AKHIRNYA REKORKU TAMBAH LAGI!!!
|Bukan ndopar namanya kalau nggak meraih rekor. Dulu… banget, dia pernah melakukan hal konyol yang menurut dia (eh, menurut saya) adalah suatu pencapaian rekor. Yaitu jalan kaki dari Gebang ke Bungurasih. Kedengarannya sih, nggak rekor-rekor banget. Kalau misalnya u mau nyoba juga bisa.
Tapi rekor di sini adalah karena si Ndopar jalan kaki sendirian. Sambil menenteng tas yang berisi gombali mukio yang belum dicuci selama dua minggu. Belum lagi dia musti memakai baju rangkap lima agar isi tasnya yang kecil cukup untuk menampung baju kotor sebanyak itu. Belum lagi merasakan cenat-cenut sakit di ketiak kanannya yang terkena udun gara-gara jarang mandi karena sering pulang malam waktu masih musim ospek. Faktor lain yang membuat jalan kakinya dianggap rekor adalah bahwa si Ndopar tidak menelan setetes air pun selama perjalanan selain air hujan yang turun rintik-rintik. Dan dia juga tidak berhenti untuk istirahat. Faktor lainnya, perjalanan dilakukan di malam hari jam setengah sembilan sehabis sholat tarowih. Dan rekornya lagi, dia tidak melakukan persiapan untuk jalan kaki dari Gebang ke Bungurasih karena memang semua terjadi secara spontan.
Ceritanya janjian mau pulang bareng ke Nganjuk naik motor. Eee… malamnya ketika tak telfon, telfonnya mailbox terus. Berkali-kali kucoba tetep mailbox. Akhirnya saking jengkelnya, aku pun nyegat len RBK ke Bratang. Tapi ternyata nggak ada yang lewat lyn-nya. Hari memang sudah malam. Waktu itu juga belum ngetren HP. Wong seingatku hape 3315 (seperti hpku sekarang) harganya masih 1,5 juta. Dan temanku yang punya HP adalah mereka-mereka yang kaya-kaya.
Akhirnya, dengan tekad bulat, akupun berangkat ke Bratang jalan kaki. Sampai Bratang, ternyata belum ada bis yang berangkat. Atau jangan-jangan memang nggak ada bis yang berangkat sampai besok? Secara waktu itu udah jam setengah sepuluh malam. Oke, akhirnya aku buka peta. Di peta sih, jarak Bratang Bungur cuman sepanjang jempol ke telunjuk. Ah, deket kok! Jalan kaki aja!! (GOBLOK ndop!! Jenenge peta kuwi lak mesti enek skalane to Ndop?? Delengen skalane to le..le.. jarak sak jempol ke telunjuk iku 10 keloan bahkan lebih!
Ternyata suasana malam Surabaya sangat menyeramkan. Apalagi ketika aku melewati genteng-genteng jalan Prapen. Wuih.. horor bos!! Pueteng pol. Mangkakne aku sesekali mlayu mencari titik terang di ujung sana. Pokoke gak betah nek mlaku nang peteng-peteng. Peh, pas mlayu kuwi, tanganku sing tengen cenat-cenut gak karuan. Lawong piye to, tasku uabote. Kan kelekku kegeser-geser cangklongan tasku. Durung ditambah polusi Surabaya. Peh, jan soro tenan!! (awakmu hobby soro yo Ndop??) belum lagi uji mental ketika berpapasan dengan orang sekitar. Mereka selalu menghindar dariku. Soalnya di bayangan mereka, aku tak jauh dari yang namanya gelandangan. Maklum sih, rai kunyus-kunyus keling-keling ingah-ingih, blo’on, tolah-toleh, tas nggedebel sangat closely menyerupai gelandangan. Lha, nek pas petukan wong edan, aku rodo sedikit bangga. Mengapa? Karena mereka pada iri kali ketika melihatku. Hehehe… wong edan kok jakete ITS!!
Sebenarnya ada lyn yang menawari ke Mbratang tadi, tapi aku menolak, soalnya udah deket terminal Bratang. Nah, sama juga ketika mau ke Mbungur, sebenarnya juga ada bus yang menawariku, tapi kutolak karena memang sudah deket (padahal masih sejam perjalanan!), maklum, satu-satunya panduan jarak ya peta. Di peta kan keliatan deket. Dasar dangkal!
Singkat cerita, akhirnya sampai juga ke Mbungurasih. Setelah melewati beberapa ujian di antaranya, digoda WTS Bunderan Waru. Malahan aku juga sempet ketemu temenku yang tadi mau pulang bareng. Tapi dasar karena ada bis lewat di sampingku, aku pun kehilangan jejaknya. Untung otakku seperti MP3 player, jadi susah senang nyanyi. Mungkin aku sudah nyanyi 2 album selama perjalanan.
Aku naik bis Madiun, untungnya ada satu tempat kosong. Mungkin memang khusus buatku. Aku pun langsung terkulai kelelahan dan beberapa detik kemudian aku pun terlelap. Diiringi lagu tembang kenangan layaknya Teluk Bayur, Sepanjang Jalan Kenangan, dll.
Nah, kali ini, si Ndopar juga meraih rekor baru, yaitu tidak tidur lebih dari 36 jam. Sehingga rekornya terdahulu terlampaui oleh dirinya sendiri. Dan satu lagi rekornya, yaitu tidak mandi selama lebih dari 24 jam. Hebat ya???!!! (hebat apanya???? Bau, iya!). Alhasil, ketika mandi setelah 24 jam nggak mandi, rasanya dahsyat!! Hwademm…. Mungkin setelah mandi bobotku turun 2 kelo kali… huahahaha… :D
Tapi omong-omong, gara-gara nggak mandi, aku jadi bisa nyium bau badan asliku lo… setelah bertahun-tahun baunya parfum ituuu… terus… atau cologn yang ituuu… terus… akhirnya setelah tidak bergelut dengan wewangian, aku bisa merasakan alaminya bau tubuhku. Hihihi… dasar gila!!
———————–
jika Anda tidak bisa membuat orang lain tertawa, tebuslah dengan menjadi orang yang penuh perhatian.
-Harold Ross (1892-1951, wartawan AS)
ndop iki kancaku sing paling nyeleneh wis pokoke.. hehehe
ndak mandi 24 jam masih kalah sama rekorku ndop. aku kalo ndak salah ndak mandi 3×24 jam. kui pas loro nemen soale.
posting terakhirnya aR_eRos adalah: Akhirnya BBM Turun Harga