Semangat Olah Raga Gara-gara Endomondo

Endomondo itu nama aplikasi di iOS dan Android. Aku baru tau setelah mas Jarwadi komen di blogku di postingan tentang sepedahan bareng iPhone. Aku langsung download dong malamnya. Dan besok paginya langsung cobain tuh aplikasi.

Setelah register seperti aplikasi sosial media lainnya, trus mengubah jenis olahraganya menjadi cycling transport dari defaultnya yang olahraga lari, langsung diriku meluncur menggelinding menggunakan Nduk Minahku.

Cara mengoperasikan aplikasinya gampang. Cuma ada tombol segitiga (start) doang. Dan satu lagi tombol angka sepuluh, yang artinya ada hitungan sepuluh untuk start. Kalau udah jalan, akan ada tombol dua garis vertikal (pause), dan tombol kotak (stop). Udah deh, gampang banget. Kayak muter MP3.

tampilan endomondo sebelum start

Aplikasinya yuzer frendli kok.
Gak perlu mikir rumit-rumit.
Tinggal lihat tampilannya, udah langsung paham.

Ada syaratnya kalau pakek aplikasi ini. Untuk gejet iOS, wajib mengaktifkan Background App Refresh, biar pas hape dalam keadaan standby, aplikasinya tetep berjalan. Trus harus mengaktifkan GPS alias Location Services biar jejak lokasi kita diikuti oleh mapsnya berupa garis biru. Dan syarat wajib lainnya tentu saja koneksi internet.

Pagi itu, tujuan utamaku sebenarnya mau sepedahan ke Jalan Surabaya di Sukomoro Nganjuk sana. Mau ngecek di mana letak toko yang menjual kursi kantor yang bisa muter-muter ituh.

Walaupun akhirnya daku tidak menemukan tokonya, tapi nggak papa, soalnya tujuan selanjutnya adalah ngetes aplikasinya. Jadi nggak kecewa-kecewa amat.

Satu jam berlalu, sampe juga aku ke rumah. Lokasinya emang jauh. Sekitar 18 kilometer pulang pergi. Haha. Lumayan lah olahraga paginya. Dan inilah data hasil testing perdana aplikasi Endomondo sepedahan pagi itu..

track endomondo

Datanya lengkap sak kalori-kalorinya pula!

Di perjalanan pulang, aku sempet menjepret pepohonan di depan SMP 1 Nganjuk.

pepohonan depan SMP 1 Nganjuk

Lagi suka foto simetris model beginian

Siangnya, diriku beli gado-gado di Jarakan Nganjuk. Pingin tahu berapa jaraknya dari rumah. Trus berapa kalori yg terbuang selama perjalanan. Inilah hasil yg tercatat di aplikasi Endomondo:

data Endomondo beli Gado gado

Ternyata ini yang bikin aku kurus. Kebanyakan sepedahan!

Lumayan lah ya, 100 kalori terbuang untuk transportasi. Sehari kita rata-rata menghabiskan 1500 kalori, sementara hal itu bisa tercukupi dengan dua piring nasi goreng.

Berati kalau mau kurus itu gampang, sepedahan aja dua kali sehari buat beli nasi goreng yang jaraknya lebih jauh dari beli gado-gado di atas. Iya, di sini penjual nasi goreng yg enak letaknya agak jauuuh dari rumah. Mungkin sekitar 5 kilo pulang pergi.

Kalau makanan ini, berapa kalori ya?

lontong kikil dan es campur

Biasanya kalau habis makan lontong kikil
dan es campur yang beribu-ribu kalori begini,
Diriku hanya makan dua kali sehari.
Makanya tetep kurus!

Minggunya, diriku mencoba mencatat berapa jarak sepedahanku ke Kuncir Nganjuk plus data-data lengkapnya. Sekaligus pingin mengalahkan rekorku perdana yg mencapai 18 kilometer di atas.

Sebelum berangkat, aku tiduran sebentar untuk ngeces batre hapeku yang sudah merah di bawah 10% supaya cukup buat sepedahan nanti. Maklum aplikasi ini menghabiskan banyak batre. Karena koneksi internet 3G dan GPS menyala bebarengan. Ketika standby pun dia tetep jalan. Jadi perlu batre minimal terisi 50 persen.

Setelah 54 persen, aku nekat berangkat, semoga batre gak habis ketika perjalanan. Soalnya perjalanan kali ini lebih lama dibanding yg pertama.

Setelah 43 menit, sampelah ke kali Kuncir. Ternyata jaraknya cuma 12 kilometer dari rumahku. Aku pause aplikasinya, biar waktunya gak berjalan, sekaligus menghemat batre. Foto-foto sebentar situasi sekitar:

Pemandangan gunung Wilis

The Beautiful Nganjuk!

Turun yuk. Aplikasi Endomondo aku play lagi.

Mampir nasi pecel Berbek seperti biasanya. Laper soalnya belum sarapan. Setiap berhenti, aplikasinya aku pause biar gak kerecord terus.

Pinginnya sih melewati jalan yg sama ketika berangkat tadi, tapi nanti bentuk track perjalanannya gak indah, karena cuma berupa garis doang. Makanya diriku pun belok ke timur, yang artinya menjauh dari arah pulang.

SEMUA DEMI BENTUK TRACK YG INDAH!!!

Hahahaha.. Otomatis diriku harus berlelah-lelah ria dong ya.. Nggak papa lah, kalau berlelah-lelahnya dapat pemandangan bagus kayak di bawah ini:

Candi Lor Nganjuk dari jauh

Candi Lor Nganjuk, dilihat dari kejauhan

Candi Lor Nganjuk dari dekat

Candi Lor dilihat dari dekat

Akar Pohon Candi Lor

Akar pohon yang menempel di Candi Lor.

Keren banget khan?

Jadi aku mampir di Candi Lor di Nganjuk. Masuk sini gak bayar kok, wong letaknya di pinggir jalan. Dan nggak ada yg mengunjungi, kecuali aku doang. Walhasil acara moto-motoku jadi bebas tanpa hambatan.

Yuk, kita pulang.. Eh, mampir di Toko Laris Manis buat beli apel satu buah seharga 9 ribuan.

Sampe rumah, aku stop aplikasi Endomondonya. Dan inilah hasilnya:

Track record Endomondo ke Kuncir Nganjuk

Wow, ternyata aku mengalahkan rekorku sendiri, 26 kilometer!

Dan besok-besok aku jadi tertantang untuk mengalahkan rekorku yang ini. Besok-besoknya lagi, mungkin mau coba olahraga lari. Dan akan mengalahkan rekor-rekorku sendiri juga. Waaah, aku jadi keren gini ya, suka olah raga!

Yuk, pada install aplikasi ini.. Biar kita gak duduk-duduk aja mainin gejetnya, tapi sambil olah raga.. Supaya sehat gitu..

57 Comments

Leave a Reply to ekoCancel reply