” Si Daniel pun menjawab.
Lalu, si Daniel yang rambutnya dicet hailait kuning, ilang masuk mobil bersama manajernya. Dan aku masih berada di sebelah makluk planet terchemonk di seluruh jagat raya ini…
Alhasil, aku pun langsung ninggalin dia begitu saja. Menuju tempat daftar ulang. YESS!!! Aku bisa masuk ruangan lagi. Lho kok sepi??
Ternyata di hari kedua ini, pesertanya emang menurun 75 persen. Alhasil aula hanya terisi nggak ada separo. Kosong blong…
+++++++++
Kami bersepuluh dinyatakan lolos… lolos untuk pulang ke rumah masing-masing…. Yaaah…. Akhirnya boos…. Pulang juga ke kampung halaman…. Dan impian pun harus dipendam selama kurang lebih setahun… nggak papa, cari pengalaman….
Padahal lo… kalau melihat performance para peserta, udah lumayan kok. Mungkin si juri ngeliat story formnya. Memang kita-kita disuruh ngisi pertanyaan-pertanyaan macam “siapa idola + alasan”, “kegiatan selama seminggu”, “pekerjaan”, “pengalaman paling berkesan”, “pengalaman terpahit”, dll. Dan menurut pengamatan saya, story form itu sangat amat berpengaruh pada kelolosan babak pertama ini. Soalnya yah, kita-kita pas nyanyi itu, nggak didengerin sama jurinya secara serius. Dia malah sibuk baca storyformnya. Trus tiba-tiba… “sudah”. Dan kita pun terpaksa berhenti. Dan keluar ruangan….
Memang menjadi Idol itu harus benar-benar siap segala-galanya. Kalau masih kuliah, trus suaranya hanya “bagus” saja. Mungkin nggak diloloskan. Tapi kalau pekerjaannya di isi “menganggur”, mungkin bisa lolos. Masuk akal sih, soalnya Idol kan bukan sebuah pelarian. Idol bukan ajang mencari resiko harus kehilangan pekerjaan misalnya, harus berhenti kuliah misalnya.
Aku bersama seorang kenalan dadakan bernama Teguh Prakosa, Iir, Ayu, bersebelahan duduknya. Kami untungnya cair aja ngobrolnya. Saya, Teguh, sama Iir satu tim. Dan sama-sama masuk ke Ruang 4. Alhasil ketika diumumkan bahwa tim kita nggak ada satu pun yang lolos, kita-kita pun dengan leganya bilang,”Ayo karaokean yuuk, ayo bikin Vocal Grup saja, Iya, Namanya Grup Ruang Empat,” dan yang mengejutkan, si Mbak yang aku ndak tahu namanya, yang dari tadi berjaim-jaim ria kepadaku, berbahasa Indonesia layaknya orang Jekahtah, berbaju kuning, cantik pula, bilang………. “MBENCEKNO!!!!”
GLODAK!!!
Dan kita-kita pun tertawa-tawa… wuih senenge cah… nek wis koyok ngene…..
Aku dan Teguh langsung jalan-jalan aja ke Giant. Karena si Teguh lapar, dia pun ngajak makan dulu di mekdi atau apalah. Eeh… dapetnya di restoran sebelah pintu masuk Giant. (namanya lupa!)
Dia mesen es the + nasgor. Sementara aku mesen jus apel. Tahu nggak berapa harganya?? Jus apel saja delapan ribu rupiah!! Insane ya??? Dulu pas SD, harga Es Jus itu seratus perak. Sekarang delapan ribu. Jadi sudah naik 80.000% . Alias, kalau kembali ke jaman dulu, uang 8000 bisa buat beli es jus untuk 800 orang!!
Aku rasa-rasain, mmm… enak sih. Tapi standar. Nggak ada susunya, nggak ada coklatnya… masih enak es jusnya kantin ITS yang harganya di bawah empat ribu udah plus susu coklat.
Pulang, kesasar pisan. Lene mbujuki. Kene pingin mudun mbungur ee… dibablasne ae sampek stasiun. Ee… tibake dikongkon mlaku nang Mbungur dewe. Alhasil kasihan sama si Teguh, dia kayaknya nggak kuat kalau musti jalan panas2. Sampai Mbungur, aku pun langsung naik “Sumber Kencono”. Masih sepi pol… alhamdu??? Lillaaaah…. (wuih koyok mbak yai ae…hehehe…)
Si Teguh kayaknya mau naik Patas aja… dia koyoke loro. Soale teko Kediri dee durung mangan, trus audisi, trus ndredeg, dsb. Brati dee kelelahan. Aliase awake nggreges.
Cihui… dengan jurus -lagi-lagi- bertanya, aku pun dapet kartu langganan bus SK. Iyyes!! Bagus Ndop… hal-hal yang kamu nantikan ternyata harus diraih dengan usaha kecil, yaitu “bertanya”. Bertahun-tahun aku hanya mengharap saja dikasih ama kondekturnya kartu langganan. Ee… nggak dikasih2. Cuma gara-gara tanya iseng,”Mas, gak enek kartu langganan??”
Langsung saja, mase kondektur ngrogoh-rogoh saknya dan mengeluarkan kartu berwarna kuning itu.. aku pun kegirangan menerimanya!!!
Ternyata endingnya hepi ya…. Alhamdu???? Lillaaah…..
Di hari kedua ini, saya sangat berterimakasih kepada:
- Aditya Hidayat Jati (again) atas tumpangan mandinya….
- Ade Irfandy Suyatno atas pemutaran video sulapnya… yang keren abis.. dia lo bisa menerbangkan kertas di antara dua tangannya. Hebat u De…!!
- Teguh Prakosa, thankyu brah!! Atas mau menemani saya selaku wakil dari Nganjuk siti. Atas traktirannya Jus Apel tadi…
- Buat Pak Kondektur, matosuwo atas kartu langganannya… sangat berarti berat buat saya!!
- Buat seseorang yang ketika kupandang menyena
ngkan sekaligus mengenyangkan!!! Hehehe…
Proses Audisi:
– Ngantri di Terop
– daftar ulang
– nyelupin jari kelingking ke tinta (kayak PEMILU aja!)
– mengisi formulir di aula
– menunggu panggilan sesuai nomor registrasi
– menunggu pemanggilan untuk menyanyi
– jika lolos, interview, jika tidak lolos… bye..bye…
– jika lolos, masuk ke ruangan yang sudah dipasang kamera, menyanyi lagi. jika tidak lolos, pulang aja lagi…
– jika lolos, menerima undangan untuk audisi dengan Juri Indra Lesmana, Titi DJ, dkk.
– jika lolos, Ke Hollywood!!!! eh, gak deng, ke Jekahtah!!!
semoga berhasil ndop… lek berhasil dadi penyanyi kondang jo lali kanca lawas yo
hahaha… belum berhasil kok Nang tenang aja…
pesanan tanda tangan masih terbuka lebar kok untukku…
Gawekno foto kartun po’o … karo ajarono source code-e blog iki… .
@anonymous: kapan-kapan ya…
waduh ndop.. perjuanganmu saklek bosss … haha …
aku juga pernah lho ikut aidol. taon 2005.. lama yakk … wis gak maneh-maneh .. antri sakjubelan antrian surgo, iya kalo bau keteknya enak, bokkkk ada loh yang bau sambel terasi .. kagak nahannnn …
@poce: hahaha… lha aku malah sakno pol-polan.
ngarepku pas, aku berhadapan dengan orang yang sangat gemuk. dan yang menggilankan, di lehernya banyak PANUnya!!!
bukannya penyakit panu sudah punah??? di tengah-tengah banyaknya beragam merek sabun…
juga seperti Kutu Rambut alias Tumo, kayaknya juga punah… di tengah-tengah beragamnya merek shampo…
Selamat yah
@Indo. idol: blum apa-apa kok, tapi makasih atas ucapannya.