Gak Usah Pakek Judul

Kemarin, gambar yg aku upload di facebook, sempet heboh menuai banyak komentar. Sekarang gambar itu sudah aku “only me” biar gak semakin “besar”. Karena memang itu emosi sesaat yg gak perlu dibesar-besarkan.

Jadi kasus sebenarnya adalah..

Aku dapat job vector real kira-kira seminggu yang lalu. Baru aku kerjakan dua hari kemarin sesuai antrian. Orangnya mesen 4 wajah. Semua dibuat vector real.

FYI, vector real itu vector yang memerlukan kesabaran dan ketlatenan super tinggi sehingga hasilnya lebih halus dibanding vector kartun. Dan konon, menggambar vector real perlu stamina kesabaran yang bagus.

Biasanya aku sehari bisa menggambar satu vector real saja. Bikin dua juga pernah. Tapi kelelahan banget! Habis nggambar bisa langsung bad mood karena kesabaran “sudah habis” tercurahkan di “pekerjaan”. Mungkin inilah sebabnya di Jakarta orang gampang emosi? Karena kesabarannaya habis di perjalanan, macet?

Nah, sehari bikin dua aja sudah bikin bad mood. Apalagi ini bikin tiga!

Iya bro, diriku nekat bikin 3 vector real dalam sehari. Aku lembur dari jam 6 sore sampe jam 7 pagi! 13 jam! Sudah melebihi jam kerja kantoran khan ya?

Kesabaran sudah super duper saya kuras di pekerjaan. Walhasil setelah itu aku jelas akan gampang emosian. Harus tidur dulu untuk memulihkannya.

Parahnya, ketiga gambar yg aku buat itu aku sendiri tidak puas sama hasilnya! Karena foto aslinya kurang bisa diajak berkompromi untuk menghasilkan karya yg bagus. Salah satu foto aslinya terlalu flat pencahayaannya. Aku stress!

Walhasil di pembuatan vector real ketiga (vector real pertama menurut saya sudah sukses. Yang kedua sedikit sukses), aku sudah kelelahan. Dan kerjaku pun “asal-asalan” jadi. Demi deadline yg mengejar.

Sebenarnya aku sudah bilang ke klien kalau waktu pembuatannya 3 hari, tapi klien minta cepet. Walhasil aku kasih 2 hari selesai. Tumben aku ngalah sama klien. Tapi gara-gara itu aku malah “menyiksa” diri. Gak bisa ngerjain job dengan santai. Hasilnya jadi gak maksimal.

Foto sendiri-sendiri itu minta digabungin jadi satu keluarga. Dan di salah satu foto, foto ibu, klien meminta saya untuk mengeditnya seperti make up. Dan aku iya-iyain aja soalnya pas proses nego aku lagi lumayan sibuk sama job bejibun.

Tak disangka, aku baru sadar kalau vector real itu gak bisa diapa-apain lagi. Kalau vector kartun, manipulasi bisa dilakukan karena toh tampak seperti kartun. Kalau vector real khan harus real. Sama kayak foto aslinya. Lha kalau foto aslinya minta diedit menjadi sesuatu yg lain, misalnya ditambah make up tadi, ya susahnya minta ampun. Soalnya aku gak ada basic illustrator, alias nggak bisa menggambar tanpa ada contoh.

Walhasil, aku pun nggak bisa ngasih make up di wajah. Aku cuek aja. Sambil harap-harap cemas sih. Haha.

Aku baru shock ketika salah satu foto, foto anak cewek, kepalanya kepotong sampai kening. Dan aku harus “mengarang” kepala bagian atasnya. Kalau vector kartun masih bisa. Lha ini vector real! Harus tampak real. Waduh. Endingnya? Aku gambar apa adanya dengan kepala terpotong dari kening ke atas.

Karena foto asli berkepala terpotong itulah, aku lapor ke klienku kalau aku nggak bisa menggabungkan foto mereka jadi satu kesatuan. Yang bisa aku lakukan adalah mengirim filenya satu-satu. Jadi ada 4 karya yg nanti aku kirimkan. Aku sertakan attachment di email berupa screenshot corel draw biar klienku bisa lihat what I’ve done so far

Lalu aku matiin komputer. Leyeh-leyeh sambil main aiped di kasur sepringbed yg setelah aku pikir-pikir, kok gak senyaman kasur kapuk?

Ada email balasan. Klien menjawab gak papa. Tapi ada tambahan, katanya istrinya gak sreg sama hasil semua vector yg sudah aku buat. Aku shock. Masa sih semuanya “jelek”? Waduh.

Aku cek sekali lagi, lalu aku bandingkan dengan karyaku sebelum-sebelumnya. Nggak ada perbedaan siknifikan kok. Kualitasku belum menurun meskipun sudah lelah.

Sebelum aku membalas emailnya, klien menambahkan lagi, dia minta warna kulitnya dibikin elegan kayak Mariah Carey atau Taeyoen..

taeyeon mariah

Mintanya kayak ini :neutral:

Klien menambahkan, kalau muka dia minta dikuruskan dan foto anaknya yg cewek jangan kayak kartun begitu.

Lalu aku balas deh. Intinya aku gak bisa memenuhi permintaan yg tidak sesuai dengan foto aslinya. Trus masalah muka anaknya yg kayak kartun, aku no comment deh. Menurutku gak masalah. Jadi ini memang murni perbedaan selera.

Karena aku merasa nggak enak. Maka aku pun kembalikan duit klien 100 persen. Kerja 13 jam gak dibayar nggak masalah. Daripada engkel-engkelan yg bikin bad mood dan gak produktif.

Entahlah, setelah refund duit ituh, aku lega. Aku bisa memulai mengerjakan job yang lain tanpa perasaan dongkol yg mengganjal. Setelah aku curhat sama temen, ternyata refund itu justru bagus demi harga diri. Jangan biarkan klien menanggung rugi dan menyesal karena ketidakmaksimalan pekerjaan kita.

Mungkin saatnya aku istirahat lebih lama. Agar ritme hidupku kembali seperti semula. Udah 5 bulan gak liburan jauh. Gara-gara punya aiped, liburan jadi gak sempet. Pikiran mampet. Semua jadi ribet. Ah, sepet!

69 Comments

Leave a Reply to ndopCancel reply