Klaiyen satu: Mas Ndop, pesen logo dong. Aku mau bikin logo untuk bisnis cateringku. Logonya ada gambar kartun wanita berhijab memegang rantang sambil senyum. Trus di bawahnya ditulis
Tadi iseng bikin logo untuk Nganjuk, karena logo Jogja yang katanya mirip tulisan Togua itu menuai banyak kritik. Nah, naitku sih pingin unjuk gigi kalau aku bisa bikin
Iya dong! Kampungan banget sih masih mau pakek bahasa jawa kalau berkomunikasi? Kalau lagi pacaran, ya pakek bahasa Indonesia dong, kalau pakek bahasa jawa itu kesannya ndeso, kampungan,
Mungkin aku sudah ribuan kali blogwalking dan entahlah kalau nemu kalimat “bukan bermaksud menggurui” di suatu postingan, tiba-tiba hatiku kayak tertusuk. Jiwaku goyang. Pikiranku kalut. Aku gak terima.
Akhirnya aku memutuskan untuk melepas casing, umm.. Maksudku bumper iPhoneku yg baru tiga hari aku pakek. Yang kayak gini.. Bumper alumunium merek Cross Line. Harganya 125 ribu. Beli
Buanyak sekali para blogger yg takut menyebut merek di postingannya, lalu menyembunyikan atau menyamarkannya dengan memberi tanda bintang (*). Misal Indom*e, Indos*t, Tosh*ba. Misalnya pas lagi cerita tentang
Banyak sekali orang-orang sok hebat di sana yang menyarankan agar kita tidak terjebak di dalam comfort zone alias zona nyaman. Menurut mereka, hidup ini terbagi dalam dua zona,
Sudah seminggu ini jam tidurku kebalik. Pagi tidur dan malam melek. Persis kayak kelelawar. Bedanya dengan kelelawar, kulitku gak item-item amat. Masih putihan aku lah ya sama Agnes