Menduniakan Madura: Pantai Nepa dan Hutan Keranya yg Misterius!

Cover postingan

KAWASAN KHUSUS MADURA di BANGKALAN

Setelah mengunjungi Jejak BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura) di Kaki Jembatan Suramadu di sisi Madura, kami melanjutkan perjalanan menuju kecamatan Klampis untuk mengunjungi Kawasan Khusus Madura (KKM).

Kawasan Khusus Madura

Kawasan Khusus Madura.
Di sini akan dibangun pelabuhan internasional!
Mantab kali!

Kami sampai ke KKM jam 2 siang. Di KKM yg masih berupa sawah perkebunan ini, nanti akan dibangun pelabuhan internasional loh! Keren banget yah madura ini! Iya dong!

Daerah yg ekonominya bagus dan maju, pasti didukung oleh sarana transportasinya yg lancar. Nah, dengan dibangunnya pelabuhan besar di sini, nantinya perkembangan ekonomi di madura akan lebih lancar lagi. Mau eksport atau import barang pun jadi mudah. Mau jual ini itu juga lebih mudah.

Di KKM yg seluas 600 hektar ini, selain akan dibangun pelabuhan bertaraf internasional, juga akan dibangun kawasan industri dan pergudangan sebagai pendukung pelabuhan Peti Kemas Tanjung Modung – Buluh Pandan. Jadi akan diperluas gitu tempatnya! Keren banget ini Madura!

Di KKM ini kami cuma mampir sebentar, soalnya harus segera mengejar sun set di pantai Nepa! Baiklah, ayok lanjut kak!

PANTAI NEPA di SAMPANG

Pukul 15.30 sore kami sudah sampai ke Kabupaten Sampang, letak pantai Nepa berada. Jadi dari Kabupaten Bangkalan ke Sampang kira-kira satu setengah jam.

Di sini kami akan menginap di homestay. Bukan hotel loh ya. Tapi menginap di rumah penduduk Sampang, Madura asli. Makan, mandi di sini juga.

homestay di Sampang

Tempat menginap di hari pertama
di Sampang.

Hidangannya juga pasti khas Madura. Bukan hidangan hotel lo ya. Memang panitia sengaja mengajak kami para blogger untuk berinteraksi dengan penduduk setempat. Supaya lebih akrab.

Bangkalan – Sampang saat itu lumayan panas cuacanya. Tapi temen-temen gak langsung mandi. Karena harus langsung berangkat menuju destinasi wisata #jejakBPWS lainnya, yaitu pantai Nepa!

Hanya jalan kaki selemparan kolor dari homestay, sampailah kami ke Pantai Nepa yg masih natural.

Jalan menuju nepa

Jalan setapak menuju pantai Nepa
Foto by: Kak Yuni

Pantai Nepa Sampang madura

Pantainya simpel dan asyik. Cocok buat main voli di sini!

Blogger Next Top Model

Blogger Next Top Model di Pantai Nepa

lompat di pantai Nepa

Jangan biarkan otot kendur!
Bebaskan jiwa ragamu! Melompatlah kawan!
*lalu anyang-anyangen*

Setelah puas berfoto-foto, kami melanjutkan ke destinasi wisata selanjutnya, yaitu Hutan Kera Nepa.

HUTAN KERA NEPA

Hutan Kera Nepa

Ini sebenarnya hutannya mengandung mistis gitu. Cuman kami pas ke sana tuh panitia gak cerita yg macam-macam dulu biar kami gak ketakutan. HAHAHA. Jadi kami ya santai aja masuk hutan yang penuh kera ini tanpa ada perasaan was-was dan aneh.

Memasuki pintu masuk, kami dihadang oleh kera-kera di sudut sana dan sini. Di atas sana juga ternyata banyak! Oh di atap pintu masuk juga ada! Di situ tuh!

Kera Nepa

Kera nepa 2

Keranya biasa aja kok.
Mana mistisnya sih, ndop?

Namanya hutan ya, tentu saja pepohonannya rimbun dan hijau. Apalagi ini musim hujan. Kera di sini kayaknya ramah deh. Okay santai saja. Maklum diriku agak takut kalau sama kera. Mending sama beruang aja daripada kera. Karena menurutku kera itu gerakannya gak bisa diprediksi.

kera nepa

Yang ini kayaknya baik deh!
Boleh dipegang gak kak ker?

Semakin ke dalam, ternyata para kera mendadak kayak yg ilang gitu. Trus sang pemandu bilang, ada tips khusus untuk memanggil kera-kera ini. Yaitu dengan membunyikan suara, “LO.. LALILOOOO” . Namun entahlah, mereka masih bersembunyi ternyata.

Yowislah ayok lanjut masuk ke dalam.

Blogger di hutan kera nepa

Blogger Indonesia di hutan Kera Nepa

Semakin ke dalam, kami menemukan bangunan semacam aula kecil tempat leye-leyeh gitu yg sudah retak. Juga ada berserakan ranting pepohonan yg patah.

What happen?

Ternyata baru ada angin puting beliung yang memporakporandakan hutan kera nepa ini. Yuuungalah, kasihan yaaa..

Aula di Hutan Kera Nepa

Habis ada angin puting beliung.
Jadi berantakan deh.

Semakin ke dalam, suasana semakin wingit. Semakin sintrun. Semakin mejik. Semakin creepy. Ada aura mistis yg lumayan kental di sini.

Ternyata di ujung perjalanan, ada pohon lumayan besar yang dicantoli banyak kain-kain. Entah itu kain buat apaan.

Setelah dijelasin, ternyata area itu adalah sebuah petilasan. Hmm..

Petilasan Hutan Kera Nepa

Petilasan di Hutan Kera Nepa

Di petilasan itu, kita bisa bernadzar. Kalau kita punya keinginan tertentu, bisa bernadzar di situ. Nanti kalau keinginan tercapai, kita harus balik lagi ke petilasan itu untuk berdoa. Bisa baca tahlil, atau surat yaasiin, atau apa aja sesuai agama masing-masing.

Petilasan closer looks.

Petilasan di Hutan Kera Nepa closer look
:takut:

Oh iya, letak Hutan Kera Nepa ini ya di Pantai Nepa tadi, tinggal jalan kaki bentar ke arah timur lalu belok kanan. Kalau belok kiri nyemplung ke laut soalnya. HAHAHA.

Setelah sampai ujung hutan yg berupa petilasan pohon dengan gombal-gombal ajaib warna-warni tadi, kami balik lagi. Dan ada kejadian lumayan menghebohkan!

Suasana memang sudah surup ya. Alias matahari sudah gak bersinar cerah lagi. Sore semakin habis. Dan tiba-tiba ada kera muncul lagi entah dari mana asalnya. Dia duduk manis.

Menyadari ada kera berpose, temen-temen tentu saja mengerumuninya sambil memotret. Diriku sudah selesai memotret. Lalu mencoba mendekati kera tersebut. Niatku sih pingin ngajak si kera berpose yg keren.

Ketika baru dua langkah mendekati si kera. Eh, si kera langsung mangap siap menggigit sambil mengejarku dengan super cepat!

Aku langsung super terkejut dan lari terbirit-birit, MBAK MUUUN TULUUUNG!!! ANAKMU DIGODAK KETEK IKI LOOOH!

Temen-temen yg lain pun ketakutan. HAHAHAHAH.

Kirain si kera bercanda, ternyata dia masih mengancamku (dan beberapa temen lain). Mengisyaratkan untuk jangan melewati area dia. OH MAE GOD! HELP MI!

Dan diam-diam aku baca tahlil lo teman-teman. Baca sholawat. Ayat kursi juga. Duh ndredeg banget aku! HAHAHAH.

And everything is going better akhirnya. Walaupun ada sedikit adegan si kera mengejar salah satu temen blogger. Lupa siapa. Hahaha. Yang jelas, semakin surup, kera-kera semakin bersembunyi lagi ke dalam hutan.

santai disik

Santai disik ndop.

kera nepa

Piye ndop? Jik wani nggudo aku?

AMPUN KAK KER. AMPUUUN!!!! :ampun:

———

Keluar dari hutan nepa, sebagian dari kami main-main di pantai dulu. Ada yg main manekin celens, ada yg main voli. Aku sih lebih haitek ya, aku rekam video time-lapse saja. Walaupun tripodnya pakai tanganku sendiri. HAHAHA.

Lalu karena bosan, aku duduk aja melihat temen-temen main voli.

Jam 5 sore lebih, kami kembali ke homestay untuk bersih-bersih. Karena antri banget. Aku dan Halim memutuskan untuk cari kamar mandi di luar homestay pas magrib. Mandi di Mesjid. Kamar mandinya dua. Pas ini!

Tiba-tiba listrik mati. Beberapa puluh menit kemudian menyala lagi. Aku ngobrol sama ibu-ibu penjaga masjid. Katanya di sini sering mati lampu. Bahkan bisa sampai berjam-jam. Duh, apakabar penggemar sinetron India malam-malam? HAHAHAH.

Tapi penduduk sini kayaknya gak begitu peduli akan televisi deh. Di homestayku kayaknya gak ada tivi. Kalaupun ada gak dinyalain tuh.

Ketika aku kembali ke homestay, makan malam khas Madura ternyata sudah disediakan. Hmm makanan apa ituuh..

makanan khas madura

Makanan khas madura!

Ada sayur daun kelor, ada sambal pencit, aneka macam hidangan ikan laut. Duh, enaknyaaa.. Lidahku mah doyan banget! Kenyang!

Habis makan, ketika kami leyeh-leyeh di teras rumah, ada anak kecil main gelut-gelutan. Becanda doang. Mereka adu gulat di atas pasir yg empuk. Keringetan. Kulitnya kileng-kileng.

Diriku mbatin, ini nak-kanak kecil gak dimarahi ibunya ya? Habis mandi kok kotor-kotoran di pasir? Kalau panuan gimana?

Udah ndop, gak usah ngurusin anak orang. Mereka lo, walaupun gak kaya, tapi hatinya bahagia! Gak kayak hidupmu ndop, bergelimang harta tapi hatimu gersang merana tanpa cinta! BHAHAHAHA. Duh, jangan curhat pliiiz.. Ntar dibully loh! HAHAHAH.

Jam setengah delapan malam, Bapak Haji Suud Ali, Klebun (Kepala Desa) Batioh, Kec. Banyuates, Kab. Sampang, bercerita tentang desanya tercinta.

Kepala Desa Batioh. Suud Ali

Kepala Desa (klebun) Batioh, Haji Suud Ali
Sedang bercerita seru tentang desanya.

Sibuk ngetwit

Sibuk ngetwit buat bahan postingan! Haha
Maap, aurotku ke mana-mana. Hahaha.

Walaupun Sampang itu termasuk kabupaten termiskin di Jawa Timur, namun sebenanya banyak potensi di sini.

Tahu semangka kuning khan? Nah, ternyata di desa Batioh sini lah awal mula semangka kuning itu tumbuh! Tinggal dibantu meningkatkan pemasarannya, saya yakin pertanian semangka kuning akan jadi komoditas unggul desa Batioh ini.

Trus pantai Nepa di atas ituh indah loh! Tinggal dipoles dikit. Dibersihin dikit. Dikasih fasilitas toilet, persewaan ban, naik perahu, apa lagi ya? Payung-payung berteduh plus penjual es kelapa muda? Masuk tuh! Ya pokoknya standar pantai lainnya gitu, saya yakin akan bisa menarik banyak wisatawan untuk datang!

Keberadaan wisatawan itu penting loh, akan bisa menaikkan ekonomi warga sekitar. Bisa dari penginapan (homestay), penjual makanan, dan lain-lain. Tinggal dikasih penyuluhan dikit.

Pentingnya menjaga kebersihan pantai juga harus lebih digalakkan lagi nih. Aku selama di sana, menemukan dua ranjau darat berbentuk es krim kon. Bentuknya sih indah banget ya. Tapi baunya.. Iya kalian pasti tahu apaan itu. Iyaaa.. eek. HAHAHHA.

Lalu juga nemu sampah plastik di sana sini. Gak banyak sih. Kalau intensif dibersihkan tiap hari, ini pantai Nepa bisa jadi pantai andalan Kabupaten Sampang! Dan jangan miskin lagi pliiiz. Penduduk Sampang kamu bisa bangkit kok! Sing penting yaqin!

————-

Paginya, aku jalan kaki sama temen-temen lainnya menikmati sun rise di pantai Nepa. Karena langit ternyata berkabut, walhasil pantai Nepa menghadirkan pemandangan langit berwarna soft kayak kapas.

Virmansyah mengajak beberapa anak untuk menuju ujung pantai Nepa di sebelah barat. Perjalanan ditempuh selama setengah jam. Maklum sambil becanda-canda. Hahaha.

Pemandangan di ujung pantai Nepa ternyata bagus looh. Jadi ada daratan selebar 3 meteran yg menuju tengah laut gitu. Kayaknya sih buatan ya ini. Soalnya bebatuannya seperti ditata rapi.

Lihatlah foto-foto ini:

Nepa Beach

Pantai Nepa dengan sedikit editing.
Maka BOOM!
Didapatkan foto yg cyantique!

foto refleksi

Ada genangan air di seberang pantai.
Cyantique juga buat foto refleksi begini!

Ujung pantai nepa

Bebatuan berwarna keemasan
ditata rapi menuju ke tengah laut

ujung pantai nepa

Ranting-ranting pohon dan sampah
kalau dibersihin bisa menambah keindahan pantai Nepa.

Pantai Nepa in Instan camera

Kamera instanku beraksi!
Cyantik juga hasilnya!

Oh iya, ada yg kelupaan. Aku belum cerita tentang kemistisan Hutan Kera Nepa loh.

Jadi, kera di sana gak selalu muncul. Harus dipanggil dulu sama juru kunci dengan mantra tertentu. Dan kata mas Wahyu Alam, kami beruntung banget pas ke sana, keranya pas muncul. Banyak banget pula! Soalnya di hari biasa, kita akan sulit menemukan kera-kera sebanyak ituh.

Trus ternyata hutan di kiri dan hutan di kanan itu punya kera masing-masing. Jadi kera yg hidup di hutan sisi kiri gak akan masuk ke hutan sisi kanan. Mereka punya daerah kekuasaan masing-masing. Katanya kalau ada kera yg melanggar “aturan tak tertulis” itu (yang konon dibatasi oleh sepatok kayu), si kera gak akan bisa balik lagi! Ngeri yaaa..

Eh, iya, Nepa itu sebenanya berasal dari nama pohon, yaitu pohon nipah. Dan di daerah Nepa inilah, Raden Segoro tinggal bersama ibunya, yg seorang putri raja. Dan konon merekalah manusia pertama di Madura.

Dan kera-kera itu sodara-sodara, menurut cerita rakyat, mereka bukan kera biasa. Tapi mereka adalah para prajurit yg dikutuk oleh Raden Segoro menjadi kera karena melanggar peraturan yg ditetapkan Raden Segoro. Ngeri ya.

Dan petilasan di atas, sebagai bukti bahwa Raden Segoro pernah tinggal di sini bersama ibunya. Mereka berdua kemudian meninggalkan tempat itu (Nepa) dan pergi ke negeri siluman, negeri sang ayah dari Raden Segoro.

WOW! WOW! WOOOW!

————–

Back to story..

Ternyata menurut grup watsap, sarapan sudah dihidangkan. Kami harus segera balik ke homestay untuk sarapan. Lalu mandi. Lalu mengunjungi destinasi wisata lainnya. Masih banyak lo broh! Ini masih day 1. Padahal masih ada day 2,3, dan 4! Hahaha.

So, stay tune di dzofar.com ya…

Seperti biasa, ada VLOG yg wajib kalian tonton:

BONUS FOTO:

selfie nepa

Selfie di Pantai Nepa

Selfie with ehm ehm

Kak Pardi mengganggu kemesraan kita aja nih!
HAHAHAHA.

Selfie di Nepa

Bersama tim hura-hura #MenduniakanMadura

Bersambung…

66 Comments

Komen yuk kak!